"kamu ingat hari dimana saya menyalak menyuruh kamu pergi, dan kamu benar-benar pergi?
hari itu, saya kehilangan ayah saya.
saya terpukul ketika menyadari ia tak kunjung pulang di hari-hari berikutnya. dan beban yang saya pikul sontak makin berat ketika ibu hanya menangis. ia tidak memarahi saya karena mengusirmu, ia hanya tersenyum seraya menatap saya nanar bersamaan dengan air matanya yang tak kunjung berhenti.
saya tahu ibu merindukannya. ibu ingin ia kembali, tanpa luka di fisik maupun batinnya. ibu tidak ingin ia tersiksa. kalaupun semesta mengharuskannya, ibu adalah sukarelawan pertama yang mengangkat tangannya untuk tersiksa bersama dengannya-tidak, maksud saya dengan kalian.
ibu juga merindukanmu. ibu ingin kalian kembali dan menjalani kehidupan seperti sediakala.
kamu tahu? saya masih disini, menunggumu dan berperang bersama tanda tanya besar yang tak kunjung raib. jadi kembalilah; kembali dan jawab semua pertanyaan yang terus-menerus mengitari kepala saya.
KAMU SEDANG MEMBACA
run
Fanfiction[this work contains discussions of suicide.] tentang saya, seorang pecundang kelas dunia. © puntheranyx, 2018 +lowercase +formal