Chapter 13 (Stupid Matchmaking)

5.1K 84 0
                                    

Paris, Prancis

Setelah seminggu lebih aku tinggal di New York akhirnya sekarang aku benar benar berada di rumah. Clara dan 15 pelayan mansion datang dan menyambut kedatangan ku bersama dengan pak Dian beserta putrinya, Neivel.

"Clara tolong suruh mereka untuk membawakan tas tamu saya. Dan bersikan dua kamar tamu. Aku akan menelfon Dave." Kataku sambil mengambil hp yang berada di dalam saku celana. "Heyy Orviller aku baru tau kalau ternyata rumahmu sebesar ini. Sekarang akulah yang seharusnya memanggil kamu dengan sebutan pak." Kata pak Dian sambil melihat sekeliling rumah. Aku menggeleng dan tertawa kecil pada pak Dian, aku mempersilahkan pak Dian dan Neivel untuk duduk. "Dari dulu memang saya sudah memanggil pak Dian dengan sebutan pak bukan? Mau minum apa pak?" Tanyaku sambil memanggil Clara ke ruang tamu.

Pak Dian masih memperhatikan rumah ku yang mungkin baginya seperti istana. "Setelah pensiun dari kepolisian, apa pekerjaan mu Evan?" Aku membuka rompi yang ku pakai dan meminum segelas jus jeruk yang baru saja Clara bawakan. "Aku membangun hotel, beberapa rumah makan dan sekarang saya tengah sibuk mengurus perusahaan saya pak." Pak Dian melototkan matanya dan memasang muka kaget di wajahnya, ya sekarang tampaknya aku membuat jantungnya berhenti berdetak seketika. "Perusahaan?!" Tanya pak Dian dan akupun mengangguk sambil tersenyum.

Aku kembali mengambil handphone ku dan menekan nomor Dave. Tak ada jawaban darinya, tapi dia juga tak mematikan telfonku dengan sengaja. "Ahh Dave tak mengangkat telfonnya lagi." Kataku sambil terus menekan nomor telfonnya. "Mungkin Dave lagi asik sama teman temannya Van. Biarkanlah dulu, kita bisa menemuinya saat malam saja bukan?" Kata pak Dian sambil meneguk segelas jus jeruk yang ada di genggamannya

-*-*-*-*-

Setelah makan nasi goreng bersama, aku dan Quinziiy terlelap di apartemennya sampai sore. Suara panggilan telfon hpku membangunkan Quinziiy yang sedang tidur dalam pelukan ku. Dia membuka mata dan melihat hpku yang terus menyala dan bergetar, dia bangun dan meraih hp yang berada di atas nakas.

Quinziiy mengucek ngucek matanya yang masih mengantuk dan mencoba melepaskan tangan ku yang sedang memeluknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Quinziiy mengucek ngucek matanya yang masih mengantuk dan mencoba melepaskan tangan ku yang sedang memeluknya. Quinziiy melihat ke layar hp dan mngerutkan keningnya.

Papa blo'on

Nama itulah yang terdapat di sana. Quinziiy menggeleng gelengkan kepalanya dan menatapku yang masih bermimpi di sampingnya. "Sebegitu marahnya kau dan papamu ya Dave?" Sambil mengelus ngelus rambut pirangku. "Sayang? Sayang ayo bangun papa kamu nelfon ini." Quinziiy sambil mengusap ngusap pipiku dengan lembut. Aku merasakan sentuhan itu dan membuka mata. "Cium dulu." Kata ku dengan suara berat karena baru bangun. "Akan ku cium seratus kali kalau kau bangun sekarang." Gertakan Quinziiy itu membuatku bangun dan menatapnya langsung. "Mana? Aku sudah bangun."

Quinziiy menunjuk kearah jendela dan memintaku melihat keluar jendela itu. Aku terheran lalu beranjak bangun dari tempat tidur dan berjalan kerah keca jendela itu. Aku melihat cuaca yang tidak begitu terik di luar. "Mengapa kau menyuruhku melihat keluar jendela sayang? Matahari tidak terlalu terik." Kataku sambil mengucek ngucek mata yang masih mengantuk itu.

A Beautiful Revenge For QuinziiyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang