Hari ini Welda pulang lebih awal, Aurel memintanya karna ada sesuatu yang akan ia katakan. Setiba Welda dirumah, Aurel menceritakan semuanya tentang kedatangan Rosalia bersama Roy, tentang asal muasal kejadian mistis dirumahnya. Tak disangka ternyata Welda salah pilih rumah, ia kira rumah dipinggir kota akan membuat dirinya dan keluarganya nyaman, karna terhindar dari kebisingan. Ternyata malah membawa malapetaka.
Pukul 20:00
Roy, Rosalia, Gandhi dan satu lagi pria yang lumayan muda, mungkin berusia 25-an mengunjungi rumah Aurel. Mereka pun duduk di ruang tamu, Roy memperkenalkan pria yang dibawanya, dia bernama Ustadz Azhari(teman baik Roy) salah satu Ustadz muda di pesantren kota itu. Dia sangat terkenal dikalangan para Ustadz, dan ilmu agamanya juga sudah diluar kepala. Ustadz Azhari juga sering diundang untuk melakukan ruqyah diberbagai kota.
"Baiklah. Kita langsung mulai saja." kata Ustadz Azhari tanpa basa-basi.
Dia membawa tasbih di tangan kanannya, memakai jubah putih, mengenakan peci putih pula. Tak luput membaca doa sebelum melakukan aktifitasnya. Ia mengamati ruangan demi ruangan, mulai dari lantai bawah hingga lantai atas. Membacakan doa di setiap ruangan. Menaburkan garam di setiap ruangan. Kenapa? Garam dipercaya memberi aura positif. Biasanya garam adalah salah satu metode yang digunakan untuk melindungi diri dari aura negatif seperti makhluk tak kasat mata.
Ustadz Azhari merasakan aura dilantai atas berubah panas. Ia terus melangkah hingga ujung lorong. Langkahnya terhenti disebuah ruang, tentu saja ruang kosong itu. Ia membuka ruang itu dengan mengucap Basmallah, didalam sangat panas. Entahlah apa memang ruangan ini sudah panas sejak awal karna kurangnya ventilasi atau memang tempat ini gudang para makhluk itu.
Ia pun menaburkan garam dalam ruangan itu, lalu segera kembali kebawah menemui mereka yang sudah menunggunya. Ustadz Azhari duduk, lalu menghela napas panjang.
"Semua sudah beres, saya sudah menabur semua garam yang saya beri doa khusus." katanya tersenyum.
Aurel menatap Welda, begitupun sebaliknya. Aurel belum yakin 100% cara ini akan berhasil.
"Apa makhluk itu tidak akan mengganggu keluarga kami lagi?." tanya Welda memastikan.
"Ini baru tahap pertama. Mereka tidak akan menyerah semudah itu." jelas Ustadz Azhari.Benar dugaan Aurel. Cara ini tidak 100% berhasil, lalu tahap apalagi yang akan dilakukan Ustadz ini?
Ustadz itu menatap Kesya tersenyum. Entah apa yang dia pikirkan tentang anaknya itu. Senyumnya mencurigakan bagi Aurel. Menandakan ada sesuatu yang disembunyikan. Kesya membalas tatapan Ustadz Azhari dengan takut. Ustadz Azhari memberi kantong berisi garam yang telah diberi doa. Jika mereka bertemu makhluk itu, taburkan saja pada makhluk itu jika perlu disertai membaca ayat kursi.
Dia juga memberi beberapa saran untuk dilakukan, seperti sholat lima waktu, mengaji, dan lain-lain. Welda dan Aurel sudah melakukannya setiap hari, tapi setan itu masih betah didalam rumahnya. Bagaimana tidak, sebelum mereka menempati rumah ini, setan itu sudah ada lebih dari 20 tahun yang lalu.
"Dan anak itu." Ustadz Azhari menunjuk Kesya di hadapannya.
"Jangan sampai kalian lalai membimbingnya. Ajak anak kalian sholat dan mengaji, agar dia terbentengi." lanjutnya.Wajah Ustadz itu mulai murung, suasana hatinya berubah sangat cepat. Aurel dan Welda pun menjadi heran. Namun, Rosalia dan Gandhi tau apa yang ada didalam pikiran Ustadz Azhari. Sebuah kenyataan yang akan membuat Aurel dan Welda shock.
"Aurel, kayaknya Ustadz Azhari mau bicara sesuatu yang penting. Bawalah Kesya ke kamarnya." kata Rosalia menatap Aurel disampingnya.
Aurel mengangguk, lalu membawa Kesya ke kamar. Tak lama, Aurel segera kembali ketempat duduknya. Ingin segera mendengarkan apa yang akan disampaikan Ustadz Azhari. Sebelum menyampaikan hal itu, ia meminum teh hangat didepannya. Lalu menarik napas panjang.
"Saya akan menyampaikan sesuatu pada kalian." menatap Aurel dan Welda.
"Makhluk itu mengincar anak kalian,"
Welda dan Aurel mulai dilanda cemas, apa benar begitu? Kenapa?
"Rosalia mengatakan padaku bahwa anak kalian memiliki teman gaib, apa itu benar?." tanya Ustadz Azhari.
"Iya. Memang benar, Ustadz." Aurel membenarkan.Ustadz Azhari melanjutkan bicaranya.
"Teman gaibnya itu sangat jahat, suatu saat setan itu akan mengajak anak kalian ke dunianya. Itu berarti anak kalian akan mati." kata Ustadz Azhari, membuat Aurel shock berat.
"Gak! Itu gak boleh terjadi. Lakukan sesuatu Ustadz." rengek Aurel.Anggukan, yang Ustadz itu berikan.
"Masih ingat cerita tadi pagi? Tentang tumbal anak berusia dibawah 10 tahun?." tanya Roy.
Aurel mengangguk paham. Apa korban selanjutnya adalah Kesya? Ini tidak boleh dibiarkan. Jika setan itu berani menyakiti anaknya, ia akan mengutuk setan biadab itu!
Keringat dingin mulai tampak diwajah pucat Aurel. Rosalia tau ini akan membuat mental Aurel down. Sebisa mungkin ia menenangkan Aurel disampingnya.
"Ustadz, bisakah setelah ini anda datang kerumah kami?." tanya Rosalia.
"Untuk apa?." Ustadz Azhari balik bertanya.
"Anak pertama Aurel, dia mengalami masalah. Ada sesuatu yang mengganggu pikirannya." jawab Rosalia sedih.
"Kenapa dia ada di rumahmu?." tanya Ustadz Azhari lagi.
"Karna dia aman dirumah ku. Makhluk itu tidak akan mengganggunya disana." jelas Rosalia, menatap Aurel yang masih cemas.Ustadz pun setuju, setelah dari rumah Aurel. Mereka berempat menuju rumah Rosalia. Aurel ingin sekali ikut, tapi Rosalia melarangnya dan menyuruhnya menjaga Kesya baik-baik.
Setibanya disana, mereka berempat segera menuju kamar Ali. Ustadz Azhari duduk ditepi kasur, berhadapan dengan wajah Ali. Ustadz Azhari mencoba menerawang Ali lewat tatapan mata. Kontak mata mereka bertemu, sambil komat-kamit membaca doa. Ali diam mematung, seperti kena hipnotis.
Mereka bertiga memilih menunggu diruang tamu. Entah berapa lama, mereka beradu tatapan.
Sementara itu..
(Dikamar Ali)
Ustadz Azhari memulai percakapan.
"Ali? Itu namamu?." Ustadz memulai.
Ali mengangguk,
"Aku dengar, kamu anak yang baik dan menyayangi kedua orangtuamu, apa benar?."
Ali mengangguk,
"Baiklah. Aku dengar kamu sedang mengalami masalah, apa benar?."
Ali mengangguk,
"Ceritakan masalah seperti apa yang membuatmu seperti ini."
Ali masih bungkam, seakan mulutnya terkunci sendiri. Ustadz Azhari menggenggam kedua tangan Ali, dan membacakan beberapa doa, seperti ayat kursi dan beberapa ayat pilihan. Ustadz Azhari seperti memberikan kekuatan untuk Ali, menyalurkan energinya lewat ganggaman tangan mereka. Butuh waktu untuk membuang semua trauma dipikiran Ali, alhasil semua usahanya tak sia-sia. Ali pun menceritakannya.
"Aku takut, dia akan membunuhku. Lihat ini." kata Ali menunjukkan luka-lukanya.
"Dia menyakitiku, untung saja Tante Ros membawaku kesini. Aku aman disini, dia tidak menggangguku lagi. Tapi aku masih trauma dengan kejadian itu." Ali mulai menangis.
"Tolong katakan pada orangtuaku, makhluk itu akan membunuh adikku juga. Suruh keluargaku pergi dari rumah itu. Aku mohon." kata Ali memohon.
Ustadz mengangguk paham, ia pun menenangkan Ali, mengatakan semua akan baik-baik saja. Tapi Ali masih belum tenang. Sebenarnya saat keluarganya datang menemuinya, ia sangat bahagia dan ingin memeluk mereka, tapi entah mengapa mulutnya terkunci sendiri seakan dirinya tidak boleh bicara sepatah katapun. Saat itu pikirannya hanya dikelilingi rasa takut, benar-benar takut.
~0~0~0~
Tbc :))
Jangan lupa kasih vomment ya😂😂
Puasa2 gini enaknya ngapain ya?
Enaknya ya cuma tidur😪
Semangat puasanya bagi yg menjalankan😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Anastasia
HorrorSuatu hari gadis kecil bernama Kesya bersama keluarganya pindah ke sebuah rumah ditepi kota. Sudah 20 tahun rumah itu kosong dan akhirnya Papinya Kesya membelinya karna ada bisnis dikota tersebut. Kesya memiliki satu kakak laki-laki bernama Ali. Kes...