FIFTEEN

3.4K 438 126
                                    

Di ruang tengah mereka sudah disambut oleh Ibu Krystal dan juga Krystal. Hanya saja terdapat dua perbedaan diekspresi mereka. Jika Ibu Krystal menyambut mereka dengan sebuah senyum hangat, berbanding terbalik dengan Krystal yang memasang wajah malas. Melihat itu membuat Sehun tersenyum di balik maskernya, seakan lupa dengan ketakutan yang ia rasakan sebelumnya.

Mereka berdua dipersilahkan duduk oleh Ibu Krystal. Melihat Irene yang mengenalkan diri kepada Ibu Krystal dan juga Krystal membuat ia yakin jika Krystal tidak mengetahui rencana yang disusun oleh sepupu menyebalkannya, Byun Baekhyun.

"Terima kasih karena kalian mau menyempatkan diri datang kemari, aku tahu kalian pasti sibuk dengan urusan perusahaan." Ucap Ibu Krystal dengan senyuman hangat sebagai ciri khasnya.

"Tidak masalah nyonya, kami hanya ingin membalas budi kepada Profesor Yunho. Beliau telah banyak membantu ketika kami masih menjadi mahasiswa." Balas Irene.

"Jika akan mulai belajar, kalian bisa menggunakan kamar Krystal agar lebih nyaman." Ucap Ibu Krystal.

Sesuai dengan perintah ibunya, Krystal mengajak dua orang yang akan menjadi tutornya ke kamar. Sebenarnya ia sangat malas untuk mengikuti bimbingan belajar, ayolah ia tidak sebodoh itu. Lagian ujian untuk kelulusan hanya tinggal beberapa bulan lagi, tetapi ayahnya terus memaksa ditambah adiknya yang ikut mendesaknya.

"Masuklah, maaf jika berantakan. Aku sedang tidak mood untuk beres-beres." Ucap Krystal ketus.

"Tidak masalah, hormon kehamilan memang menyebalkan." Balas Irene memamerkan senyuman mempesonanya membuat tubuh Krystal langsung menengang. Bukan, bukan karena senyuman wanita itu tetapi kalimat yang baru saja wanita itu lontarkan.

"K-kau bagaimana bi-"

"Tahu tentang kehamilanmu? Tentu saja aku tahu, bahkan aku tahu siapa pemilik bayi yang sedang kau kandung." Potong Irene.

Kalian tahu apa yang Sehun lakukan? Ia hanya menjadi penonton. Memperhatikan bagaimana bibir Irene yang terus mengoceh seperti sedang menyudutkan gadisnya dan juga wajah gadisnya yang sudah berubah menjadi pucat pasi, membuat ia tidak tega melihatnya.

"Ya hentikan!" Ucapnya dan berhasil membuat Irene menutup mulutnya.

Ia langsung membuka topi dan maskernya setelah memastikan pintu tertutup rapat. Bola mata Krystal seperti akan keluar saat melihat dirinya. Sehun berjalan mendekati Krystal, tak peduli dengan gadis itu yang masih terkejut karena kehadirannya.

Kesadarannya kembali ia dapatkan ketika merasakan sapuan halus di pipinya. Menatap pahatan sempurna yang ada di hadapannya. Apa ia sedang bermimpi? Tidak, ia yakin ia sedang tidak bermimpi. Getaran halus di dadanya semakin membuatnya yakin jika ini bukan mimpi.

"Ahjussi ..."

"Hmm ... ini aku." Jawab Sehun memamerkan senyuman miliknya.

"M-mengapa ahjussi bisa ada di sini?"

"Tentu saja untuk menjadi tutormu, juga karena aku merindukanmu." Ucap Sehun menarik Krystal ke dalam pelukannya.

"Ahjussi ... jangan sepeti itu, aku malu." Jawab Krystal menundukkan kepalanya dan menguskkan wajahnya di dada Sehun seperti anak kucing.

Sehun mengeratkan dekapannya begitupun dengan Krystal, ia tidak mau memperlihatkan wajah merah meronanya pada Sehun. Mereka benar-benar melupakan keberadaan Irene yang sedang menonton dengan raut tak percaya. Jika boleh berpendapat, Irene seperti sedang menonton film romansa ala remaja.

Ia sungguh mual melihat ini semua, tak percaya jika atasannya yang penuh kharisma itu akan bersikap seperti remaja yang sedang dimabuk kepayang.

"Guys ... bisakah kalian hentikan? Masih ada manusia lain di sini." Ucap Irene melambaikan tangannya ke arah mereka.

Sacrifice [EXO Fanfiction]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang