"Kampung HalamankuNamaku Spancer Kassimir dan aku tinggal disebuah kota bernama Highgrave.
Jika kau tinggal di Highgrave, kau tahu bagaimana kota itu dinamakan seperti itu. Begini, disana ada perkuburan tua yang terbentang tinggi diatas bukit. Dari sana kau dapat memandang ke seluruh kota.
Kau dapat melihat perkuburan itu darimana saja. Dari Main Street, Deri kelasku. Aku bahkan bisa melihatnya dari jendela kamar tidurku.
Kalau kau tinggal di Highgrave, kau tak dapat membebaskan diri dari perkuburan itu. Bahkan hari paling cerah disinipun tidak benar-benar cerah. Bukit Highgrave menciptakan bayang-banyang gelap diatas jalan-jalan,gedung-gedung dan puncak-puncak pepohonan dibawahnya.
Pada hari cerah kau dapat menengadah dan melihat nisan-nisan tua di puncak bukit itu. Nisan-nisan itu berkilat seperti gigi bengkok diantara rerumputan hijau yang tinggi.
Pada malam hari, saat bulan bergantung rendah diatas bukit, perkuburan itu menjadi tempat yang menakutkan. Dan nisan-nisanya tampak melayang-layang lepas.
Sungguh, nisan-nisan tua itu seperti melayang sendiri. Melayang diatas kabut yang berarak-arak. Melayang diatas kota. Diatas rumahku yang terletak di kaki bukit Highgrave.
Kurasa, itulah aku mengalami mimpi-mimpi buruk itu...”
Aku berdehem dan menurunkan lembaran-lembaran karanganku ke sisi tubuhku. Membacakanya didepan kelas membuatku benar-benar gugup. Tenggorokanku serasa seperti ampelas kering, dan tangganku begitu basah, hingga meninggalkan bekas minyak di atas kertas karanganku.“Tulisan yang bagus sekali,” Mrs.Webster berkata seraya menggangukkan kepala. Kedua tanganya menyatu erat-erat diatas mejanya.
“Deskripsimu bagus Spencer, Kalian setuju, anak-anak?”
Beberapa anak bergumam mengiyakan. Temanku Audra Rusinans, tersenyum dan mengacungkan jempol. Dibelakangnya Frank Foreman menguap keras-keras. Dan membuat sahabatnya, Buddy Tanner, ikut tertawa. Beberapa nak yang lain ikut tertawa.
Mrs.Webster menatap Frank dengan tajam. Lalu ia berpaling padaku. “Ayo, lanjutkan. Teruskan membacanya, Spencer”
Aku menengadah menatap jam besar yang digantungkan diatas papan tulis dibelakang Mrs.Webster. “Anda yakin masih ada waktu?”Halaman berikut karanganku agak pribadi sifatnya. Aku tahu itu bisa membuat Frank dan Buddy tertawa. Seperti karangan terakhir yang harus aku baca di depan kelas. Aku menulis tentang satu-satunya makhluk diseluruh dunia yang membuatku takut, Laba-laba.
Frank dan Buddy tak pernah membiarkanku melupakan karngan itu. Setelah aku membacakanya, kutemukan seekor laba-laba di dalam laci mejaku setiap pagi selama satu bulan!
“Bacakan sampai bel berbunyi” Desak Mrs.Webster. Aku berdehem sekali lagi dan mulai membaca...
"Selama beberapa malam aku bermimpi tentang setan-setan kuburan. Setiap orang dalam keluargaku memimpikan mereka.
Pada suatu malam adikku yang berumur delapan tahun, Jason, terbangun sambil menjerit-jerit “Mereka datang menjemputku! Mereka datang menjemputku!” Butuh waktu lama untuk meyakinkan Jason bahwa ia hanya bermimpi.
Kedua adikku yang lain, Remy dan Charlotte, juga bermimpi buruk tentang setan-setan kuburan itu.
Dan aku bermimpi, setan-setan itu bangkit dari kubur tua mereka dan terbang menuruni bukit. Mereka meayang kedalam kabut pekat disisi bukit dan menunggu disana. Bersembunyi. Menanti para koran yang tak bersalah lewat disitu.
Dan kemudian setan-setan kuburan itu merayap mengelilingi korban-korban mereka, menggumpal tebal seperti kabut. Dan menarik korban-korban itu naik... naik ke makam-makam tua di puncak bukit itu. Semua orang di Highgrave tahu tentang—”
“Bagus sekali!” Potong Mrs.Webster. Ia bertepuk tangan dengan antusias. “Tulisan yang bagus Spencer!”Audra tersenyum lebar padaku. Dibelakannya, Frank dan Buddy sedang tertawa geli mengenai sesuatu. Setelah itu mereka berdua ber-high five.
