Aishiteru..

216 20 2
                                    

Coagulation

Author: Dini Naruhina

Genre: Angst, comfort, Romance, Hurt

Pairing: NaruHina

Disclaimer: All character © Masashi Kishimoto

Warning: OOC, abal, typo bertebaran, songfic, angst, author yang kelamaan hiatus karena kesibukan kuliah. Disarankan untuk mendengarkan lagunya juga sembari membaca fic ini agar penghayatan dapat diterima /nggak

Insert song: Coagulation © SuperJunior

Summary: Ketika kata-kata sejuk mu menyentuh hatiku, tanpa ku tahu embun basah menetes dimataku

~Don't Like Don't read~

.

.

.

Asap di tiap bagian mobil yang terbalik itu memenuhi udara. Pecahan kaca bertebaran disekitarnya. Sesosok tubuh seorang wanita tergeletak tak begitu jauh dari mobil. Perlahan, wanita tersebut berdiri. Wajahnya terluka dibeberapa bagian. Sedikit darah keluar dari salah satu sudut bibirnya.

Langkah gontai mengiri jalannya. Pandangannya nanar melihat seseorang yang berada di dalam mobil. Memaksakan diri, Hinata terus berjalan meski pening menghampirinya. Terjatuh dan bangun lagi. Dengan susah payah Hinata tiba di mobil yang didalamnya terdapat sang kekasih yang terluka parah.

"Hime.." ucap Naruto lirih.

"Tenang Naruto kun, aku akan menyelamatkan mu."

Ketika kata-kata sejuk mu menyentuh hatiku
Tanpaku tahu embun basah menetes di mataku
Aku pun tak tahu darimana dan bagaimana itu terus membentuk

Langit biru bersih menaungi perjalanan mereka. Sinar matahari bersinar terik di musim Agustus, memaksa masuk ke dalam mobil. Tawa canda dan senyuman kedua sejoli ini begitu tulus dan penuh kasih sayang. Agenda mereka hari ini, selain mengunjungi butik tempat mereka memesan baju pernikahan, mereka juga akan mengunjungi tempat lainnya untuk menghabiskan waktu musim panas bersama. 

"Bagaimana harimu Hime?" 

Hinata tersenyum dengan panggilan sayang dari Naruto. Wajah putihnya bersemu merah. Meski sudah sering mendengar panggilan itu, namun hati Hinata selalu saja berbunga-bunga.

"Ba-baik Naruto kun.."

"Hahahaha kau berbicara gagap lagi," Naruto tertawa riang menjawab reaksi Hinata. Tangan besarnya mengusap rambut Hinata lembut. Hal itu sontak membuat wajah Hinata makin bersemu merah.


Yang ku tahu itu sangat menyakitiku
Hatiku yang terbakar perlahan menjadi dingin
Apa yang harus kukatakan, bagaimana untuk bertahan denganmu, aku pun tak tahu

"Kau bahagia bersama ku Hime?" Mata Naruto menerawang ke depan seraya tetap berkonsentrasi dengan kemudi.

Hinata terkejut dengan yang baru saja di dengarnya. Wajah lembutnya memandang dengan tertegun. Naruto tidak menyadari pandangan yang diberikan Hinata. Jemari lentik Hinata memainkan cincin emas putih yang melingkar di jari manis kirinya dengan cemas. Apakah akan terjadi hal buruk? Tidak-tidak. Hinata menggelengkan kepalanya dengan cepat untuk mengenyahkan pikiran negatif di benaknya. Sekali lagi, Naruto tidak menyadari gerakan Hinata.

CoagulationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang