Suara bel berbunyi, Hiro bergegas menuju pintu rumahnya. Ibu Hiro menegur anak laki-lakinya itu untuk tidak berlari di tangga, tetapi Hiro mengabaikannya dan mencapai pintu masuk rumah dalam sekejap.
Berdiri sesosok laki-laki paruh baya dengan senyum ramah menyapa Hiro serta memakai seragam dan topi khas dari perusahaan pengantar surat terbesar. Hiro tersenyum sumringah dan segera menyapa petugas kantor pos itu.
"Dengan Tuan Hiro?" Tanya petugas itu ramah.
"Benar, saya sendiri," jawab Hiro, sumringah.
"Ada surat untuk anda, silahkan tanda tangan di sini." Petugas itu menyerahkan surat tanda terima.
Setelah menerima surat itu dan meninggalkan petugas pos yang juga menjauh dari rumahnya, Hiro kembali berlari menuju kamar tidurnya yang terletak di lantai kedua rumahnya. Sekali lagi ibunya menegurnya dengan nada yang lebih tinggi.
Entah apa yang sedang terjadi pada laki-laki berambut ikal itu, meskipun Hiro sudah memasuki usia dewasa, tetapi setiap kali ada surat yang datang untuknya, sikapnya berubah total seperti anak kecil. Sangat tidak cocok untuk ukuran laki-laki bertubuh besar sepertinya.
Hiro menutup pintu kamarnya rapat lalu melompat ke tempat tidurnya sembari membuka surat itu secara perlahan dan mulai membaca surat itu dengan antusias.
[Dear Hiro,
Bagaimana kabarmu? Aku yakin laki-laki penuh semangat sepertimu selalu diberikan kesehatan. Entah mengapa aku sangat iri dengan sifat penuh semangatmu itu, yah, walaupun kita belum pernah bertemu sebelumnya. Namun, dari surat yang aku terima, aku yakin kau laki-laki yang menyenangkan dan selalu bersemangat.
Membalas suratmu sebelumnya, aku mengucapkan selamat atas kelulusanmu. Aku tahu ini sudah terlambat untuk mengucapkannya. Tapi apa daya karena surat membutuhkan waktu untuk sampai ke penerima. Huh ... aku sangat ingin memiliki pintu kemana saja milik doraemon, bukannya aku mengeluh ... hanya saja ... kupikir kita bisa bertemu kapanpun.
Kabarku baik, jadi jangan khawatirkan itu, aku juga sedang mencari pekerjaan baru karena kupikir pekerjaan lamaku tidak cocok untukku. Meskipun sulit mencari pekerjaan saat ini, tapi aku akan tetap semangat seperti yang selalu kau lakukan.
Tidak terasa kita sudah bertukar surat untuk waktu yang cukup lama, kuharap kita bisa segera bertemu. Aku sangat ingin bertemu orang yang selalu menyemangatiku melalui surat ini. Aneh rasanya, tapi aku ingin berterimakasih padamu.
Lalu, apa yang akan kau lakukan setelah lulus? Apa kau langsung mencari pekerjaan? Atau mengikuti mimpimu untuk berkeliling dunia? Aku selalu menunggu cerita yang menarik darimu.
Kupikir tidak ada lagi yang ingin aku tulis di surat ini, aku menunggu balasanmu. Sampai jumpa.
Dari,
Diane]
Surat yang ditulis dari orang asing bernama Diane itu selalu membuat Hiro tersenyum sendiri. Hiro selalu mengatakan bahwa menerima surat selalu menjadi hal paling menyenangkan. Meskipun teknologi sudah sangat maju, tapi Hiro bersikeras mengatakan bertukar surat seperti ini lebih menyenangkan.
Hiro masih berdiam diri di kamarnya walaupun waktu sudah menunjukkan tengah hari. Tak ada keinginan untuk keluar kamar, ia hanya ingin memandangi tulisan tangan temannya itu sedikit lebih lama.
***
Sebulan yang lalu.
"Diane, ada surat untukmu."
"Apakah dari Hiro?"
"Ya."
"Bisakah kau bacakan untukku."

KAMU SEDANG MEMBACA
Letters : Love and Lies [END]
Short StoryHiro dan Diane, dua orang yang terpisah jarak dan dipertemukan melalui surat. Keduanya menjalin hubungan melalui surat yang di isi dengan kebohongan. Sebuah cerita pendek yang mengajarkan tidak semua kebohongan adalah sebuah keburukan. PS : Cerita r...