Aku seorang gadis kecil yang terlahir di keluarga yang terkenal, Papaku seorang pengusaha dan Mamaku seorang dokter kecantikan.
Aku tinggal di Jln. Mekar Sari Komp. Garden Flowers Blog. V No. 70, Bandung. Aku anak kedua dari dua bersaudara, yang pertama itu--
"Vi.... cepetan, nanti abang telat." Nah itu dia, dia Alfandi Sandiaga. Dia anak pertama di keluarga kami.
"Iya bentar, dikit lagi bang,"
#Alfandi Sandiaga
Umurnya 16 tahun 4 bulan 15 hari, orangnya putih, tingginya 175cm, berjambul, ketua osis, dan idola di sekolah.
Dan setiap pagi selalu marah-marah karena takut terlambat."Vi.... Cepat sekarang udah jam 7 kurang 15, abang itu ketua osis malu lah kalau terlambat."
Kata-kata ini udah aku denger sejak kami sekolah di sekolah yang sama, dan ini memasuki tahun kedua."Iya bang, ini uda siap." Aku menuruni satu persatu anak tangga.
Fandi langsung menarik tanganku untuk masuk ke mobil dan segera berangkat."Neng... Den... gak sarapan dulu?" Nah, kalau yang ini namanya Bi Minah, dia udah kerja di rumah ini lebih dari 10 tahun.
"Enggak Bii, nanti aja sarapan di sekolah," ucap Fandi. Dia selalu saja begitu, padahal makanan di kantin itu gak ada yang enak.
Fandi menyalakan mobil dan memijak gas perlahan, sekarang kami melesat dengan cepat, untungnya Bandung gak macet kalau macet yahh entah lah.
Tepat jam 7 pagi kami sampai di depan gerbang sekolah.
"Huh, untung aja gak telat," ucap Fandi."Yaampun bang kita tuh bel masih 20 menit lagi abang aja yang berlebihan," ucapku.
"Kamu tuh, kebiasaan banget. Nyatok rambut pagi-pagi, sok cantik,"
"Yee... emang cantik mau apa?" jawabku
"Uda sana masuk kelas, nanti abang anter sarapan ke kelas kamu." Fandi mengusap rambutku dengan lembut.
#Alfandi Sandiaga
Perhatian, lembut, disiplin dan rapi.Aku berjalan melewati ruangan-ruangan kelas yang mulai ramai, kelasku letaknya di lantai 3 dan Fandi di lantai 4, suasana seperti ini yang aku benci.
Melewati segerombolan abang dan kakak kelas yang gak jelas, dan bergosip di pagi hari."Hai Vi, mau abang anter gak ke kelas kamu?" Kalau dia namanya Fariz Akbar biasa dipanggil Rizak, dia salah satu abang kelas yang suka cari perhatian ke seluruh siswa perempuan di sekolah ini, mukanya? Lumayanlah.
"Eh, gak papa bang bisa sendiri kok," jawabku sambil melemparkan senyuman manis kearahnya.
Dan ini baru lantai pertama, belum lagi lantai kedua. Dimana semua orang nongkrong tepat di depan tangga.
"Eh, adeknya ketua ni, cantik bener hari ini," ucap salah satu orang yang ada di situ, entah siapa itu. Kemudian diiringi dengan tawa dari mereka-mereka.
Aku hanya membalasnya dengan senyuman.Dan akhirnya aku sampai ke lantai tiga, untungnya kelasku tepat di samping tangga. Aku masuk, duduk dan menunggu Fandi.
__________________________
Jangan lupa vote dan commentnya ya :*
Aku menerima semua saran dari kalian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiding from You
Teen FictionBahkan aku pun tidak tahu apa alasanku bersembunyi dari kamu, aku juga tidak tahu apa keuntunganku bersembunyi dari kamu. Tapi ini keputusanku untuk bersembunyi dari kamu. Mungkin ada saatnya Tuhan mengizinkanku untuk keluar dari persembunyianku. Co...