the last story

33 8 42
                                    

     
     "Kruk" suara tulang patah terdengar jelas di telinga,dua bola mata keluar begitu saja. Gadis cantik dengan rambut ikal berwarna coklat tertawa   tanpa beban ada suatu kebahagian baginya saat mendengar jeritan,teriakan dan kesakitan. Sekali lagi ia menusuk perut korbannya yang sudah mati. Gadis itu belum puas dengan permainannya korbannya kali ini mati terlalu cepat hingga nafsunya belum terpenuhi.

"Apa yang kau lakukan jika bertemu gadis seperti itu?" tanya pria yang duduk di samping Lucas mulutnya masih megunyah popcron

"Aku akan menikahinya" ucap Lucas hanya sebatas candaan

"Hahaha. Kau akan menikah dengan ajal mu sendiri" pria itu tertawa

"Hahaha itu sangat lucu" ucap Lucas mengejeknya

"Coba lihat lah, gadis itu sangat cantik bukan, tidak ada yang menyangka ternyata dia adalah seorang pembunuh" kata pria yang bernama lengkap Alexander cortella

"Yayaya" kata Lucas melirik jam di dinding. Jam sudah menujukan pukul 01:23

"Waktunya tidur teman" ucap Lucas meraih selimut

"Kau duluan saja, nanggung" ucap Alexander fokus pada televisi

***

   Tik...tak...tik...tak hanya suara jam dan televisi saja yang terdengar. Alexander fokus pada televisi tiba-tiba lampu padam. Pria itu panik, ia berjalan di tengah kegelapan sesekali ia menabrak barang-barang di sekitarnya. Bruk,pria bertubuh besar itu jatuh menimbulkan suara yang sedikit menyakitkan. "Aw" pekiknya tatapanya tertuju pada tangga.Sebuah cahaya kecil berjalan perlahan. Cahaya kecil itu turun dari tangga.

"Lucas apa itu kau? Hy jangan bercanda. Ini tidak lucu" Kata Alexander namun tidak dapat sahutan

"Lucas jawab aku" kata Alexander lagi namun masih sama tidak ada sahutan

       Cahaya kecil yang berasal dari lilin itu semakin mendekat,seorang gadis cantik mengunakan dress tanpa lengan dengan rambut panjang terutai mengutas senyum miring menakutkan. Alexander tidak bisa bergerak tubuhnya terasa terkunci.

"Huf" desahan nafas gadis itu terasa di telinganya. Alexander tidak berani menoleh takut pisau tumpul tiba-tiba menyayat lehernya atau gadis itu ingin mencongkel matanya.

"Kita bersenang-senang malam ini sayang, Ah" ucap gadis itu di telinga Alexander

"Jangan tegang, aku tidak akan menyakiti mu, ku buat malam ini malam yang tak pernah kau lupakan" kata gadis itu lagi

      Rasa takut menjalar di tubuh Alexander. Gadis itu memang sangat teramat mempesona tapi senyumannya bagai iblis. Benda kenyal menyentuh pipi Alexander, gila gadis itu menciumnya namun Alexander tidak bodoh ia mendorong kasar tubuh gadis itu hingga menjauh. Namun perlakukannya itu membuat gadis itu murka. Gadis itu mengikat Alexander pada tiang. Dinginya pisau mulai terasa di pipinya.

"Kau menolak ciuman ku tapi kau tidak akan menolak di sentuh oleh benda ini" ucap gadis itu

"Oh Tuhan apa aku sedang bermimpi, jika iya maka bangunkanlah aku dari mimpi buruk ini" batin Alexander

    Pisau itu kini mulai terasa di leher sesekali menyentuh kulit hingga sedikit terasa perih. Pisau itu tidak terasa lagi namun sebuah tangan menyentuh pundak Alexander.

"Alexander cortella" Sura berat terdengar jelas memanggil namanya. Alexander tidak berani membuka matanya.

"Jangan bunuh aku, aku belum menikah" ucap Alexander terkesan lucu

"Hahahha, siapa yang akan mau menikah dengan orang penakut seperti mu" Suara yang tidak asing di telinga.

"Lucas" Alexsander membuka matanya tiba-tiba dia memeluk Lucas hingga pria itu sulit bernapas

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

the last storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang