"Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau istri) dari jenis kamu sendiri dan menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu rezeki dari yang baik. Mengapa mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat Allah?"
(QS. An-Nahl 16: Ayat 72)Sehabis Rania menelpon Ridwan, ia langsung bergegas menghampiri Anel dan Guntur yang sedang makan. Saat ini mereka sedang berada Turk Lokantasi, restaurant Turki yang berada di jalan Prince Abdulmajeed. Baru saja makanan datang, Rania harus disuguhkan telepon dari Ridwan yang membuatnya pergi ke kamar mandi hanya untuk menjawab teleponnya.
Rania belum berani memberitahu tentang Ridwan pada kedua saudaranya. Ia pun tak mengerti dengan Ridwan yang ternyata teman dari Zain, lelaki yang saat ini menjadi incaran mereka bertiga. Jika keadaannya menjadi begini, ia tak tahu bagaimana nasib Asfa. Sedangkan saat ini Rania tahu jika Ridwan menyukai Asfa dan mendekatinya. Asfa dekat dengan Ridwan, dan Ridwan bersahabat dengan Zain, lalu siapa Zain sebenarnya? Apakah dia Nazmal atau lelaki yang mirip dengan Nazmal?
Rania mengambil langkah banyak menghampiri Anel dan Guntur. Ia berjalan dengan tergesa-gesa dan membuat Anel dan Guntur memperhatikan Rania yang baru saja datang.
"Kenapa, Ran?" tanya Anel yang masih mengunyah salad.
Rania mengambil tasnya, lalu ia menatap sang kembar tak identik itu. "Mbak Asfa ada di rumah sakit, dia jatuh pingsan."
Anel menghentikan kegiatan mengunyahnya, ia terkejut dan menoleh pada Guntur. "Di mana mbak Asfa?" tanya Guntur.
"Dia di Al-Zahra Hospital," ujar Rania yang seketika membuat Anel dan Guntur berdiri menarik Rania ke parkiran meninggalkan makanan mereka yang masih bersisa.
Mereka masuk ke dalam mobil dan langsung menancapkan gas. Mereka semua panik termasuk Rania, apalagi Rania akan sangat bingung jawaban seperti apa saat mereka tahu Ridwan ada di sana.
"Ran, mbak Asfa sendiri?" tanya Anel membalikkan badannya melihat Rania yang ada di jok kursi belakang.
Rania diam sejenak, kemudian ia menghela nafasnya, ia mencoba memberanikan diri. "Engga, mbak Asfa engga sendiri. Tapi mbak, aku mohon nanti jangan kaget kalau mbak Anel liat siapa yang nganterin mbak Asfa."
Anel menautkan alisnya. "Apa? Maksud kamu apa, Ran?"
Rania mencoba menenangkan dirinya. "Mbak liat aja nanti di sana, dan ... mbak Rumi juga bakal kesana."
"Maksud kamu apa sih, Ran? Aku enggak ngerti." Anelia sedikit emosi dengan teka-teki yang Rania beri kepadanya.
Rania sedikit frustasi, "mbak liat aja nanti di sana."
"Kenapa engga jelasin sekarang?"
"Tapi kan mbak, ada sesuat---"
Namun, tiba-tiba mobil diberhentikan di pinggir jalan. Guntur langsung menginjakkan remnya karena ia sedikit kesal dengan perdebatan antara Rania dan adiknya. Ia menggeram dan langsung melirik mereka berdua.
Rania kaget dengan mobil yang berhenti secara tiba-tiba. Guntur menengok dan menatapnya dalam-dalam. "Sekarang gini Rania, coba kamu ceritakan semuanya sama kita. Siapa orang yang nganterin Asfa ke rumah sakit? Kamu tau kan mas bingung sama maksud kamu? apa kamu nyembunyiin sesuatu sama kita berdua?"
Anel ikut mengiyakan. "Rania, coba ceritakan sama kita berdua. Kalau masalah selalu disembunyikan, bagaimana itu akan cepat selesai?"
Rania merasa diintrogasi saat ini. Ia menghembuskan nafasnya, mencoba menetralisir kepanikannya. Ia akan mengungkapkannya, namun ia tidak akan membuka rahasia yang mungkin saja Asfa bisa marah kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Izinkan Aku Memilikimu 2
Spiritualité"Madinah bukan hanya kota dengan tanah yang suci, tapi ia telah menjadi saksi akan bayangan dirimu yang muncul di dunia baruku." ===================================== Setelah kejadian Gerakan Tanpa Tuhan atau lebih yang dikenal dengan GTT, yang memp...