Bagian 7 : Langkah

158 6 0
                                    

Mengajari Tanpa Menggurui,

Dan Mengingatkan Tanpa Menghakimi

"Assalamualaikum..."

"Iya, Waalaikumsalam"

Terdengar suara ketukan dari pintu kosan Annalies ketika ia sedang menikmati mimpinya yang indah. Anna pun bergegas mencuci mukanya, lalu membukakan pintu. Ternyata ia kaget yang datang adalah Pak Jun, ketua camat bangunan Rumah Kata berdiri.

"Ada apa ya pak Jun...?"

"Begini Dik Anna, untuk pengajaran kira-kira apa yang bisa saya bantu? Apa perlu saya menyiapkan beberapa orang guru untuk membantu Dik Anna..?"

"Wah, saya sangat berterimakasih sekali kalau Bapak menyediakan beberapa orang guru untuk membantu saya. Saya rasa, itu sangat membantu kami sebagai pengajar. Tapi pak, kita tidak bisa menyediakan upah untuk guru-guru. Rumah Kata bergerak dengan hati. Kami pun disini dikumpulkan oleh satu visi misi. Bagaimana, Pak?"

Ternyata pak Jun menemui Anna untuk membahas permasalahan disana. Ada beberapa guru di lingkungan tersebut mengetahui akan didirikannya tempat belajar. Pak Jun bilang kalau beberapa mereka hanya kecemburuan sosial lantaran tidak ada pemberitahuan ajakan kepada guru-guru setempat. Mereka berkata kepada Pak Jun, "Lalu, untuk apa peran kami sebagai guru?".

Ternyata, dulu di lingkungan daerah tersebut pernah didirikan sebuah bangunan sekolah. Nahasnya, sekolah dan rumah setempat itu terkena gusuran karena pembangunan apartemen.

Anna tidak bisa memutuskan sebelah pihak tanpa Bara. Ia harus membicarakannya terlebih dahulu dengan anggotanya. Kemudian ia menghubungi Bara dan memberitahu hal pak Jun sampaikan.

Setibanya Bara di tempat, mereka bersama anggota memusyawarahkan baiknya seperti apa. Namun, Bara menanggapinya itu hal yang biasa. Bara mengusulkan untuk membuat sebuah reuni untuk para guru yang pernah mengajar di sekolah itu. Ia menginginkan acara reuni tersebut tidak mengganggu proses belajar. Alhasil, ia memutuskan untuk melakukan pengajaran terlebih dahulu untuk melihat respon guru-guru tersebut.

Semua anggota pun menyetujui atas keputusan Bara. Kemudian, ia mengingatkan kepada Annalies dan anggota kalau beberapa hari lagi mereka akan memulai proses belajar. Bara ingin mereka fokus terhadap satu hal terlebih dahulu. Karena setiap masalah yang hadir, anggaplah sebuah tantangan.

"Apabila kita bisa melewati tantangan, Artinya kita sudah berhasil menjawab proses kehidupan yang tanda tanya ini". jelas Bara.

*****

Hari pertama pengajaran pun dimulai. Annalies dan anggota tidak sabar untuk berjumpa dengan Sumba, Adrian, dan adik-adik yang lain. Terutama, ia ingin sekali berjumpa dengan Inerie. Annalies pun bergegas sholat subuh, lalu kemudian mandi. Selesai bersiap-siap, Anna dan teman-teman yang lain melakukan briefing sebelum berangkat.

Anna memberi saran kalau langkah pertama ini adalah perkenalan. Adik-adik itu wajib tahu nama, tempat tinggal, dan profesi. Bahkan Anna ingin menambahkan saat pengenalan, pengajar wajib memberikan motivasi untuk apa mereka datang kepada adik-adik itu. Bagaimana hati bergerak, itu yang harus mereka sampaikan. Selesai packing , sebelum petualangan ide gila dimulai, tidak lupa Anna dan anggota berdoa agar tidak ada halangan sedikit pun.

Sesampainya dilokasi, Anna dan anggota pun kaget ternyata mereka datang lebih pagi. Sambil menunggu adik-adik, mereka melakukan bersih-bersih ruangan. Sudah berjam-jam mereka menunggu datangnya adik-adik, namun tidak satupun yang hadir.

Bahasa Dua Mata : Destinasi RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang