enam

6.8K 262 0
                                    

Seakan kesedihan dan menceritakaan ku masih kurang. Setelah ibu pergi, Ayah sering keluar rumah, dan baru pulang dalam keadaan mabuk berat. Kejadian itu berlangsung cukup lama, hingga aku pun, rasanya sudah lelah untuk menasehati ataupun memarahinya.

Hingga, di suatu malam. Seperti biasa, Ayah tak ada di rumah. Akupun tak ambil pusing, sebab, Ayah selalu pulang kembali, meski dalam keadaan mabuk dan merancau tak jelas sekalipun.
Tapi, hingga pagi menjelang, Ayah tak kunjung pulang juga.

Bencana kembali menghempaskanku ke jurang yang lebih dalam. Tatkala aku menerima kabar dari kantor polisi, bahwa Ayah ku di temukan dalam keadaan tak bernyawa di pinggir jalan. Dan setelah di periksa oleh pihak Rumah Sakit, Ayahku ternyata mati karena pemakaian obat yang berlebihan. Ya, over dosis. Aku tak tau, itu sengaja atau apa. Yang pasti, Tuhan kembali mengambil harta berhargaku.

Seminggu setelah kepergian Ayah. Aku kembali di kejutkan dengan kedatangan para dekolektor yang menagih hutang-hutang Ayah untuk pengobatan ibu, kehidupanku, juga kegilaannya akibat di tinggal ibu.

Sedih? Kecewa? Marah? Tentu saja. Bahkan rasanya, aku hampir gila dan putus asa. Aku tak pernah menyangka, surga yang dulu kurasa, dalam sekejab menjelma menjadi neraka.

Rasanya aku ingin mati saja, sungguh, aku tak bisa menghadapi kenyataan demi kenyataan yang semakin menghempaskanku ke jurang penderitaan.

Jika saja, jika saja perusahaan Ayah tidak bangkrut, jika saja orang itu tak mengambil perusahaaan Ayah. Mungkin keluargaku tidak hancur seperti ini.

Dan ya, ada seseorang yang sengaja merusak dan mengambil alih perusahaan Ayah.
Ayah memang tak pernah menceritakan hal itu padaku, juga ibu. Namun, salah seorang rekan kerja Ayah, datang ke pemakaman Ayah waktu itu. Menceritakan dengan jelas dan rinci, dari awal hingga akhir, semua yang terjadi pada Ayah yang sama sekali tak ku ketahui.

Dan aku bersumpah, orang itu akan membayar semua penderitaan ku dan keluargaku berkali-kali lipat, dibanding apa yang kurasakan sejauh ini.

"Hey kau, jangan melamun. Cepat antarkan minuman ini" teriak seseorang, membuyarkan segala lamunanku.

Aku mengusap air mataku kasar, sudah cukup. Terlalu banya air mata yang selama ini aku keluarkan. Meratapi nasib tak akan membuat merubah segalanya ataupun menyelesaikan masalah yang kini ku alami.
Saat ini, aku hanya perlu bangkit, bangkit dari segala keterpurukan yang selama ini menimpaku.

Dengan bekerja di club malam? Aku meringis mengingat hal itu.

Tapi tak apa. Sedikit pengorbanan demi mencapai tujuan, rasanya tidak terlalu buruk. Meski itu harga diriku sendiri, yang pasti, dendam dan penderitaanku sebentar lagi akan lunas.

Ya, aku harus yakin, semua itu akan di bayar lunas malam ini, juga!!

TBC~

SISI YANG BERBEDA - myg(nc+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang