Kelas XII sudah mulai menjalani simulasi UNBK dan berbagai Try Out untuk persiapan Ujian Nasional. Terkadang kelas X dan XI diliburkan dengan alasan supaya tidak menganggu jalannya simulasi. Seperti sekarang, kelas X dan XI diliburkan satu minggu penuh.
Ini adalah kebahagian bagi Juni. Ia bisa menikmati hidupnya dengan menonton televisi di rumah, sendirian. Yang pasti ia akan menonton Spongebob Squarpants, yang walaupun episodenya diulang terus-menerus, Juni tidak akan pernah bosan.
Seperti sekarang, Juni sedang duduk manis di sofa dan dihadapkan oleh tontonan favoritenya. Ditemani dengan segelas susu coklat dan dua potong roti bakar yang baru saja dibikin oleh bi Ani.
Biasanya, jika libur seperti ini, Juni selalu ada temannya. Biasanya J lah yang akan menemani hari-hari liburnya. Tapi sekarang, J sudah pergi ke negara yang jauh dari jangkauan Juni. Juni heran, bagaimana bisa diawal semester baru, J langsung ada pertukaran pelajar. Jauh pula tempatnya. Dan J juga tidak memberi tahunya dari jauh-jauh hari. Bahkan, saat hari pertama ia menginjakkan kaki di Jakarta, J tidak bercerita apa-apa tentang kepindahannya. Padahal J harusnya juga paham bagaimana keadaannya bila tak ada orang yang ada di sekitarnya.
Dan sekarang, pasti teman-teman Juni sedang berlibur bersama keluarga masing-masing. Apalagi Jessy. Ia memiliki keluarga yang lengkap, sama seperti Juni. Namun bedanya, keluarga Jessy itu harmonis dan bahagia. Jika Juni berkunjung ke rumah Jessy, pasti akan disuguhi pemandangan yang tak pernah Juni rasakan sejak lama.
Sedangkan Rena, ia hanya tinggal bersama ibu dan kakaknya. Ayahnya selalu pergi ke luar kota, bahkan ke luar negeri, demi menafkahi keluarganya. Namun, Rena juga bahagia dengan keadannya seperti itu. Jika Dita, ia tinggal bersama paman dan bibinya, bersama dengan kakak dan adik kecilnya. Orang tua Dita sedang ada bisnis di mana-mana. Bahkan terkadang berbisnis bersama orang tua Juni.
Biasanya, jika Juni sedang sendirian, Dita datang dan mengajaknya bermain. Kalau tidak, ya Juni yang berkunjung ke rumah Dita dan bermain bersama adik dan kakaknya Dita. Paman dan bibi Dita juga sangat baik kepadanya.
"Gini-gini mulu gue" guman Juni dengan setengah hati.
Ia meraih handphonenya dan melihat instastory teman-temannya. Banyak dari mereka yang berlibur bersama keluarganya. Juni menghela nafas.
Seandainya...
Tiba-tiba handphone Juni berdering, ia melihat siapa yang menelfonnya.
Sagaratul maut is calling...
"Ngapain Saga telfon gue? Tumben banget tu anak." guman Juni pelan. Ia menyentuh tombol layar hijau dan menempelkannya di telinga.
"Kenapa Ga? Tumben lu telpon gue? Kangen? Rindu? Apa gimana Ga? Jangan rindu Ga, itu berat. Lo gak akan kuat." cerocos Juni dengan tawanya yang meledak.
"Dih sorry ye, kalau di bilang kangen sih iya--ADUH SETAN LO! SAKIT NJING!" balas Sagar di sembrang telpon. Namun belum sempat menyelesaikan omongannya, Saga sudah mengaduh kesakitan dan mengumpat, seperti sedang di pukul atau diapakan oleh seseorang.
"Lo kenapa Ga? Lo diculik? Atau lo mau diculik terus mau diambil organ tubuh lo? Aduh Ga gue gak bisa nolongin, gue 'kan cewek Ga. Atau lo mau gue telponin Leon atau Diego atau nggak Juna. Iya Ga? Siapa tau mereka bis--"
"Stop it, Juni! You very crazy! I'm fine in here--"
"Sok inggris lo!" itu suara yang didengar Juni selain suara Saga.
"Gue gak diculik atau apapun itu. Gue cuma mau nanya, lo dirumah sendirian 'kan? Keluar yuk." ucap Saga memberi penjelasan.
"Kemana? Males ah, gue belum mandi." jawab Juni sambil memakan roti bakar yang tadi dibuatkan oleh bi Ani.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUNA & JUNI
Fiksi RemajaMahardika Arjuna Galaksi. Cowok badboy, tapi nggak mencerminkan sifat badboy. Ganteng, keren, karismatik, sudah jelas. Cerdas pula. Sang Difa sekolah yang dikenal badboy, tapi percayalah, dia tidak playboy. "Nggak semua cowok badboy itu playboy, Jun...