shaka - 8

2.4K 164 6
                                    

°Happy reading°


Suara detik jam yang mengalun lambat ditelinga gadis itu membuatnya menghentakkan kaki untuk yang kesekian kali. Ia menatap kesal pada sebuah pintu yang tepat berada dihadapannya. Dengan raut wajah yang tidak lagi bisa menahan kekesalan. Gadis itu menggedor pintu dengan keras.

"Buruan rik!! Ngga usah lo bersihin wc nya! Gue udah kebelet banget nih njirr!"seru tasya masih setia menggedor gedor pintu itu. Ia menatap jam dinding yang ia pegang, lalu menggeram frustasi saat panggilan alam semakin menerornya.

"Rika, buruan elaah. Udah diujung nih."tasya mencak mencak.

"Ini juga!"tasya menatap jam dinding yang ia pegang. "Ngapain sih rik, bawa bawa jam dinding segala."ujarnya seraya mendelik.

"Cepetan rikaaa!!"

"Sabar sya. Tinggal siram nih."rika berujar dalam wc. Membuat tasya memutar bola matanya malas.

"Jorok lo!"dengus tasya.

Crieet

"Lega banget sumpah."ucap rika setelah keluar dari toilet. Tasya mendengus lalu memberikan jam itu ketangan rika.

"Tungguin gue."

"Siap sya."seru rika dengan senyumnya. Tasya langsung masuk kedalam wc, lalu menutupnya keras.

Brakk

"Astagfirullah! Pelan pelan sya! Copot nih jantung gue."ujar rika seraya mengelus dadanya. Ia menghela napas lalu melirik jam yang sengaja ia bawa. Sekarang sudah menunjukan pukul tiga.

Rika menatap sekeliling wc dengan tatapan ngeri. Bayangan hantu yang tiba tiba melintas difikirannya membuat ia bergidik ngeri sambil menggeleng berusaha menghilangkan bayangan bayangan mengerikan itu.

"Jangan sampe deh lo pada muncul tiba tiba. Kalo mau gangguin orang, gangguin aja tuh si tasya didalem. Jangan gue."rika berujar pelan. Tubuhnya ia sandarkan pada tembok dekat pintu wc.

"Sya. Udah belum?"tanya rika menengok kearah pintu wc. Tidak ada sahutan. Rika mendengus pelan.

"Lo jangan ngilang tiba tiba ya sya. Bentar lagi ulangan matematika. Nanti bu dina rindu gimana? Kan berabe urusannya."ujarnya asal. Rika berdiri tegak saat melihat pintu toilet terbuka. Manampilkan wajah tasya yang berseri seri.

"Napa dah tu muka? Udah kaya baksonya mang udin aja kalo dikasi kecap."

Tasya mengibaskan rambutnya kebelakang.

"Kecap kan manis. Artinya gue manis dong rik."seru tasya. Rika mengangguk setuju.

"Iya manis. Kayak larutan asam."timpal rika membuat tasya memajukan bibirnya. Rika tergelak, lalau menarik lengan tasya keluar dari wc.

"Durhaka lo ama gue rik. Belum tahu rasanya jadi maling kundang kan? Tungguin aja. Masih gue liatin. Belum gue gampar samping kiri kanan belakang depan."

rika ngakak mendengar ucapan tasya.

"Jangankan maling kundang sya. Maling hatinya adam aja gue siap 45 kok"ujar rika senyumnya yang lebar. Tasya memutar bola matanya malas. Sepanjang jalan, rika terus tertawa, hingga saat akan menaiki tangga, rika terkejut melihat seseorang yang sedang sibuk dengan map yang ia pegang.

Rika mencolek bahu tasya yang menatapnya malas. Beginih nih kalo udah ketemu pujaan hati. Hati mendadak ketar ketir.

"Sya, ngapain ya adam disitu? Dia pengen naik atau pengen turun? Gue pengen nyapa sya, tapi apalah daya nyali gue udah ngalahin tingkat kabupaten. Dedek gakuat."ucap rika seraya terus menatap adam yang sama sekali tak acuh dengan keadaan sekitar. Ia terlihat serius.

SHAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang