'cerita cinta mbok tak kalah tragis dengan cerita cinta kau'
Mbok uwi meluruskan kakinya.sebelum memulai cerita.sedangkan ajeng memindah posisi duduknya ke samping mbok uwi.'memang bagaimana?'
Tanya ajeng,kepalanya ia topang ke atas tangan. Mbok uwi menarik napasnya perlahan.'jadi ceritanya...'
Batavia, 1950
'lari!semuanya lari!'
Teriak orang-orang yang lalu lalang di depan dewi,gadis kecil yang sedang linglung tak tahu jalan.Dewi hanya menoleh ke kanan dan kiri,mencari rombongannya.sembari sesekali menghapus air matanya yang tlah jatuh ke pipi.sampai tiba-tiba ada yang menarik tangannya ke tepi jalan.
'nama kau siapa?'
Tanya laki-laki yang menarik tangan dewi.begitu sampai ke tepi jalan.'apa pentingnya bagi kau?'
Dewi mengerutkan keningnya.siapa laki-laki ini? Dengan enaknya menarik tangan dan mengajaknya berkenalan?'yasudah,jika kau tidak mau memberi tahu, kau akan mati terbunuh disini, dan sebentar lagi'
Laki-laki itu dengan seenaknya pergi meninggalkan dewi di tepi jalan sendirian.membuatnya kembali menangis.'nama saya dewi!'
Teriak dewi keras, berharap laki-laki yang tadi menghampirinya kembali.'tolonglah kembali! Saya takut!'
Dewi kembali berteriak dengan suara yang jauh lebih besar,sampai orang-orang yang panik berlarian di sekelilingnya menoleh ke arahnya.Dewi lelah, tenaganya kosong, suaranya habis.karena itu, tubuhnya sekarang ambruk di tepi jalan batavia.tangisnya kembali hadir di pelupuk mata dan entah keajaiban darimana, tiba-tiba ada tangan yang terulur tepat dihadapannya.
Ragu-ragu namun pasti, dewi mengangkat kepalanya,yang dibalas senyum manis oleh laki-laki yang tadi menariknya ke tepi.dia kembali! Dia benar kembali!
'ayolah,jangan dipandangi saja, cepat gapai tangan saya'
Sesegera mungkin,ajeng menggapai tangan laki-laki dihadapannya,yang langsung ditarik begitu tangan mereka sudah berpegang erat.'ayo cepat! Mereka tlah menunggu kita! '
Laki-laki itu mulai mempercepat langkahnya, diikuti oleh dewi.dan begitu mereka tlah sampai di depan lubang keabuan, laki-laki itu berhenti dan mengisyaratkan agar dewi masuk ke lubang di hadapan mereka terlebih dahulu.dewi ragu.apakah laki-laki disebelahnya dapat dipercaya?'cepatlah,masuk!'
Mata laki-laki itu sempurna membulat, membuat dewi bergidik dan buru-buru masuk ke dalam lubang yang cukup lebar itu.Tak lama setelah dewi masuk, laki-laki itu menyusul dan segera menutup lubang dengan poster besar kehitamaan.
'ki,kita dimana? '
Dewi mengamati seisi ruangan yang yang hampir tak ada cahaya masuk itu. Sedangkan laki-laki disebelahnya menggesek ujung kayu ke dinding ruangan sebagai penerangan.yang setidaknya sekarang, dewi mulai bisa melihat beberapa barang yang tertata dia ruangan tersebut.'ssstt, ikuti aku'
Kata laki-laki itu setengah berbisik, tangannya menarik tangan dewi agar mengikutinya.'omong-omong,tadi nama kau siapa? '
Laki-laki itu menolehkan kepalanya sedikit ke belakang, pipi dewi seketika bersemu.'e, e, de, wi'
Jawab dewi patah-patah,membuat laki-laki dihadapannya tertawa kecil.'biasa saja, jangan terlalu gugup seperti itu'
Dewi berdecak keras, yang dibalas dengan genggaman yang lebih erat oleh laki-laki tersebut.'a,ada apa?'
Tanya dewi dengan tangan bergetar'sssstt, diamlah'
Laki-laki itu memelototi dewi. Yang dibalas mimik ketakutan,serta anggukan kencang oleh dewi.Laki-laki dihadapannya mendadak tertawa keras setelah melihat mimik perempuan bermata kecil yang baru saja ditemuinya di tepi jalan. Dewi menaikkan sebelah alisnya.
'kau kenapa? '
Tanya dewi dengan wajah polosnya.sedangkan laki-laki tersebut masih terus tertawa sampai dirasa ia menubruk sesuatu.
Laki-laki itu mengangkat kepalanya,memastikan apa yang ditubruk.'aaaaah!'
Sesaat tubuh laki-laki yang harusnya berdiri di depan dewi, menghilang.buat dewi seketika panik.'ka,kau dimana? '
Kepala dewi mulai pusing,teringat kejadian mengerikan masa lampau yang sudah tidak ingin dia ingat lagi.Dewi terus berjalan tak tahu arah,dikarenakan penerangan yang hanya dipegang laki-laki aneh itu.dan bodohnya,laki-laki itu sekarang malah menghilang.
Dia celingak celinguk, berharap laki-laki yang tak diketahui namanya tersebut segera datang,kalau tidak, katakan saja,dia bisa mati ketakutan.walau itu terkesan hiperbola
'apa ini? '
Tanya dewi begitu melihat sebatang kayu yang menggelinding ke dekat kakinya.bila diperhatikan, ujung dari kayu itu sudah berwarna kehitaman.dan pernyataan tersebut membuat tubuhnya gemetar hebat.Tolong jangan bilang...
Dewi merasa menubruk sesuatu,lebih tepatnya seseorang yang jauh lebih tinggi darinya,walau ia tak begitu yakin dengan siapa yang ditabraknya,namun itu dapat membuat tubuhnya tambah gemetar sehingga penglihatannya mulai tidak jelas. Yang lama kelamaan, semuanya menjadi gelap.
'mbok! '
Teriak ibunda,membuat mbok uwi memberhentikan ceritanya.Buru-buru mbok uwi bangkit dari duduknya, pamit untuk membantu ibunda membuat jamuan makan malam, karena tamu kehormatan yang akan datang. Sedangkan ajeng masih diam,terhanyut dengan pikirannya sendiri.