Tubuh Keylan tiba-tiba saja terjatuh ia memuntahkan darah segar ia dapat merasakan separuh jiwanya menghilang. Dengan tubuh gemetar Keylan seperti menyadari sesuatu yang membuatnya merasakan separuh jiwanya dalam bahaya.
"ALAN. . . ." Teriak Keylan. Alan nama itu yang langsung terlintas di benaknya, Clarissa ? Bukan ini bukan karena Clarissa, ia dapat merasakan jika Alan dalam bahaya.
Keylan dapat merasakan sesuatu yang menyakitkan di dadanya tetapi dirinya tidak terluka. Keylan memegang dadanya dan pikiran terus tertuju pada Alan.
Posisi Keylan yang memang sudah memasuki pintu berwarna putih dengan ukiran sepasang sayap malaikat membuat aura di sekiranya terasa berbeda dengan luka di tubuhnya Keylan berusaha berdiri dan membersihkan sisa darah di mulutnya.
"Alan apa kau terluka ? " Kata Keylan yang langsung memindlink Alan.
"Ak-aku baik-baik saja." Terdengar suara lemah dari Alan.
"Apa yang terjadi Alan ? Aku dapat merasakannya jika saat ini kau terluka ?" Tanya Keylan.
"Tidak ada, Keylan kau harus secepatnya menyelamatkan Clarissa." Kata Alan yang mencoba mengingatkan Keylan agar segera memilih Clarissa.
"Alan . . . . Alan kau harus selamat." Kata Keylan sebelum memutuskan Mindlinknya.
Di tempat Alan berada.
Alana mengerang kesakitan setelah kuku panjang dan tajam milik Lily telah di cabut dari dadanya, darah segar mengalir dari luka tersebut.
Sementara itu Lily menatap Alan dengan tatapan kosong ia terus berdiri mematung seolah hanya fisiknya yang masih berdiri di depan Alan saat ini.
"Lily. . . " Panggil Alan dengan pelan sambil menggenggam tangan Lily yang berlumuran darahnya.
Sesekali Alan mengerang menahan sakit di dadanya yang terluka tetapi karena memang sebuah kelebihan bagi Alan yang memiliki kemampuan untuk menyembuhkan luka dengan cepat sedikit demi sedikit bagian luka yang menganga itu tertutup.
"Lily sadarlah sayang. . ." Kata Alan lagi sambil berdiri dan memeluk tubuh Lily yang mematung.
Tampak air mata menetes di kedua peluk mata Lily, dan tubuh Lily tetap mematung dan tidak bereaksi.
Alan yang melihat air mata Lily yang sudah menetes di kedua pipinya langsung menghapusnya dengan jari-jarinya dan menyentuh pipinya dengan lembut.
"Lily jangan menangis, aku baik-baik saja." Kata Alan.
Alan pun dengan cepat langsung mendekatkan wajahnya ke wajah Lily dan ia mencium bibir yang ranum, ya Alan dapat merasakan benda kenyal dan basah milik Lily begitu manis dan terasa nyata.
Alan melumatnya lembut dan ia pun membelai punggung Lily lembut dengan sebelah tangannya menekan tengkuk Lily agar ia bisa memperdalam ciuman.
Alan melepaskan panggutan bibirnya dan ia menatap dalam ke manik mata Lily yang sudah berkaca-kaca. Dan seperti baru tersadar Lily melihat tangannya yang basah karena darah Alan.
"Darah ? Aku. . . . Apa yang terjadi denganku ?" Tanya Lily.
"Tidak katakan tidak Alan. . . Apa aku yang telah melukaimu ? " Kata Lily lagi sambil menatap luka di dada Alan yang sudah mulai tertutup tetapi noda darah di pakaian Alan menjadi bukti bahwa pria yang ada dihadapan nya ini terluka parah.
"Tidak sayang kau tidak melukaiku." Kata Alan sambil menarik tubuh Lily kedalam pelukannya.
Alan merasa lega luar biasa melihat Lily pasangan jiwanya mengenalnya dan bahkan menangis dan khawatir akan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Alpha Love My Mate
WerewolfYANG BELUM BACA BURUAN DIBACA KARENA SETELAH ENDING CERITA AKAN DI HAPUS SEBAGIAN PART. Darah pemusnah adalah darah langka yang hanya dimiliki oleh seseorang keturunan darah Murni dari 3 mahluk terkuat Werewolf, Vampire dan . . . . Sejak saat ia me...