“Apakah kira-kira kau ingin menjadi penulis kalau besar nanti?” Mrs.Webster bertanya padaku.
Wajahku terasa memanas “Aku... Aku tidak tahu,” Jawabku terbata “Mungkin”
“Mungkin” Aku mendengar Frank meniru ucapanku dengan suara tinggi melengking. Buddy kembali tertawa.
“Frank, Mukah kau membaca karanganmu setelah Spencer selesai nanti?” tanya Mrs.Webster. Mulut Frank terbuka lebar melongo.”Tentang apa karanganmu itu?” Ibu guru itu bertanya.
Frank ragu. Lalu akhirnya ia menjawab, “Saya belum tahu.”
Tawa seluruh kelaspun meledak. Frank berusaha untuk serius, tapi akhirnya ia ikut tertawa juga.
Mrs.Webster menggelengkan kepala “ Kurasa ini tidak lucu” ia bergumam. Lalu berpaling padaku “Selesaikan membaca tulisanmu, Spencer. Mungkin kau bisa memberikan inspirasi pada Frank”
Frank menggeram dengan suara keras.
Mrs.Webster tak mengacuhkanya dan memberi isyarat padaku untuk meneruskan membaca.
Kenapa sih aku gak bisa cuek seperti Frank dan Buddy? Aku bertanya pada diriku sendiri.
Mereka benar-benar konyol. Mereka tak pernah mengerjakan PR. Seharin mereka cuman tertawa dan mengobrol dan berbuat iseng.
Dan semua orang menyukai mereka. Semua orang menggangap mereka anak-anak palin keren di sekolah.
Aku juga ingin seperti mereka. Aku ingin membuat anak-anak tertawa . Aku tak ingin berdiri disini, sementara guruku mengangap betapa baiknya diriku. Bertanya padaku apakah aku ingin menjadi penulis, di depan semua orang.
Benar-benar payah.
Aku menatap Frank. Walaupun ia duduk di bagian belakang kelas, aku dapat melihat dengan jelas kepalanya menjulang di atas kepala anak-anak lain.
Frank berbadan besar,kuat dan berotot.
Aku sendiri pendek, kurus kering dan mengenakkan kaca mata. Seperti itulah diriku, pikirku, si anak teladan yang kurus kering.
Dapat kurasakan wajahku kembali memerah. Kuangkat lembaran karanganku kedepan wajah dan meneruskan membaca.
“Semua orang di Highgrave tahu tentang setan-setan kuburan. Beberapa anak menceritakan perihal mereka waktu keluargaku pindak kemari.
Mereka bilang orang-orang mati yang di makamkan di perkuburan Highgrave tak dapat beristirahat dengan tenang. Mereka tak dapat beristirahat karena perkuburan itu terlalu tinggi letaknya.
Arwah-arwah orang mati itu akhirnya jadi seta-setan kuburan yang marah dan penasran. Dengan tubuh rusak dan busuk, mereka memanjat keluar dari makam mereka. Mereka tak bisa tidur mereka hanya bisa berjalan melintasi pemakaman dan memandang rumah-rumah dibawah sana.
Pada malam hari, lolongan dan erangan mereka melayang di atas kota. Jika kau melihat dengan seksama, kau dapt melihat makhluk-makhluk halus itu. Kau dapat melihat mereka berjalan terseok-seok didalam kabut yang terbang rendah diatas bukit.
Dan jika kau naik kesana pada malam hari setan-setan itu...”
Bel berbunyi...
Buku-buku dibanting hingga menutup. Anak-anak bersorak.
“Terima kasih Spencer. Sayang sekali kita tak dapat mendengarnya sampai selesai. Tapi tadi benar-benar bagus”Mrs.Webster melompat berdiri. “Baiklah, anak-anak cukup sekian,”
Ia harus berteriak mengalahkan suara-suara yang keras dan deritan kaki-kaki kursi. “Tapi Spencer telah memberikan ide yang brilian padaku,” Mrs,Webster berseru.
Anak-anak mulai tenang.
“Besok bawa bekal makan siang dan pakai sepatu hiking kalian ya,” Perintah Mrs.Webster “Soalnya besok kita akan pergi ke pemakan itu,” ia menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Attack of The Graveyard Ghouls
HorrorNamaku Spancer Kassimir dan aku tinggal disebuah kota bernama Highgrave. Jika kau tinggal di Highgrave, kau tahu bagaimana kota itu dinamakan seperti itu. Begini, disana ada perkuburan tua yang terbentang tinggi diatas bukit. Dari sana kau dapat...