Gagal Move On.

4.6K 460 51
                                    

"Naruto, kau di panggil presdir ke ruangannya"ucap Kiba.

"Benarkah "?

"Hm, cepat jangan lambat. Kena semprot tahu rasa"

"Diam kau kiba, jangan menakuti Naruto " ujar Tenten.

"Kena semprot juga gak apa, udah biasa Naru kan strong"balas Naruto, sambil bangkit dari duduknya.

"Iya strong, tapi gagal Move on'" ledek Sakura, yang di anggap angin lalu oleh Naruto.

Naruto, menghela nafasnya. Sebelum mengetuk pintu ruangan presdirnya. Setelah Merasa tenang, ia memberanikan diri mengetuk pintunya.

"Tok tok tok"

Tak lama, terdengar sahutan dari dalam.

"Masuk "

Naruto, masuk dan mendapati fugaku, sudah menunggunya. Ia, karna Itachi masih sakit, Fugakulah yang menggantikannya.

"Bapak memanggil saya " Tanya Naruto.

"Iya, pembicaraan kita yang tadi ada yang terlewat, kamu masih mau dengarkan"

"Iya pak". Jawab Naruto tegas.

"Baiklah, mulai saat ini. Kau di angkat menjadi sekertarisnya Itachi, dan selama dia di rumah Sakit, kamu dan Sasuke yang akan meng handle nya"

"Tapi pak, memang tidak ada yang lain"? Tanya Naruto.

"Tidak, karna saya lebih percaya dengan kemampuan kamu"

"Baik pak"

"Terimakasih, dan mulai besok kau sudah bekerja di ruangan ini"pinta Fugaku.

"Sama sama. Ada lagi pak "?

"Tidak , kau boleh kembali ke ruangan mu".

Naruto bangkit dari duduknya, memberi hormat pada Fugaku , dan segera keluar dari ruangan Itachi.

"Kalau gini terus, bisa bisa gagal. Move on"

Naruto, berjalan dengan lesu ke ruangannya, Membuat teman temanya heran.

Naruto, langsung duduk di tempat kerjanya.

Teman temanya pada kepo, langsung pada nimbrung kan.

"Naru apa yang di bilang tuan Fugaku, kau tidak di pecatkan"Tanya Sakura bertui tubi.

Naruto , hanya menghela nafas lalu berkata, "Aku tidak di pecat Sakura, hanya saja aku di pindah tugaskan."

"Naik jabatan rupanya, selamat ya"?  Teriak ino heboh, sambil  meluk Naruto, tak  lama  datanglah  Sai yang tengah  patroli.

"Halo Nona nona, berhenti  berisik ini belum waktunya  istirahat. Tutup mulut  kalian, atau ku tutup gaji bulanan kalian"

"Baik pak"jawab mereka serempak, setelah  Sai  pergi, Ino berceloteh.

"Dasar muka mayat,main seenaknya saja"

"Yamanaka san, jam makan siang datang ke ruangan  saya "..

Wajah  Ino, merah padam  karna ke tahuan oleh orang yang  di umpatnya

"Mampus kau ino"

Ketika jam makan siang, Naruto  tak bisa makan. Dia, hanya  memainkan ramen ke sukaannya, membuat  teman temanya  heran. Karna menurut mereka, Naruto  dan ramen itu, satu paket yang tak bisa terpisahkan.

Naruto, melemparkan  sumpitnya lalu pergi begitu saja. Meninggalkan  teman temanya  yang keheranan.

Ketika , akan pergi  ke ruangannya, tak sengaja  ia berpapasan dengan  Sasuke.

Naruto, membungkukan  badannya  sedikit, lalu dia beranjak  dari sana,namun suara dingin  Sasuke  membuatnya  berhenti.

"Dobe, bisakah  kita bicara 4 mata"?

"Tentu saja pak"jawab Naruto, lalu membuntuti  Sasuke  dari belakang.

"Jangan  berjalan di belakang, kau seperti  peliharaan saja"ucap Sasuke  dingin.

"Aku memang peliharaan anda bukan ", jawab Naruto .

Sasuke, diam sebentar, lalu dia menarik  tangannya Naruto, dengan  kasar.

"Kau memang benar benar keras kepala "ucap Sasuke, berusaha  menaham amarahnya. Agar tidak meluluh lantahkan gadis  cantik incaran  Kakanya.

"Anda sudah tahu, "?

"Naruto, tak bisakah kita bicara baik baik, jangan seperti ini "

Naruto menghela nafasnya, lalu menatap  Sasuke dengan mata yang melembut.

"Memangnya apa yang ingin kau bicarakan Teme"

"Soal aniki ku, "

"Aku tidak peduli "potong Naruto, dengan  cueknya.

Sasuke menghela nafas, lalu menarik ke dua bahu Naruto.

"Dengarkan aku baik baik"

"Hm"

"Aniki akan di Jodohkan  dengan  putri keluarga Hyuga, jika kau benar benar ingin melepaskannya. "

Deg, "

Jantung Naruto, seakan mau keluar  dari tempatnya ketika mendapatkan kabar  tak mengenakan untuk  hatinya.

"Aku tidak  peduli  Sasuke, aku sudah  move on darinya"

"Aku tidak percaya, kau benar  benar tak ingin  memberikan kesempatan kedua  untuknya"

"Harus  berapa kali aku bilang Sasuke "

Sasuke  terdiam  lalu  menatap Naruto  dengan  tatapan yang campur aduk.

"Jika kau benar  benar  sudah move on dari aniki, dalam minggu ini aku harus mendengar  kau tak singgel lagi"

"Memang  apa peduli mu, aku singgel  atau tidaknya"

Sasuke, smirk  lalu berkata.

"Berarti kau belum move on sepenuhnya dari Itachi "

Naruto, mengeratkan tangannya. Dalam hati ia bergumam, 'Benarkah ia belum  move on '.

"Hanya ini yang ingin bapak bicarakan, kalau begitu saya permisi  dulu"ucap Naruto, ia membungkukan badannya sedikit, dan segera pergi dari ruangan  Sasuke.

Sasuke, mengeratkan tangannya pada kursi yang ia duduki.

"Dia benar benar  keras kepala, "

Naruto, berjalan  dengan  langkah lunglai, ia sedikit  melamun. Otaknya  tertuju  pada Ucapan Sasuke  beberapa  menit yang lalu.

Benarkah ia masih mencintai  Itachi, tapi karna sipat egois  dan keras kepala yang mendarah daging, membuatnya tak ingin mengakuinya.

Karna saking asiknya  melamun, ia sampai  tersandung  kakinya  sendiri.

"Kyaaaaaaaaaaaa"


Hei, para pembaca yang terhormat, mending  jadi sider aja, dari pada komen yang bikin aku drop. Aku ridho gitu, dari pada serba salah.

My Boss My Second (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang