Nine : "Better Hit the Road"

667 73 17
                                    

'I wanna be your favorite Hello, and your hardest Goodbye'

☁️☁️☁️

"Bermodal tampang, perilaku fake, dan senyum murahan. Semua yang ada didalam dirimu telah menyakiti Yoona kecilku dari dulu."

Daniel meringis saat Tuan Park benar benar membuat pipinya bersentuhan dengan puntung rokok yang apinya masih menyala dan menyebabkan luka diwajah mulus Kang Daniel.

"Kau seharusnya mendapatkan balasan setimpal dengan perbuatan yang telah kau lakukan dengan Yoona kecilku." Ujar Tuan Park dengan nada rendah yang hampir saja tidak didengar Daniel.

Entah kenapa Daniel tiba tiba mendapati wajah suram dan menangkap kesedihan yang tersirat dari nada dan ekspresi Tuan Park dalam beberapa detik.

"Yoona bukan seorang anak kecil lagi. Dia bisa menyelesaikan persoalannya sendiri." Ujar Daniel lalu keluar dari ruangan itu sambil memegang pipinya yang semakin sakit seiring langkahnya.

Dirinya menyempatkan melihat kondisi wajahnya dicermin toilet dan meringis saat menyadari besok dirinya akan syuting iklan dan drama. Hal ini pasti menyebabkan kehebohan besar di media saat mendapati luka bakar yang cukup dalam ini.

Daniel melangkahkan kakinya keluar toilet dan terdiam saat Yoona berdiri dua meter didepannya dengan wajah terkejut.

Sepersekian detik kemudian tangan Yoona sudah mendarat disekitar luka Daniel dengan ekspresi panik dan khawatirnya itu.

"Apa sangat sakit?" Ujar khawatir membuat Daniel bingung harus berkata jujur atau berupaya menahan sakit dan berpura pura tegar.

"Apa yang harus kulakukan?" Tanya Yoona pada dirinya sendiri dengan mata yang mulai berkaca kaca.

"Daniel, tunggu sebentar disini." Ujar Yoona tanpa menyadari airmatanya sudah berkumpul sejak tadi.

Daniel yang berusaha menahan sakitpun mulai merasa nyeri dibagian pipinya. Mungkin lebih baik ia ditampar atau dipukul, karena sungguh, lukanya benar benar beresiko.

Yoona datang membawa kotak p3k, membasuh luka itu terlebih dahulu. Menarik kursi agar Kang Daniel bisa duduk selagi ia mengobati lukanya.

"Seharusnya kau tidak perlu bertemu ayah. Sudah kubilang-" ucapan Yoona terhenti saat Daniel mendadak menepis tangannya yang sedang mengobati lukanya.

"Kau berisik sekali." Ujar Daniel sambil menyeka air mata Yoona yang mengalir tanpa gadis itu sadari. Yoona terdiam dan menunduk seolah dirinya yang paling bersalah atas luka itu.

"Kau ingin mengobati luka ku kan?" Ujar Daniel pelan dan disambut anggukan pelan Yoona.

"Peraturan pertama, jangan menangis. Kedua, jangan panik. Dan yang ketiga, jangan mengatakan apapun." Kata Danie lalu membiarkan tangan Yoona mengobati lukanya itu.

☁️☁️☁️

Hari menegangkan itu telah berlalu bagi seorang lelaki bersurai abu yang baru terbangun dari tidurnya menatap langit langit kamarnya dengan lingkaran hitam dibawah matanya.

Tiba tiba fikiran tentang kondisi wajahnya yang tidak memungkinkan untuk melakukan iklan atau drama membuatnya frustasi. Daniel memikirkan hal tersebut sampai ia hanya bisa tidur 3 jam. Dan itu menyiksa sekali.

Ingatannya masih terbayang bayang akan hari kemaren dimana dirinya digertak oleh Ayah Yoona brengsek yang menyebalkan itu.

Mengingatnya saja sudah membuat pipi kanan Daniel nyeri tiba tiba.

Laki laki itu membuka pintu kamarnya dan mendapati Kang Yoona sedang membersihkan lantai lalu berjalan melewati wanita itu.

"Oh, kau sudah bangun?" Tanya Yoona sambil menghentikan aktivitas mengepel lantainya.

"Seperti yang kau lihat" lalu lelaki dengan hoodie hitam menuruni tangga tanpa menoleh kebelakang sedikitpun.

"Ingin kubuatkan teh? Atau kopi?" Ucap wanita itu lagi sambil sedikit berteriak karena Daniel telah berjalan menjauh.

"Tidak perlu. Kang Yoona, kemarilah" ujar Daniel dengan suara beratnya dari jauh. Tanpa fikir panjang Yoona langsung menyusul Kang Daniel ke ruang tamu.

Yoona agak sedikit gugup. Karena dalam kondisi ini, Kang Daniel hanya berdiam diri menatapnya dengan pandangan kosong kurang lebih selama 5 menit.

"Apa yang telah kau fikirkan sejauh ini?" Ujarnya tiba tiba membuat Yoona tambah mengerutkan keningnya bingung.

"Aku tidak terlalu memikirkan apapun..."

"Kau mendengar pembicaraan yang tidak layak disebut pembicaraan itu tadi malam." Kata Daniel enteng membuat Yoona terkejut.

"Maafkan perbuatan ayah-"

"Tidak itu yang ingin aku dengar sekarang." Potong Daniel cepat membuat Yoona bungkam.

"Kau tahu apa yang ingin aku dengar, Kang Yoona. Sejauh mana kau mendengarnya?"

Yoona terdiam. Semakin lama ia berfikir, ia semakin tidak mengerti arah pembicaraan kemarin. Seakan sesuatu yang besar terjadi sebelumnya namun dirinya tidak tahu menau tentang itu.

"Mengenai Joy,  rasa cintamu itu, serta tentangku."

Keadaan seakan berbalik. Kali ini Daniel yang terdiam. Fikirannya seolah olah menyusun suatu kalimat namun tak kunjung terucap dari bibirnya.

"Hm. Bagaimana jika aku mengatakan aku mencintai Joy? Tidak bisa melepaskannya, dan memikirkannya saja sudah membuatku sedikit tenang? Kau percaya semua itu?"

Daniel sendiri terkejut dengan pilihan kata  yang dia pakai berupa serangan ditambah lagi Yoona yang sedang tersenyum kecut menatap dirinya.

"Kesimpulannya. Kau mencintai Joy, ingin hidup bersamanya. Dan segera melepaskanku." Jawab Yoona dengan nada bergetar serta menghindari tatapan Daniel.

"Tidak- "

"Katakan bahwa tebakanku benar, maka aku akan merasa lebih baik jika mendengarmu tidak berbohong kali ini." Potong Yoona cepat lalu beranjak dari kursinya

Namun saat ia berdiri, Daniel mencegat tangannya dan menariknya duduk kembali.

"Dengar Kang Yoona, ada sesuatu yang tidak kau mengerti dari sini-"

"Hey, ayolah. Kau tidak ingin melihatku menangis cengeng lagi didepanmu kan? Dadaku sesak, Kang Daniel!"

"Kau tidak penasaran mengapa aku sebegitu benci pada ayahmu?"

"APA MENURUTMU ITU PENTING SEKARANG?!" Ujar Yoona dengan nada tinggi membuat Daniel bungkam. Bukan karena Daniel tidak tahu mau berkata apa, tapi air mata itu lagi lagi lolos dari mata Yoona.

"Aku menyadari aku tidak bisa memaksamu bahagia bersamaku. Jadi, kurasa sudah saatnya, setelah 2 tahun kau harus memenuhi kebahagiaanmu yang sesungguhnya bersama orang yang tepat..."

"...Aku hanya menyusahkanmu, membuatmu frustasi, mengekangmu, dan membatasimu untuk melakukan hal yang kau impikan dan inginkan. demi aku, dan keluargamu, berbahagialah." Ujar Yoona lalu meninggalkan Daniel yang terpaku mencerna semua ucapan menyakitkan Yoona yang seakan akan menusuk nusuk dadanya perlahan.

Tbc
☁️☁️☁️

Hellu, selamat berpuasa~ i came here and post sesuatu yang meremukkan hati hehehe. Gmana sesak ga? Atau masi kurang?😏

Klo penulis" lain bisa membuat baper dan tersenyum sendiri, klo saya 'specialty for making sad story'. Maaf ya sepertinya... sepertinya.. butuh waktu lama agar mereka bisa reromantisan dengan nyaman dan aman.

Maybe that is all my friend, that is all~ *ngomong ala kakchandra*. I hope you can waste your time by vote or comment.

Cause, Writing is not as easy as you thing, babe. Thank you for reading💋

You Did Well [Kang Daniel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang