2 | My Choice

84 20 25
                                    

A feeling i just can't describe.

|

"Jadi, lo beneran putus sama si Temon?"

Gue menatap sinis kepada Hanbin yang datang tidak diundang tapi langsung nyedot es jeruk punya gue sampai hanya sisa setengah.

Mahluk kere emang.

"Namanya Namjoon. Dan, ya. Gue putus. Tapi lumayan sih, gue dapet duit. Hehe."

Hanbin tersentak kaget. "Anjir. Dipake berapaan lo?!"

Gue menbok lengannya keras-keras hingga Hanbin meringis kesakitan. Sempak emang. Sekarang gue jadi pusat perhatian seisi kantin akibat perkataan non saring mahluk di sebelah gue.

"Mulut lo belum pernah ditabok pake bakiyak ya?!"

"Ampun nyai. Tapi lo beneran nggak di apa-apain sama dia kan?" Tanya Hanbin sok perhatian.

Cuih. Padahal biasanya gue nyungsep dihadapan dia aja cuma diketawain doang. Jangan-jangan ada udang dibalik bakwan. Paham gue. Hanbin kan liciknya ngalahin Paman Sangkuni.

Buat yang nggak tahu Sangkuni itu siapa, gue saranin deh kalian nonton Mahabarata.

Jangan salah sangka dulu, gue nggak niat nonton itu kok, sumpah.

"Enggak lah, bego."

"Terus gimana ceritanya lo bisa dikasih duit?"

Tuh kan tai. Masalah duit aja dia langsung konek. "Gampang. Gue kan pinter memanfaatkan keadaan."

"Dodol. Gue kan tanya ceritanya." Gue menampik tangan Hanbin yang mau mengambil es jeruk gue lagi. Takut kena rabies gue. Lagian kenapa dia santai-santai aja sih minum bekas gue?

"Bin, ih! Gue nggak mau indirect kiss sama lo!"

Hanbin tersenyum jahil. "Jadi, lo mau ciumannya langsung aja?"

"Sampah," desis gue sambil menusuk bakso dan menjejalkannya kedalam mulut gue.

"Woojin mana?" Tanya gue begitu menyadari mahluk buluk bernama Park Woojin belum tampak juga.

Padahal biasanya Woojin tak pernah absen mengacaukan hari-hari gue yang udah kacau. Hm, jangan-jangan dia ngambek karena kemarin gue upload foto dia saat tidur mangap?

Sebenernya salah dia sendiri sih. Siapa suruh mulutnya nggak dikondisikan.

"Ngambek sama lo," jawab Hanbin sambil ikut menusuk bakso dimangkuk gue yang tinggal sisa dua biji.

Hah?!

Padahal tadi kan masih ada lima!

"Hanbin asu. Balikin bakso gue!"

"Lo kan cewek. Cewek mana punya bakso, Dan."

"Ah bodo. Gue benci sama lo."

Hanbin ketawa ngakak sambil memegangi perutnya. Sumpah gue gagal paham. Apanya yang lucu, sih? Lama-lama gue curiga kalau sebenernya Hanbin ini pasien lepas, dan selama ini gue temenan sama orang gila. Dugaan gue diperkuat karena tawa Hanbin belum juga mereda selama hampir 5 menit lamanya.

Gue tambah kesel sama mahluk satu ini saat dengan seenaknya dia merangkul gue dengan keadaan keteknya yang basah.

"Ketek lo bau, setan. Habis main basket kan lo?!"

"Iya, hehe."

"Tai."

°°°

Biasanya saat pulang sekolah gue selalu nebeng sama Woojin. Selain anaknya nggak pernah minta uang buat ganti bensin, rumah kita juga sebelahan.

Iya, sebelahan.

Hold Me Tight [pjm]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang