Bab 12

347K 15.7K 542
                                    

Tari mencampur telur, vanilla bubuk, tepung terigu, baking soda, gula, dan garam pada buttermilk di mangkok besar dengan whisk pelan. Dia berencana membuat pancake pagi ini, ditemani dengan saus karamel yang sudah tersedia di kulkas. Setelah adonan rata, dia menuang sedikit ke teflon yang sudah panas dan dioles mentega, membentuk bulatan. Ketika sisi bawah sudah kecoklatan, dia membaliknya. Begitu seterusnya sampai selesai.

Tari menyusun pancake di piring dan meletakkan di meja makan. Selanjutnya mengeluarkan saus karamel dari kulkas. Dia sudah membayangkan pancake lembut yang hangat dengan karamel yang manis di atasnya. Air liurnya hampir menetes.

"Tari .... "

Suara suaminya membuat Tari menoleh. Dadanya berdebar pelan saat melihat Bian berdiri dekat meja makan, menatapnya bergeming. "Mas Bian, sarapan dulu," ucap Tari sedikit gugup. Dia langsung berbalik ke dapur untuk mengambil piring kecil dan garpu. Dia bisa merasakan tatapan Bian mengikutinya.

Tari meletakkan piring di meja, merasa risih karena Bian masih saja menatapnya tidak berkedip. Dan dia tahu persis kenapa suaminya bersikap seperti itu. "Duduk, Mas."

"Eh, iya ..., " ucap Bian gagap. Masih belum lepas rasa terkejutnya.

Tari menaruh pancake ke piring kecil dan memberi saus di atasnya. "Kamu suka pancake?" tanya Tari seraya meletakkan piring di hadapan suaminya.

"Suka."

Tari menarik napas. Berusaha mengusir debar di dada. Setelah kejadian tadi malam, dia merasa semakin dekat dengan Bian. Terlebih dia banyak memeluk suaminya. Dia pikir sudah saatnya melakukan sesuatu yang seharusnya dia lakukan sejak mereka menikah.

"Kerudung kamu?" tanya Bian seraya menatap istrinya lekat.

Pipi Tari terasa hangat. "Kenapa? Jelek, ya?"

Bian menggeleng. "Eh, nggak. Bagus kok, maksudku, cantik."

Tari tersenyum kecil. Ternyata bukan dia saja yang merasa canggung dengan situasi ini, suaminya juga. Wajar, sih. Ini pertama kalinya dia tidak memakai kerudung di depan Bian. Dia juga memakai piama lengan pendek yang biasa dipakai saat tidur dengan rambut dikucir satu.

"Enak pancake-nya," ucap Bian.

"Makasih," jawab Tari. Dia memotong pancake dan memakannya. Iya, memang enak dan lembut. Apalagi saus karamelnya. Heaven ....

"Ehm. Aku mungkin lembur lagi malam ini, jadi ... tidak usah ditunggu." Bian memberitahu.

"Oke."

Mereka makan dalam hening.

"Mas," panggil Tari.

"Ya." Bian mendongak.

"Akhir pekan ini ada acara?"

Bian mengingat-ingat, sepertinya tidak ada. "Nggak."

"Jalan, yuk."

"Jalan? Ke mana?"

"Nggg ... aku pingin ke Dufan."

"Dufan?!" seru Bian heran. Kenapa istrinya tiba-tiba minta ke dufan?

"Iya, Dufan. Kenapa?"

"Panas," ucap Bian. "Gimana kalau Trans Studio saja?"

"Nggak mau, ah. Aku maunya ke Dufan," ucap Tari kekeuh. "Ini sebagai kompensasi."

Wedding Agreement ( WEB SERIES tayang di Disney Hotstar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang