Kalian tahu "Hanabi Matsuri" ??
Ya, Hanabi Matsuri adalah sebuah festival Kembang api yang berlangsung selama kurang lebih satu jam. Festival ini dilakukan setiap musim panas, dan sejarah mengatakan; perayaan ini dilakukan untuk mendoakan penduduk Jepang yang meninggal akibat epidemi kolera dan kelaparan besar pada tahun 1732.
Perayaan Hanabi ini begitu ramai diperbincangkan oleh kawan-kawanku. Aku juga sering melihat manusia yang berbondong-bondong menuju sungai nakano, dan aku tersenyum melihat mereka.
Kadang aku meringis sakit, melihat pasangan remaja yang dengan mesra bergandengan. Atau keluarga yang berkumpul dan tampak harmonis.
Aku hanya bisa melihat mereka dari loteng rumahku, lagi pula hanabi tetap terlihat jelas dari sini. Berselimutkan angin dingin, dan gelap malam yang setia bersamaku.
Namaku Hanabi.
Kalian benar, namaku sama dengan kilauan yang merekah menghias malam itu. Aku terlahir dengan paras yang jelita, lahir dari keluarga terpandang, dan disukai berderet pria. Setidaknya semua itu dapat menutupi aku yang sebenarnya. Seperti hanabi disana.
Ingat?
Hanabi dilakukan untuk mendoakan mereka yang terkena epidemi kolera dan kelaparan besar, tapi mereka begitu cantik untuk dipandang.
Dibalik kepopuleranku di Sekolah tak akan mengubah bahwa aku pernah disekap di gudang selama 3 hari, mengalami kelaparan kemudian setelahnya dilarikan ke Rumah Sakit. Itu pun tanpa Kaa-san, Tou-san ataupun yang lainnya. Aku tetap sendirian, memeluk angin.
"Hei."
Aku mendongakkan kepalaku, menatap seorang pria yang menampakkan senyumannya tanpa beban. Aku tidak terkejut mendapatinya disini, dia kakak sepupu yang bersimpati pada keadaanku.
"Kenapa kau disini?" ucapku datar. Aku tidak berniat menghabiskan malam hanabi bersamanya.
"Kenapa? Apa aku mengganggu kencanmu?" dia tersenyum mengejek. Aku tidak menyangkalnya, aku memang menyebut hal ini sebagai kencan. Kencan sesama hanabi.
Kurasakan tangannya menyentuh rambut panjangku, kemudian menyembunyikan helaian anak rambut ke belakang telingaku.
Pria hangat bernama Kazuto ini sulit di tebak, dia seperti kakak bagiku. Namun menatapku penuh cinta.Cinta ya? Aku tertawa dalam hati. Aku tak mengenal cinta, tak ada cinta dalam bentuk apa pun dihidupku.
Dan, aku berpura-pura tak melihat cinta yang dibawakan Kazuto untukku.
A Original Fiction
.
.
.
By: Lycopene13Dua belas tahun yang lalu..
Mata Hanabi mengerjap-ngerjap cepat, dia terkesima melihat bangunan kokoh yang menjulang di hadapannya. Kaki mungilnya berlari menyusul kedua orang tuanya.
"Ne, tou-chan. Apa ini rumah kita?" ucapnya bersemangat. Tapi kemudian segera luntur saat sang ayah membuang muka dan meninggalkannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kasih Tak Sampai
Teen Fiction..kembang api, sejatinya tak kan terlihat indah dan menawan jika tidak dinyalakan. Itu berarti, Hanabi harus rela berkorban demi sebuah senyuman orang di sekitanya..