[a]

876 109 2
                                    

Rehan membuang napas panjang bersamaan dengan kedua tangan yang mengusap wajahnya perlahan.

Sembari menyandarkan punggungnnya, kedua mata Rehan melirik ke arah jam dinding yang menggantung di atas rak buku sejarah.

Beberapa menit lagi, perpustakaan sekolahnya akan ditutup. Membuat Rehan segera membereskan buku-buku yang beberapa bulan terakhir selalu menemani harinya itu.

Sejenak, diedarkannya pandangan ke sekeliling perpustakaan, sebelum akhirnya Rehan menangkap sosok perempuan tertidur di meja belakang yang jaraknya hanya beberapa meter dari Rehan berada.

Kepala perempuan itu menempel di atas meja, wajahnya tertutup rambut hitam legamnya yang panjang.

Walau begitu, Rehan familiar dengan perempuan yang sering dipanggil Kei itu. Karena hampir di mana pun Rehan berada, perempuan itu selalu berada tak jauh darinya.

"Nak," Rehan menoleh. Ibu penjaga perpustakaan yang Rehan tahu bernama Ibu Sulis berdiri di depan pintu, "itu temannya dibangunkan. Sudah mau tutup."

Rehan tersenyum seraya mengangguk.

Baru selangkah Rehan bergerak, suara Bu Sulis kembali terdengar. "Nak," Rehan kembali menoleh, "Nanti kalau keluar, tolong dikunci pintunya, ya? Ibu mau ke toilet dulu sebentar."

Rehan mengangguk lagi, "Iya, Bu."

Bu Sulis sempat tersenyum sebelum akhirnya melangkah dengan sedikit tergesa menjauhi ruang perpustakaan.

Sedang Rehan, mengamati sejenak wajah perempuan bernama Kei itu sebelum akhirnya menggoyang-goyangkan meja yang menjadi tumpuan Kei tidur.

"Bangun, eh."

Kei-Kei itu hanya mengguman sejenak, dan mengganti posisi tidurnya tanpa ada niat untuk membuka mata.

Melihat itu, Rehan reflek memutar bola mata. Dengan malas, akhirnya Rehan menepuk-nepuk lengan Kei, "Perpus mau tutup. Bangun, woy!"

Perempuan itu bergerak, "Berisik!"

Rehan lantas mengerutkan dahi bersamaan dengan perempuan itu yang akhirnya membuka matanya sempurna.

Bahkan, kini tubuh perempuan itu terduduk tegak dengan mulut yang sedikit menganga menatap Rehan tidak percaya.

Membuat Rehan jadi kebingungan sendiri, emang gue semenyeramkan itu apa?

Rehan melirik name tag perempuan itu. Keisha Arsyala.

"Maaf, Kak. Saya nggak sengaja." Akhirnya Keisha itu membuka suara setelah asik menganga.

Sedang Rehan hanya mengangguk singkat, "Perpus udah mau tutup." katanya sembari memutar tubuh dan bergerak keluar dari perpustakaan.

Sadar, Keisha belum juga bergerak, sembari berjalan, Rehan kembali bersuara. "Cepetan! Pintunya mau gue kunci."

[ ]

Hai!

cerita baru, huft. ngomong-ngomong, karena cerita satu ini lahir karena kegabutan aku selama seminggu ini, jadi maafkan kalo ada kekurangannya, ya. 

Jangan sungkan untuk berkomentar kalo ada kesalahan:)

ngomong-ngomong--lagi, selamat menunaikan ibadah puasa untuk yang menjalankan!

makasih.

Love, Vanillopa

anonymous notes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang