#01

26 4 1
                                    

"Aletha! Kembalikan itu buku PR gueeee!" teriak Ilham di lorong sekolah sembari mengejar Aletha yang berlari memegang buku PR miliknya.

"Iiiihhh Ilham! Udah dong jangan ngejar-ngejar capek! Gue pinjam dulu mau ngerjain PR!" balas Aletha yang terus berlari.

"Enggak bisa Aletha! Kerjain sendiri dong! Gue juga kerjain sendiri! Balikin nggak?!"

"Nggak mauuuuuuuuu!!!!"

Aletha menghentikan langkahnya membuat Ilham dengan cepat ingin merampas buku miliknya di tangan Aletha namun dengan cepat Aletha menjauhkannya.

"Ilham pliissss guee pinjam dulu yahh? Lo tau kan pelajarn bu Wati itu kaya gimana? Please ya please...."

Aletha memasang wajah imut di depan Ilham dengan menempelkan telapak tangannya dan memohon-mohon.

Ilham berkacak pinggang lalu berdecak malas. "Nggak usah alasan lo! Balikin sini!"

Ilham ingin merebut bukunya namun Aletha lebih sigap menjauhkannya.

Aletha menatap Ilham. "Ilham... Please yaa bantu aku sekali ini aja.." Mohon Aletha.

Ilham berdecih, "Cih. Buat apa gue bantu orang yang selalu ganggu gue."

Raut wajah Aletha berubah menjadi kesal. Dirinya skak mat oleh perkataan Ilham barusan. Sial! Kenapa Ilham begitu jahat sih?

Aletha berdecak lalu melempar buku tersebut ke hadapan Ilham. "Tuh! Gak sudi lagian gue juga nyontek ke lo!" setelah mengatakan itu Aletha pergi meninggalkan Ilham dengan penuh kekesalan.

Ilham terkekeh kecil. "Makannya, jangan suka jahilin gue, kena imbasnya juga kan lo! Mulut gue kan jago.."

🍍🍍🍍

Ilham tengah fokus berkutik dengan buku gambar ukuran A3 nya itu di tambah pensil yang sangat lancip yang sudah ia serut berkali-kali agar hasil gambaran batik buatannya rapi.

Aletha yang duduk di belakang Ilham pun mengulum senyum lalu berjalan menuju kursi Ilham dan duduk di sampingnya.

"Ilham lagi ngapain?"

Tukkk

Baru saja Ilham ingin membuat garisan silang pensil yang sangat lancit dan ia serut berkali-kali itu potong karena adanya Aletha, seketika Ilham memasang wajah. Lagi-lagi Aletha! Ilham mendengus kesal lalu mengangkat kepalanya.

"Lo nggak liat gue lagi ngapain?!" tanya Ilham kesal.

"Lagi main kuda-kudaan, bener, kan?"

"Terserah lo!" pasrah Ilham.

Ilham menyerut pensilnya dengan serutan goel bermotif hello kitty berwarna pink membuat Aletha terkikik geli. Aneh saja, cowok kok suka sama warna pink si hehe.

Aletha mengambil serutan bermotif hello kitty itu ketika Ilham baru saja selesai menyerut pensilnya kemudian melihatnya secara intens.

"Ilham kan cowok kok suka warna pink si, berarti Ilham cewek dong, hihihi."

Ilham menatap malas Aletha lalu merebut serutan tersebut dengan kasar. "Bukan punya gue! Awass!"

Ilham keluar dari kursinya lalu berjalan menuju kursi paling depan yang di tempati oleh Siti.

"Sit, makasih ya serutannya,"

"Eh iya Ham, emang udah kerjain tugasnya?"

"Belum sama sekali, tuh di ganggu sama ayam kampung,"

Sisi terkikik geli mendengar perkataan Ilham, dia sudah tahu benar kalau Ilham dan Aletha tidak pernah akur.

Ilham berjalan menuju kursinya lalu menatap Aletha yang sedang memainkan buku gambarnya dengan penuh kekesalan. Kenapa sih cewek ini nggak duduk di kursinya? Kenapa harus duduk di kursi sebelah Ilham?

"Ngapain lo masih disini?" tanya Ilham tajam.

Aletha mengangkat kepalanya lalu menyengir. "Gapapa kok pengen aja duduk di samping Ilham hehehe lagi pula Doni nggak masuk, jadi Ilham duduk sendiri kan?"

"Terus apa hubungannya sama lo?"

Ilham bersikeras, jangan sampai Aletha ingin duduk di sampingnya itu adalah perkara besar bagi Ilham.

"Gapapa dong gue duduk di sini...yayaya???"

Ilham menghela nafas panjang lalu mendorong tubuh Aletha untuk masuk ke kursinya.

"Terserah."

Aletha terkikik lalu memeluk lengan Ilham. "Hihihi makasih Ilhamm..."

Ilham manampis tangan Aletha yang memeluk lengannya. "Gak usah pegang-pegang!"

Aletha cemberut, "Ilham jahat!"

"Bodo!"

"Ih! Dasar kuah seblak!"

"Lo ayam kampung!"

"Ih!"

🍍🍍🍍

Ilham merasa risih dengan Aletha yang sedari tadi mengganggunya belajar, seperti mengelus pipinya, menyoel pipinya atau memainkan jarinya Ilham benar-benar risih!

Bahkan, sampai sekarang pulang sekolah Aletha masih terus menganggunya dengan terus memeluk lengannya sambil berjalan melewati lorong sekolah. Sebenarnya apa sih maunya Aletha?

"Al lepasin tangan gue dong, risih tau nggak!"

Aletha tidak menjawab, dia malah mengeluskan kepalanya di lengan Ilham.

"Nggak mau, udah gini enak..."

Ilham mendengus. "Al kalau lo gini ke gue entar tubuh gue bau ayam kampung!"

"Nggak kok, ayam kampungnya wangi,"

"Mana ada."

"Adalah!"

"Nih ya Al, bunda gue bilang kalau orang deket-deket kita mulu tandanya orang itu suka. Berarti lo suka donh sama gue?"

Aletha membulatkan matanya lalu menatap Ilham dengan kaget selanjutnya ia memukul lengan Ilham.

"Mana ada sih! Masa iya gue suka sama cewek? Gue homo dong?"

Ilham geram mendengar kata 'cewek' dari bibir Aletha, kenapa sih? Sudah di tegaskan kalau Ilham itu cowok! Apa perlu Ilham menunjukkan asetnya kepada Aletha?

"Gue bukan cewek Aletha!!"

"Bodo! Dadah Ilham, sampai ketemu besok!" Aletha melambaikan tangannya lalu berjalan menjauh meninggalkan Ilham yang masih berdiri di gerbang.

Ilham menatap punggung Aletha yang mulai menjauh lalu Aletha masuk ke dalam gang kecil, Ilham yakin bahwa Aletha sekarang menuju warung kecil.

Ilham heran, kenapa Aletha selalu masuk ke warung tersebut? Padahal warung itu isinya orang-orang nakal semua.

Ah! Ilham nggak peduli!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALETHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang