Part 21 PERJALANAN (1)

295 7 2
                                    

Pikiran yang terlintas saat itu hanya "cepet dapet kerja, apapun kerjaannya yang penting halal". Cuma itu yang terlintas di pikiran setiap bangun pagi sampai mau tidur. Setelah menyelesaikan semua berkas-berkas revisi pendadaran (posisi itu bulan mei) dan tinggal nunggu wisuda bulan september, mulai fokus ke arah pencarian kerja. 

Pada saat itu tidak terpikir hal-hal lain, tiap bangun pagi yang dibuka sosmed buat nyari lowongan kerja terbaru, mulai dari Instagram, Twitter, Website, dan apapun itu yang sekiranya ada lowongan kerjanya. Hampir tiap hari masukin lowongan kerja lewat online seperti; email, jobstreet, urbanhire, jobs.id, dan masih banyak situs-situs jasa penyedia lowongan kerja, sampai khatam kayaknya. Daftar mulai dari kota Yogyakarta, Semarang, Solo, sampai Jakarta, berharap ada yang nyantol satu, minimal buat psikotes atau wawancara. 

Pada saat itu juga pikiran yang fokus, obsesi yang tinggi, tapi juga diiringi rasa hopeless yang semakin melanda. Pikiran campur aduk, antara khawatir gak dapet kerja, gak enak minta duit terus sama ortu, gak punya duit, gak bisa main sama temen-temen dan pikiran-pikiran lain yang mulai menghantui. Yah perasaan-perasaan itu juga yang mendorongku mulai sharing lewat tulisan "Titik Terendah" di part-part sebelumnya. 

Dari awal perjalanan ini aku mulai menyadari akan sesuatu hal yang tidak bisa dipaksakan dan tidak bisa terprediksi. Aku juga belajar meghadapi kenyataan dan kekecewaan yang atang bertubi-tubi waktu itu. Kecewa dan sedih saat tahu udah gak kekejar wisuda periode 1 dan ditambah lagi gagal ikut ujian CPNS karena belum punya bekal apapapun. Satu hal yang aku pelajari saat itu "seberapapun indahnya rencana yang kita miliki, akan kalah dengan ketetapanNya". Yah, jauh sebelumnya aku udah berandai-andai, menata semuanya secara rapi, tapi Allah berkata lain, aku diminta untuk bersabar lebih lama. 

Target yang  meleset sudah menjadikan segala sesuatunya cukup berantakan. Hidup mulai tidak teratur, mulai menyusun target baru dan berpikir lebih keras. Tapi ada hikmah dibalik semua ini, aku jadi lebih dekat dengan Allah SWT, lebih belajar sabar dan melihat segala sesuatunya dari berbagai sisi yang baik, tidak hanya menyalahkan keadaan. 

Aku menyadari sesuatu, bahwa pada dasarnya semua akan berbuah indah pada waktu yang tepat. Tergantung bagaimana kita menyikapi segala sesuatunya, tidak akan berhasil jika dalam keadaan seperti ini kita hanya menyalahkan keadaan dan diri sendiri tanpa mau survive, berusaha, dan terus berdoa ^^

Next Perjalanan Part 2????

Titik TerendahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang