"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar kepada orang-orang yang sabar,"(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 155)
"Pernah ada suatu kejadian yang buat hati mas terketuk. Kau tahu, Fa? Mas tak pernah melupakan kejadian itu sampai sekarang. Saat kau baru menikah dengan mas, rasanya mas ingin langsung berbagi pengalaman mas padamu. Namun, Allah mengulurnya dulu, Allah menyiapkan waktu terbaik agar mas bisa berbincang dengan baik padamu."
Asfa memerhatikan Nazmal dengan seksama. Baru saja lelaki itu menunaikan shalat berjama'ah di masjid, Nazmal langsung mengajak Asfa bercengkrama saat Asfa pun habis shalat isya. Mereka duduk di ujung kasur sementara Asfa masih mengenakan mukenanya dan Nazmal masih mengenakan sarung juga pecinya.
Asfa menarik tangan Nazmal, ia menggenggamnya dengan rasa cinta. Melihat Nazmal rasanya tentram dan menenangkan, jika Asfa diberi pilihan hidup kaya tapi tak bersama kekasihnya atau hidup tak bercukupan namun dengan kekasihnya, ia akan memilih point kedua. Nazmal adalah kekasihnya yang tak bisa digantikan. Lebih baik kehilangan seluruh hartanya daripada harus kehilangan Nazmal.
Asfa memandang Nazmal dengan berbinar. "Apa, mas? Kejadian apa yang membuatmu tak bisa melupakan hal itu?"
Nazmal menggenggam erat tangan Asfa. "Saat mas umur 21 tahun, saat mas liburan dari perkuliahan, mas pulang ke Jakarta. Saat liburan itu pula adalah saat di mana mas ketemu sama kamu, tapi ada yang buat mas ingat lebih dari bertemu denganmu di majelis itu. Saat itu mas sedang membenarkan motor di bengkel, dan kau tahu, Fa? Mas bertemu ayahmu, di situ mas enggak tahu itu almarhum ayahmu.
Mas santai-santai aja, terus tiba-tiba pas orang yang ngebenerin motor mas, dia bilang gini, 'udah punya calon, kang?' ini seriusan dia nanya gitu. Mas kaget dong tiba-tiba dia ngomong gitu, terus mas jawab cengengesan, 'hehe belum bang.' Dia malah senyum, terus ngelirik ke ayah kamu sambil ngomong pakai bahasa sunda yang di mana mas sendiri aja enggak ngerti, 'Pak, tah aya bujangan kasep anakna pak RT. Enggeus teh kasep bageur deui, cenah pak Yusuf keur milarian bujangan jeung parawan-parawanna.'
Di situ mas diem, enggak tahu apa yang diomongin orang itu, secara mas kan orang Jawa dan kurang ngerti bahasa Sunda. Terus ayah kamu yang kayaknya kenal sama orang itu malah ketawa, beliau ngomong gini, 'Oh iyeu teh anakna pak RT? Pantes atuh kasep, atuh kajeun deuh mun rek ngalamar anak bapak gek, komo tah si Asfa mah kudu milarian nu shaleh, budakna pan kitu si Asfa mah.'
Mas masih diem, terus mereka malah ketawa sambil ngeliatin mas. Yang buat mas inget tuh beliau bawa-bawa nama kamu, Fa, beliau buat pikiran mas mikirin bahasa sunda yang harus mas terjemahin ke temen mas yang orang sunda. Pas mas tahu arti bahasa sunda itu, mas jadi ke inget kalau mas itu enggak seshaleh yang beliau kira. Mas jauh dari kata shaleh, Fa. Mas malu saat ayahmu malah berharap kamu mendapatkan orang shaleh, namun mas enggak seperti yang ayah kamu kira."
KAMU SEDANG MEMBACA
Izinkan Aku Memilikimu 2
Spiritual"Madinah bukan hanya kota dengan tanah yang suci, tapi ia telah menjadi saksi akan bayangan dirimu yang muncul di dunia baruku." ===================================== Setelah kejadian Gerakan Tanpa Tuhan atau lebih yang dikenal dengan GTT, yang memp...