"Mommy."
Suara teriakan nyaring seseorang kini mulai bergema kesetiap penjuru rumah itu, tidak lama setelah itu muncullah seorang remaja laki-laki, berumur sekitar 14 tahunan berjalan dengan kaki yang menghentak-hentak, dan menghampiri seseorang yang kini tengah duduk di sofa ruang keluarga.
"Mommy." Rengek anak itu dengan manja, serta bibir yang mengerucut kesal.
Seorang pria yang di panggil mommy, oleh anak itu mulai menatap putranya yang kini tengah berdiri di depannya sambil berkacak pinggang, dengan senyuman mengembang.
Tidak menyangka jika putranya itu, tumbuh dengan sangat baik, tidak percaya jika selama ini dia mengurusnya dengan baik pula, lihatlah sekarang anaknya itu, dengan kulit putih, dan juga pipi yang sedikit chubby itu, anaknya terlihat sangat manis, di tambah dengan wajahnya yang terlihat sangat cantik, apalagi dengan poni kebanggaannya itu.
"Apa, sayang?" Tanya pria itu, dia adalah Gun.
"Kenapa Daddy belum pulang." Jawab anak remaja itu.
"Daddy, sedang bekerja sayang. Bukankah krist tahu itu." Ujar Gun sambil mengelus lembut rambut anak itu yang kini menempel padanya dengan erat seperti lem perekat.
"Krist rindu Daddy, tidak ada yang mengajakku bermain lagi." Sahut Krist dengan kesal.
"Mommy, mau bertanya berapa umurmu sekarang? Kenapa Krist masih seperti ini?" Tanya Gun.
"Kenapa? Apa mom tidak suka." Ujar Krist cemberut.
"Bukan begitu, sayang. Tapi mom dan Daddy tidak pernah mengajarimu untuk menjadi manja." Tanya Gun.
"Krist takut, kalian meninggalkan Krist." Jawab Krist.
"Itu tidak akan pernah terjadi." Tenangkan Gun.
"Janji?" Tanya Krist.
"Janji." Jawab Gun, sambil mencium pipi putra kesayangannya itu.
"Mommy..." Panggil Krist, sambil menatap Gun dengan puppy eyes miliknya.
"Mmmm." Jawab Gun.
"Krist, mau ice cream." Ujar Krist.
"Rasa apa?" Tanya Gun.
"Coklat." Jawab Krist, gemas dengan kelakuan Krist yang menggemaskan Gun, langsung mencubit pipi anaknya itu.
Tetapi kemudian menciumnya, takut jika anaknya akan merasa sakit nantinya. "Krist, sayang mommy."
Gun hanya bisa tersenyum mendengar hal itu keluar dari mulut anaknya, itu adalah sesuatu yang sangat berharga baginya, mungkin dia tidak melahirkan Krist, tetapi selama ini dia merawat anak itu dengan penuh kasih sayang yang tulus, Gun tidak mengharapkan apapun, yang dia inginkan supaya anaknya selalu bahagia hanya itu saja.
Pria mungil itu, bangkit dari tempat duduknya, lalu mengambilkan apa yang Krist mau, setelah itu keluar dari dapur, dan saat dia kembali lagi menghampiri Krist.
Sekarang anaknya itu tidak sendirian, ada New yang kini tengah duduk di samping anak itu, dan Krist mulai bermanja ria dengan Daddynya itu.
"P' sudah pulang?" Tanya Gun yang heran, ini masih siang tapi New sudah pulang ke rumah.
"Mmm, Krist menangis dan menelepon P', jadi P' pulang." Jawab New, sambil mengusap kepala anaknya itu.
Sedangkan Gun yang mendengarnya langsung mendecit kesal, lagi-lagi Krist selalu saja seperti itu, "Krist." Seru Gun.
"Daddy..." Krist langsung bersembunyi di balik punggung New, "Krist, takut." Lanjut anak itu.
"Gun, sudah. Biarkan saja, lagipula tidak ada pekerjaan yang penting." Sela New.
KAMU SEDANG MEMBACA
[9]. Please Don't... [ Krist x Singto ]
Fiksi Penggemar[ Completed ] apakah sebuah hubungan yang dilandasi dengan sebuah rasa dendam akan bisa berakhir bahagia nantinya? Cast : Perawat Sangpotirat [ Krist ] Prachaya Ruangroj [ Singto ] Cast pendamping : Atthaphan Poonsawas [ Gun ] Thittipoom techa-apaik...