5

1 0 0
                                    

Hari-hari berikutnya tama semakin hari makin ngeselin dan setiap aku berbicara dengan dia seperti orang yang mau naik darah. OMG kenapa harus ketemu sama orang kayak gitu coba?

hari demi hari, karena aku sering berantem dengan tama aku menjadi lumayan akrab sama dia. waktu itu anak cowok teman-teman dia pada mencukur habis rambutnya sampai botak dan botak 2cm katanya sih ya 2 cm. dan setelah aku melihat teman-teman nya aku merasa kayak berada didekat cilok-cilok raksasa ya hihihi ga deng bercanda. tadi nya kau fikir tama tidak botak karena beberapa hari kebelakang dia dirawat dirumah sakit dan rencana akan di operasi usus buntu. dan tentu saja aku merasa kasihan karena sejahat-jahatnya tama dia tetap teman sekelas ku. tapi aku dibuat terkejut oleh nya sebab dia masuk sekolah dengan kepalanya yang sudah botak, dan aku langsung berkata kepada balqis

"qis, kok si tama udah masuk kelas? emang nya dia udah operasi? malah dia botak lagi haha" tanya ku dengan nada yang sedikit ketawa

"gatau juga" jawab balqis dengan heran

lalu tama menghampiri ku dan memberi surat sakit nya

"nih surat gua" katanya

"iya. ko cepet banget si tama perasaan baru masuk kemari ke rumah sakit, sekarang udah sekolah aja" tanya ku sambil membaca surat sakitnya

"diundur operasinnya, soal nya dokter nya gaada" jawab nya sambil merampas kipas yang ada di tangan ku

aku hanya menganggukan kepala sambil memanang kipas milik ku yang dia pegang untuk menggaruk garuk kepala nya yang botak

"ih jorok banget si, masa kipas gua buat garuk-garuk kepala lu yang botak" kata ku

"kepala gua gatel gara-gara botak" jawab nya sambil lanjut menggaruk kepalanya

lalu aku hanya menggeleng-gelengkan kepala ku karena heran dengan sikap dia.

setiap hari dia mengganggu aku dengan hal-hal yang sangat menyebalkan sekali. aku selau bertengkar dengan dia setiap hari. tapi mendengar kabar katanya tama lagi deket dengan teman ku, tentu saja aku langsung menjauh untuk menghindari gosip yang tidak-tidak. beberapa hari kemudian aku mendengar lagi kabar bahwa dia putus dengan pacarnya yang sudah berpacaran selama 3 tahun. aku berhenti menulis dan terdiam seketika dan yang ada di pikiran ku adalah dia ini playboy bukan sih? pertanyaan itu mengelilingi kepala ku yang membuat aku langsung bertanya kepada nya yang lagi duduk menyalin jawaban temannya dibelakang sendirian

"woi nyontek mulu" kata ku basa-basi

"biarin lah suka-suka" jawab nya

dan aku langsung ketujuan nya aku mendatangi dia

"gua denger-denger lu putus sama pacar lu ya?" tanya aku yang sekalian melihat sekeliling

"iya ko lu tau? gua udah pacaran sama dia 3 tahun" jawab nya yang menoleh ke arah ku dan memberhentkan menulis nya

"wow, iya 3 tahun? berarti udah lama dong?" tanya ku penasaraan

"udah lah udah lama. dari gua kelas 6 sd coba bayangin" jawab nya lagi

"gila 6 sd, trus kenapa lu putus? kan sayang udah lama pacaran trus putus" kata ku kemudian

tama hanya diam layak nya orang yang sedang memikir jawaban yang akan dia kasih tau

"jangan-jangan lu putus gara-gara lu bosen ya?" kata ku lagi setelah diam beberapa saat

"iya lah bosen, udah 3 tahun" jawab nya lagi

"cuma gara-gara bosen lu ninggalin dia? woi itu cewek. jangan-jangan lu lagi yang mutusin?" kata ku lagi dengan nada yang cukup keras, tapi untung tidak ada yang mendengarnya karena suasana kelas sedang tidak kondusif karena guru yang mengajar tidak masuk kleas

"iya lah kenapa emang gua yang mutusin" jawab nya

lalu aku pergi tanpa menjawab omongannya tama sambil memndang heran dia dan berjalan mundur

Benci (Benar-benar cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang