~Happy reading~
"Garem udah, gula udah, minyak kelapa juga udah,"ujar tasya memeriksa kembali belanjaanya. Ralat, itu bukan belanjaannya, tapi belanjaan azka.Ya, dia azka. Yang tadi dengan sengaja menyenggol tasya dari belakang. Sementara azka kembali memperhatikan daftar belanja yang telah ditulis oleh mamanya. Beruntung azka bertemu tasya ditempat ini. Jadi dia tidak perlu kelimpungan sendiri mencari bahan makanan.
Tasya menengok kearah azka. Ia juga ikut melihat daftar belanjaan yang dipegang azka.
"Mm.. Coba sini daftarnya ka, lo punya pulpen ngga?"tanya tasya yang diangguki azka. Azka memberikan daftar belanja itu ke tasya lalu memberikan pulpen yang memang selalu ia bawa kemana kemana.
"Ini udah. Ini, ini."tasya mencentang semua belanjaan yang dirasanya sudah masuk kedalam keranjang. Tasya mengernyit melihat salah satu daftar disana.
"Kayaknya disini ngga jual ikan deh ka. Gimana dong?"tanya tasya menatap azka sebentar. Lalu kembali menatap daftar belanjaan.
"Terus, jualnya dimana kalo ngga disini?"tanya azka balik. Tasya menoleh, berfikir mencari tempat ikan terdekat yang ada didekat sini.
"Pasar ka. Deket kok dari sini."
Azka terdiam.
"Gue ngga tahu letaknya."ucap tasya menghela napas panjang.
"Mau gue temenin?"
Azka mengangguk.
"Yaudah. Abis ini kita kesana. Tapi temenin gue belanja dulu. Gue belum selesei belanjanya tahu. Gara gara lo nih, main senggol senggol. Ngga bilang dulu."ujar tasya mengangkat keranjang belanjaannya. Begitupun azka. Mereka berdua berjalan menuju rak yang terdapat banyak snack disana. Tasya mulai memilih snack yang akan ia beli.
"Kenapa ngga beli roti aja sih,"ucap azka. Tasya menautkan alisnya.
"Kenapa emang?"tanya tasya.
"Kan lebih sehat."
Tasya ingin berbicara, namun tertahan karena azka yang langsung menariknya ke tempat rak yang berisikan berbagai macam roti. Tasya menoleh menatap azka heran. Sementara yang ditatap hanya memasang wajah datarnya.
"Tapi kan, gue mau makan snack. Bosen makan roti mulu."tasya berjalan hendak kembali ke tempat snack tadi. Azka menahannya. Tasya bertambah heran.
Kenapa sih ni cowok.
"Roti aja. Lebih sehat."
Tasya menggeleng. Ia kan sudah bilang bosan memakan roti. Apa azka tidak dengar? Lagian ngapain coba, cowok ini menyuruhnya membeli roti. Kan dia yang bayar sendiri.
"Gue pengen snack azka. Tampar nih, kalo masih maksa."kesal tasya menatap azka mengancam. Azka menautkan sebelah alisnya.
"Tampar aja. Nih,"azka mendekatkan pipinya kearah tasya yang semakin kesal dibuatnya.
"Isss.. Ngeselin banget lo!"tasya mencubit perut azka berulang kali. Azka yang dicubit seperti itu bukannya merasa kesakitan, malah merasa geli.
Azka menahan tangan tasya. "Gue gelitikin nih kalo masih nyubit gue. Mau?"tasya menggeleng cepat. Lalu memanyunkan bibirnya. Ia bisa melihat wajah azka yang sepertinya ingin tertawa tapi ditahan.
"Udah sana, beli roti aja. Kan lebih sehat. Jangan snack mulu."ucap azka mendorong tasya berbalik kearah rak yang berisikan roti. Tasya berbalik dengan malas. Ia menghentak hentakkan kakinya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHAKA
Teen FictionGanti judul. Flusso D'amor ➡ shaka Munafik jika tasya mengatakan tidak ada perasaan pada cowok itu. Nyatanya, setiap berada didekat cowok itu, tasya selalu berdebar. Menahan sesak ketika berhadapan langsung dengannya. Tasya tidak akan berbohong tent...