"Kenalin ini Iblis." Kata Ika sambil menarik tanganku utuk bersalaman dengan seorang gadis yang dipanggilnya Iblis itu.
Aku masih belum begitu paham kenapa Ika memanggilnya begitu, padahal aku lihat penampilanya biasa saja dan tidak ada yang terkesan istimewa.
Tubuhnya mungil dan tidak terlalu tinggi, rambut lurusnya diikat rapi kebelakang. Dia mengenakan blazer biru seragam kerja kami yang terkesan terlalu besar untuknya.
"Luna." Kataku.
"Rika." Balasnya.Namanya bagus, kenapa dipanggil Iblis? Entahlah, tak perlu terlalu aku pikirkan.
Hari ini hari pertamaku bekerja di sebuah pusat perbelanjaan yang cukup ramai di Surabaya. Ika adalah temanku sejak SMP, dia sudah diterima lebih dulu dengan seorang temanku yang lain, Mei.
Aku, Ika dan Mei melamar bersamaan tapi kita diterima dengan waktu yang berbeda. Mei diterima lebih dulu selang satu minggu kemudian Ika dan selanjutnya aku. Kami bertiga berteman sejak SMP, hanya saja Mei tidak satu SMA denganku dan Ika.
Saat istirahat seperti ini aku gunakan untuk berkenalan dengan banyak orang. Aku berkenalan dengan, para senior juga. Tidak ada batasan disana saat berada diluar area kerja, semua jadi kawan.
Aku lihat Rika paling aktif diantara lainnya, dia yang paling sering mengeluarkan guyonan-guyonan ke semua orang dan membuat mereka tertawa tapi yang membuatku sedikit jengkel adalah dia tidak pernah tertawa dengan guyonanya sendiri. Apa karena itu mereka memanggilnya Iblis?
" Ngomong dong! Jangan cuma ikut semyum-senyum ajah." Tiba-tiba Rika bicara padaku.
"Mau ngomong apa? Aku gak tahu yang kalian omongin." Kataku.
"Ya terserah kamu."
"Boleh minta akun facebook mu."
"Hah, ouw.. boleh-boleh."Aduh, kenapa aku tiba-tiba minta akun sosial medianya sich? Aku kenapa? Kenal ajah juga barusan.
Rika menuliskan alamat facebook nya di selembar kertas dan memberikanya padaku.
"Nich! Jangan lupa di add ya!"
"Ok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kamu dan Dunia
RomanceBagaimana seseorang menjadi seorang lesbian dan kisah cintanya diantara keluarga, sahabat dan lingkungan sekitarnya.