•Pertama•

84 4 0
                                    

Adara Fredella Ulani.

Gue seorang cewek yang selalu riang gembira, pantang menyerah, mandiri, suka hidup damai dan tenang. Ya, seperti arti dari nama gue. Gue juga punya rambut panjang, tebal, hitam mengkilat dan wajah yang cukup menarik. Gue lahir di Yogyakarta, tapi gue sekarang pindah ke Jakarta.

Kenapa gue pindah? Yap, karena bokap gue pindah tugas di Jakarta. Mau tidak mau gue juga harus pindah sekolah, gue sekarang duduk di bangku SMA. Kata bokap dan nyokap gue, gue bakal masuk di SMA "Bina Nusantara".

Oh iya satu lagi, nama bokap gue Andre Wijaya dan nyokap gue Kirana Audy. Gue anak kedua dari dua bersaudara, Gue punya kakak namanya Jio Adiwijaya. Kakak gue sekarang sudah kuliah di Universitas Pancasila di Jakarta. Di kampusnya banyak para kaum Hawa yang selalu mencari perhatian dari kakak gue. Kakak gue memang sangat tampan sehingga bisa menarik perhatian dari kaum Hawa.

"Adara kamu mau kemana pagi-pagi gini?" tanya mama gue yang ternyata sudah bangun.

"Mau jogging ma" jawab gue menyengir kuda.

"Sama siapa?" tanya mama.

"Sendirian dong" jawab gue sambil mengikat rambut gue.

"Widihhh tumben amat lo lari pagi" ucap kakak gue yang lagi membawa segelas air minum di tangannya.

Gue hanya mencibir dengan bibir gue, "Udah ah diem lo, gue mau lari pagi dulu keburu matahari muncul, Bye"

Mama gue hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anak-anaknya.

Sesampai nya di taman, gue terus lari mengelilingi taman hingga mencapai putaran ke tiga. Gue enggap cuy! Ini taman luas juga.

"Gila, ini taman apa lapangan sepak bola sih? Luas banget!" ucap gue sambil mengusap keringat di kening gue yang udah netes-netes kek hujan.

Gue celingak-celinguk mencari orang yang menjual air mineral. Dan Yeah! Gue menemukannya, tapi di sebrang. Otomatis gue harus nyebrang dong.

"Ngapain sih tuh orang jauh-jauh banget berdirinya bikin gue harus jalan lagi" oceh gue sendiri seperti orang gila.

"Pak air mineralnya satu" ucap gue.

Bapak itu memberikan air mineralnya ke gue, "Berapa?" tanya gue.

"Dua ribu neng" jawabnya.

Gue langsung ngeluarin uang sepuluh ribu dan memberikannya. Bapak itu mau memberikan kembaliannya namun gue tolak karena gue kasihan sama bapak ini, dia susah payah mencari uang sampe berdiri kayak gini.

"Ambil aja pak kembaliannya" ucap gue.

"Makasih banyak ya nak" balas bapak itu tersenyum.

"Iya. Tapi ngomong-ngomong, bapak gak capek apa berdiri terus kayak gitu? Kenapa gak duduk? Saya aja kadang capek berdiri terus"

Bapak itu malah tertawa kecil mendengar pertanyaan gue.

"Bapak udah biasa nak, lagian bapak harus keliling untuk jualan air mineral buat yang lagi olahraga disini" jawabnya.

Gue hanya mangut-mangut aja. Tiba-tiba ada yang nabrak gue sampe air minum gue jatuh. Langsung dah tuh mata gue melotot.

"Heh kampret! Liat-liat dong kalo lagi jalan, jatuh kan minum gue!" omel gue sambil menatap minuman gue yang habis karena tumpah.

Gue ngerasa gak ada yang nyahut, lah ini setan kali ya? Ah ngaco, mana ada setan pagi-pagi. Gue pun mengangkat kepala gue buat ngeliat orang itu. Gue terdiam saat menatap mata cowok itu. Yang nabrak gue ternyata cowok njirr cakep lagi!

I Love You, Cowok Es! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang