VANCHA
"Pagi.. semua" sapa hangat vancha saat memasuki kelasnya yang mulai berdatangan murid-murid lain. "Woi.. Van, pr mtk udah blom?" Tanya salah satu murid yang bernama Hendra saat vancha meletakan tasnya di bangku. "Wes.. udah dong.. ya kali blom!" Perkataan vancha tadi sontak membuat beberapa murid-murid langsung menujunya. "Vancha cantikk.. liat dong pr nya.." perkataan mereka semua membuat vancha memutar bola matanya. "Jangan bilang pada blom ngerjain?" Mereka nyengir saat mendengar pertanyaan vancha. "Ya udah, iya. Tapi buat kali ini doang, awas besok-besok pada ga ngerjain pr lagi" tegas vancha sambil mengeluarkan buku pr matematikanya. "Iya.. gue janji deh" kata murid perempuan yang bernama Sonia. Saat vancha memberikan bukunya kepada Sonia, mereka pada berebutan ingin melihat jawabannya, kelakuan mereka membuat vancha menggeleng-gelengkan kepalanya. Vancha langsung mengalihkan pandangan ke arah sahabatnya yang sedang bercanda sambil membersihkan kelas. Vancha pun menghampiri sahabatnya, "Hai Nia... Hai Zahra.." sapa vancha pada kedua sahabatnya yang bernama Nia dan Zahra. "Hai Van.. gimana Udah daftar jadi ketua OSIS??" Sapa Nia seraya memberi pertanyaan pada vancha.
"Udah, kakak kelas tadi bilang kalau gue..." Memperlambat perkataannya. "KETERIMA BUAT IKUT PEMILIHAN JADI KETUA OSIS!!" Seru vacha saat melanjutkan perkataannya. Perkataannya itu pun otomatis membuat para sahabatnya ikut terkejut dan senang. Mereka berpelukan sebentar hingga tiba-tiba.
"Permisi, ada yang namanya Vancha Melinian Skyla??" Ada seseorang yang muncul di pintu, seseorang tersebut mencari Vancha. Vancha yang dipanggil namanya pun sontak melangkah menuju seseorang tersebut. "Ya.. saya, ada apa?" Tanya Vancha dengan tatapan bingung. "Di panggil ke ruangan OSIS" kata orang tersebut yang bernama Alex ia salah satu anggota OSIS. Vancha pun menggangguk ngerti "Ok kak.. saya akan ke sana sebentar lagi" Alex pun pergi setelah mendengar perkataan vancha. Vancha kembali menuju ke sahabatnya, "Gue di panggil ke ruangan OSIS" wajah gugup mulai menyertai muka vancha. "Tenang.. gue yakin Lo pasti bisa jadi ketua OSIS". Tegas Zahra sambil menenangkan vancha agar tidak gugup lagi. "Iya bener, kalau Lo optimis.. gue sama Zahra yakin kalo lo pasti bisa. Asalkan jangan pesimis." di lanjutkan oleh Nia. "Thanks ya.. kalian emang sahabat terbaik, kalo gitu gue ke ruangan OSIS dulu ye.. entar telat lagi" sambil menghela nafas panjang agar gugup nya hilang. "Bye, semangat" seru Nia.. "semangat vancha!!" Lanjut zahra memberi semangat dengan nada yang cukup keras saat vancha mulai melangkah meninggalkan kelas.
RUANGAN OSIS
Vancha memasuki ruangan OSIS tersebut dan mendapati beberapa orang telah berkumpul di meja rapat. "Maaf kak, saya telat" vancha berbicara saat melangkah menuju bangku kosong di samping meja. "Baru rapat biasa doang Lo udah telat gini gimana rapat penting. Niat ga sih jadi ketua OSIS" kata laki-laki yang duduk bersebrangan dengan vancha, laki-laki yang bernama LEEYAN ini terkenal paling play boy di sekolahan. "Kan ga lama juga telatnya, baru beberapa menit.." ketus vancha saat diledekin. "Bisa di mulai sekarang rapatnya?" Perkataan wakil ketua OSIS yang bernama Anggia yang masih menjabat menjadi wakil ketua osis tahun ini di sekolahannya itu mulai angkat bicara di sela lanjutan perdebatan vancha dan leeyan. "Bisa kak!!" Jawab serentak dari kedua mulut vancha dan leeyan.
Rapat pun berjalan 1 jam lebih, mulai dari membahas tentang bagaimana tugas-tugas menjadi ketua OSIS yang baik, hingga bagaimana mengurus acara formal dan non formal dengan benar. Hingga akhirnya rapat pun selesai. "Baik, arahan dari pembina OSIS sudah selesai. Apa sudah jelas?" Tanya ketua osis yang masih menjabat itu dengan nametag bernama Alvaro pada calon-colon osis. "Sudah kak!!" Jawab serempak semua calon-calon osis tersebut. "Baik lah silahkan kembali ke kelas masing-masing. Jika ada rapat lagi, kak Matt sebagai sekretaris osis akan memberi tau kalian!!" Lanjut penerangan dari anggia saat semuanya akan bersiap bubar.
Semuanya pun keluar
ruangan OSIS. Vancha pun berniat ingin pergi ke kelas, namun tiba-tiba ada sebuah tangan menahan lengannya. Vancha pun menoleh dan mendapati muka datar dari sekolah leeyan berdiri di belakangnya. "Ish.. apaan sih?" Tanya Vancha pada leeyan sembari melepaskan genggaman tangan leeyan dari lengannya. "Gue pasti'in kalo lo ga bakalan jadi ketua osis tahun ini!!" Kata leeyan sambil mengarahkan jari telunjuknya pada muka Vancha. "Lo siapa?? Emang Lo punya pangkat apa mau ngalahin gue?? Dasar aneh.. yang lain banyak nyalonin diri jadi ketua osis, kok cuman gue yang Lo ancem. Jangan egois jadi cowok, gue sama Lo bersaing secara sehat. Jadi jalanin aja, toh.. bukan kepsek juga yang milih, seluruh masyarakat sekolah ini yang milih. Jadi kita liat aja vote yang paling banyak!!" Timpal vancha tidak terima di tindas. Leeyan yang panas mendengar perkataan vancha tadi hanya bisa menatap tajam ke arah vancha, "oke, kita liat Minggu depan!". Vancha memalingkan wajahnya "cih.. KitA Lo bilang?? Lo sama gue lebih tepatnya!" Vancha langsung pulang ke kelasnya saat perkataan terakhir nya tersebut terlontarkan pada leeyan yang sekarang hanya memberikan wajah datar dan tatapan tajam.~~~