Suga memberikan sebuket bunga mawar pada Jimin tidak lupa sebuah kotak besar yang tak lain adalah hadiah untuk jimin. Suga sudah mempersiapkan semua ini dengan sungguh-sungguh. Mengingat kata Taehyung kalau Jimin adalah fans beratnya maka dari itu Suga ingin memberikan hadiah terbaik di hari ulang tahun Jimin.
"Apa aku boleh duduk, aku capek berdiri," ujar Suga seraya tersenyum semanis mungkin di depan Jimin.
"Ne, ne hyung silahkan," Jimin mempersilahkan Suga duduk dan menyantap makanan yang sudah tersaji di depannya.
"Aku senang Suga hyung datang kesini," ujar Jimin. Ia memberikan segelas minuman pada Suga.
"Apa aku tak boleh datang karna tidak di undang," ujar Suga seraya melirik Jimin di sampingnya.
"Ani, bukan begitu hyung. A-aku mengundangmu. Apa kau tidak mendapat undangannya?. Aku memberikannya pada pelayan di rumahmu," ujar Jimin ia mengingat kembali saat ia pergi ke rumah Suga untuk mengundangnya.
"Aku cuma bercanda," ujar Suga seraya mengusak rambut Jimin.
"Aku menenerima undangannya," Suga tersenyum manis.
Jimin menundukkan kepalanya, sekarang pipinya merah karena perlakuan Suga.
"Aku pikir hyung gak bisa bercanda," ujar Jimin masih dengan menunduk.
"Hmmm."
.
.
.Seokjin membuka pintu kamar Taehyung. Ia ingin memastikan kalau Taehyung sudah siap untuk berangkat ke rumah Jimin yang sedang ulang tahun.
"Tae, kau masih belum siap?," ujar Seokjin yang melihat Taehyung belum mandi dan masih rebahan di ranjangnya.
"Sepertinya aku gak datang deh hyung," Taehyung menutup mukanya dengan bantal.
"Ayolah Tae, kita sudah membicarakan tentang ini kan. Cepatlah mandi dan setelah itu kita berangkat," ujar Seokjin seraya menarik tangan Taehyung agar ia duduk dan mau mandi.
Melihat Seokjin yang sangat serius Taehyung memikirkan sesuatu yang akan membuatnya sedikit bersemangat.
"Hyung," Taehyung menyandarkan kepalanya pada pundak Seokjin.
"Ne, apa kau ingin aku memandikanmu."
Taehyung memukul lengan Seokjin setelahnya ia tersenyum karena hyungnya sudah kembali seperti dulu.
"Aku ingin setelah pulang dari rumah Jimin, hyung mau memijat punggungku."
"Baiklah, aku akan melakukan apapun asal kau mau ke rumah Jimin."
"Sungguh?," Taehyung menatap lekat Seokjin.
"Ne, apapun katamu baby," Seokjin membelai pipi Taehyung.
"kalau begitu aku mau di buatin kue stowberry, di belikan boneka Tata dan makan es krim sepuasnya."
Seokjin terkekeh, "Banyak sekali ya maunya," ujarnya seraya mencubit pipi Taehyung.
"Sakit tau hyung," aduh Taehyung seraya mengelus pipinya.
Seokjin kembali tertawa. Taehyungnya sangatlah manis. Seokjin tidak bisa jauh dari Taehyung perasaannya semakin dalam pada dongsaengnya tersebut. Walaupun ia sudah berusaha keras untuk melupakan perasaannya namun, tetap saja ia kembali ke lubang yang sama saat ia menatap wajah manis Taehyung.
"Ya sudah, permintaanmu akan aku kabulkan semuanya. Sekarang mandilah dan bersiap kita akan segera berangkat."
"Siap hyung," Taehyung berlalu ke kamar mandi dengan cara berbaris seperti seorang tentara. Seokjin menggeleng-gelengkan kepalanya menatap Taehyung.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dongsaeng My Love
FanfictionKim Seokjin memperlakukan dongsaengnya layaknya seorang kekasih. "Hyung sangat mencintaimu," Adakah seseorang yang mengetahui perasaan Seokjin. Mungkinkah dongsaengnya atau justru orang lain?. Kim Seokjin x Kim Taehyung