bagian sepuluh

2.9K 272 10
                                    

Matsuri datang saat Sasuke sedang mencium kening Hinata.

Matsuri melihatnya dan menyilangkan kedua tanganya. Melihat pasangan berbagi kasih itu hal memalukan terbukti dirinya

"Cih romansa picisan". Gumam Matsuri meniru Gaara. Hinata tersenyum menimbulkan tanya bagi Sasuke.

"Kau kenapa". Sasuke heran.

"Tidak, aku hanya akan rindu nantinya padamu". Aku Hinata, Sasuke terkekeh dan mengelus surai indigo gadisnya.

"Aku tak akan lama". Janji Sasuke. Hinata mengangguk kikuk karena ulahnya.

Setelah Sasuke menghilang dibalik pintu Hinata langsung menatap Matsuri. Inilah keistimewaan Hinata setelah terbangun dari koma, dapat melihat arwah.

"Ada apa". Hinata duduk di sebuah sofa disusul Matsuri.

"Hanya bosan pada dua pria tak tahu malu". Keluh Matsuri,Hinata terkekeh mendengar curhatan Matsuri.

"Apalagi ulahnya". Hinata sambil menghidupkan televisi.

"Tidak banyak, tapi sangat menyebalkan". Matsuri semkain kusut saja.

Hinata justru tertawa ringan melihat kelakuan Matsuri.

"Jangan tertawa". Matsuri merasa kesal melihat Hinata tertawa.

"Maaf". Hinata langsung diam tapi menahan tawa.

Matsuri kesal dan Hinata tersenyum geli.

"Dasar wanita". Ucap seseorang lainnya.

Matsuri dan Hinata menoleh dan mendapati Naruto berdiri dibelankang keduanya.

"Kenapa dengan wanita, kau lahir juga dari wanita dan dibesarkan oleh wanita, dan kau jatuh cinta pada wanita, jangan lupa kau koma juga karena wanita". Sindiri Matsuri. Hinata menggelengkan kepalanya melihat pertengkaran dua arwah aneh didepannya.

"Jangan mengejek, kau ada juga karena pria, membuat dirimu juga karena pria, kaupun jatuh cinta pada pria, dan meninggal juga karena pria, sombong sekali". Naruto sedikit menantang,Matsuri merasa kesal. Sedang Hinata sudah tertawa renyah melihat pertengkaran Matsuri dan Naruto adalah hiburan tersindiri baginya.

Naruto dan Matsuri saling pandang. Melihat Hinata yang sepertinya tak jadi penengah yang baik.

Diam/diam

Ucap Naruto dan Matsuri bersamaan. Hinata langsung diam namun masih menahan tawa.

"Aku butuh solusi bukan tawamu". Matsuri mengerucutkan mulutnya.

"Maaf, maaf, ". Hinata memegangi perutnya yang sedikit sakit karena tertawa. Kehadiran kedua arwah aneh ini menjadi hiburan disaat bosan.

.

.

.

Sasuke kembali mengerjakan dokumen di kantornya. Menyibukan diri dikantor adalah salah satu menghindari Sakura. Terlebih wanita itu sepertinya masih belum bertindak.

Mengenai identitas Hinata,Sasuke berhasil mengelabui semua pihak. Sasuke beruntung memiliki Suigetsu yang banyak koneksi.

Perusahaan keluarganya berangsur membaik, banyak perusahaan yang memuji hasil kerjanya. Sasuke bersyukur dapat memulihkan perusahaannya dalam waktu kurang dari dua bulan. Investasi luar negri pada perusahaan X ternyata membantu. Hutang yang dikira semakin menggunung kini sudah terbayar, karyawan tidak mengeluh soal gaji, dan sektor perhotelan yang diurus olehnya.juga berangsur memulihkan pelayanannya dengan memberi diskon jika menginap diatas tiga hari.

Kini Sasuke patut berpuas diri, ayah Sakura yang awalnya sedikit meremehkannya mengagumi Sasuke. Terkadang pria itu sering mendatanginya menanyakan keadaan putrinya atau sekedar membicarakan urusan bisnis.

Sasuke terpaksa berhenti memeriksa dokumennya saat suara ponselnya bergetar. Sasuke.cukup malas dengan nama yang tertera disana.

Sakura calling

Sedikit kurang bersemangat Sasuke.mengangkat penggilan itu.

"Hm". Gumam Sasuke malas.

......

"Tidak bisa,banyak.pekerjaan". Ucap.Sasuke acuh.

........

"Kau cukup.tahu Sakura, perusahaanku baru dalam pemulihan dan kita juga menikah karena ayahku menginginkannya, bukan berarti.aku dapat mencintaimu, hanya Hinata yang kucinta sampai.kapanpun". Belum sempat Sakura membalas ucapanya, Sasuke telah menonaktifkan ponselnya.

Mood Sasuke.langsung memburuk. Menelpon sekertarisnya untuk melanjutkan pekerjaannya. Sasuke sudah pusing dengan urusan perusahaan sekarang Sakura membuatnya tambah tak bersemangat.

Sasuke beranjak keluar, sedikit mencari udara segar nampaknya tidak salah.

.

.

.

"Jadi kalian bertengkar dengan Gaara karena masalah gadis yang disukainya". Hinata menutup buku bacaannya. Gadis itu nampak tertarik dengan topik gadis yang disukai Gaara.

"Siapa gadis itu". Hinata menatap Matsuri dan Naruto bergantian.

"Kisah gadis Gaara berkaitan tentang kami". Naruto berceloteh.

"O...iya aku juga penasaran kenapa kau koma begitu lama, apa ada masalah". Hinata dalam.mode berfikir.

"Karena penabrakku sudah meninggal". Naruto kesal.

Hinata menaikan kedua alisnya. Bisakah kalian menceritakan kisah kalian, lagipula Gaara takkan bisa masuk bukan .

Naruto langsung duduk.di dekat Hinata. Dan Matsuru tersenyum.

"Seprtinya Hinata tertarik dengan kisah Kita". Naruto menunjukkan raut senangnya.

"Tidak salah kan kalau kalian berbai,mengingat sebelumnya cerita kalian harus terpotong karena Gaara mengganggu waktu itu. Hinata antusias.

"Aku setuju". Matsuri semakin merapat ke arah Hinata.

"Bagaimana kalau mulai dari masa sekolah". Usul Naruto.

Hinata mengangguk dan Matsuri tersenyum memulai.

"Boleh, lagian kita aman Gaara tidak ada dan Sasuke belum pulang". Hinata melihat ke kanan dan kiri.

"Benar tidak ada yang akan mengganggu kita". Naruto berkomentar.

Matsuri bercerita banyak mengenai kehidupan sekolah ketiganya. Hinata sendiri dibuat terkejut mendengarnya.







TBC

no need say good byeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang