Chapter 1: The Beginning of Everything

41 6 0
                                    

Seorang gadis terlihat berlari kecil menuju gerbang sekolahnya. Didepan gerbang tertulis Petra Senior High School, salah satu sekolah elite di Lousiana. Beberapa murid masih berlari sebelum gerbang ditutup.

10 menit lagi gerbang akan ditutup oleh satpam yang mendapat julukan Mr. Helli. Siapapun yang pernah atau masih bersekolah disana akan tahu mengapa satpam bernama asli John Alexander Ramirez itu dipanggil Mr. Helli.

Dan disana, gadis itu tadi berhasil melewati gerbang neraka Mr. Helli. Dia adalah Calleigh Marie Duquesne. Gadis itu terlihat mengumpat satpam yang menjadi musuh bebuyutannya di sekolah. Memasuki kelas, gadis itu disambut oleh tiga sahabatnya, Lesley Gabrielle Smith, Charlotta Isabella Agatha, dan Christabelle Clarisse Davidson.

"Lo kenapa sih, Cal? Masih pagi muka udah ditekuk?" Celetuk Lotta.

"Eh, lo bisa ga sih mulut dijaga bentar? Gue abis lari dari gerbang nerakanya Mr. Helli."

Lesley dan Belle hanya bisa menggelengkan kepala mereka melihat kelakuan sahabat mereka yang menjadi juara di kelas XI-A. Masalahnya, walaupun Cal tukang escape dari pelajaran, herannya dia lulus dengan rata-rata 9 keatas semua.

"Yah, lagian elo sih, dateng telat mulu. Kerjaan di kelas juga kalau gak molor cabut."

Calleigh mendelik kearah Belle —panggilan akrab Christabelle— lalu melempar pensil kearahnya. "Mirror, please! Emang susah sih punya temen gak sadar diri."

"Alright, break it up, girls. Kecuali lo mau urusan sama Ms. Ellie." Ujar Lesley.

"Idih, gue sih gak akan mau urusan sama itu guru, amit-amit, deh!"

Lesley terdiam sejenak sebelum mengingat kebodohan mereka hari ini. "By the way, bukannya hari ini kita bebas ya mau masuk kelas atau ga?"

Sontak ketiga gadis lainnyapun terdiam lalu mengangguk sambil tertawa, menertawai kebodohan mereka sendiri. Kemudian, Belle terlihat berpikir sebelum tersenyum jahil.

"Kemarin, kakak gue cerita tentang 'forbidden door' in our school. Nah, dia bilang dibalik salah satu pintu itu ada mesin waktu yang bisa bawa kita ke masa depan."

Lotta menatap Belle bingung. "So? What is that mean?" Tanya Lotta.

Bahkan sebelum Belle sempat menjawab, Cal menyelanya terlebih dahulu. "You want us to come with you to searched that 'forbidden door' in the school? No way, I'm out."

"So do I." Sahut Lesley.

"But please, kasih tau gue, gue gak paham sama anak kucing satu ini." Pinta Lotta memelas.

"Lot, lo otak pake prosesor apa sih? Lemot banget! Nih, anak kucing satu ini bilang kalau ada salah satu pintu di sekolah yang didalamnya ada mesin waktu, dia mau nyari itu bareng kita. And the door is so called 'the forbidden door' and you want to risk your school-life?" Balas Cal kesal.

"Nope, I'm out."

"Nah, lo liat sendiri kan? Gue masih mau hidup damai di sekolah jadi gue gak akan cari masalah."

Belle mendengus kesal mendengar jawaban Cal. "Eh, kayak hidup lo di sekolah pada baik aja, perasaan lo semua kagak ada yang lugu deh! Udah ah, buruan! Emang gak penasaran apa? Siapa tahu kita bisa lihat masa depan?" Ujar Belle.

Ketiga gadis lainnya terlihat bertatapan penuh arti kemudian mengangguk pelan. Sejujurnya, mereka semua penasaran apa yang akan terjadi di masa depan, karena bagaimanapun, tidak ada yang tahu umur kita sepanjang apa. Mereka kemudian dengan segera meninggalkan kelas dan menyusuri lorong kelas XI.

"Yah, soal ini sih gue juga udah pernah denger dari kakak gue, my sister have told me about it. Tapi dia juga bilang kalo masih mau hidup damai di sekolah, mending jangan dicari." Kata Lotta pelan.

"Ya, kalau dipikir-pikir, sekolah kita punya banyak banget pintu terlarang buat dimasukin, apa mungkin emang ada benda seperti mesin waktu?" Balas Cal.

Lesley mengangkat bahunya kemudian melirik kearah Belle yang terlihat bingung. "Lo kenapa sih, Belle? Perasaan tadi lo yang ngajak kita beginian."

"Gue cuma lagi mikir perkataannya Cal, kalo dipikir lagi emang mesin begituan gak mungkin ada." Jawab Belle sebelum kembali fokus pada jalan.

"Nah, it's okay kalo emang kita gak bisa nemuinnya. Mungkin itu cuma gosip aja yang tersebar di sekolah, but what if we found it?" Ujar Lesley, dia memang paling bijak buat hal seperti ini.

"We're bestfriend, right? So no matter what will happen we will always together. If one of us want to do it, so do we." Kata Cal.

"Ok, that's why we're bestfriend."

Keempat gadis tadi tetap melanjutkan pencarian mereka, tanpa tahu, apa yang mungkin terjadi jika mereka bisa menuju ke masa depan.

TBC

Haii, kenalin aku deeryrain, yah kalo mau bisa juga dipanggil Cal —gue bukan Calleigh tapi—

Nah berhubung ini cerita pertama aku, bisa dong minta kritik dan sarannya, apapun aku terima kok, mau pake bahasa kasar juga gapapa.

Sekali lagi, makasih ya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Time MachineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang