bagian 1

97 5 5
                                    

Dari dalam taxi kulihat cuaca diluar mendung , gelap dengan sedikit rintik rintik hujan yang turun , aneh memang tapi langit sepertinya ikut menangis melihat semua kejadian di dunia saat ini .

          Tak selang lama mobil taxi ini berhenti di depan sebuah rumah yang tidak terlalu besar tapi sepertinya memang disini . sepertinya sudah sampai , aku membuka pintu mobil dan menurunkan barang barang kami , mamahpun ikut turun dan membayar ongkis taxinya ," terima kasih pak "

"Jadi disini rumah baru kita" , aku bertanya ke mamah yang sedang berdiri disebelahku yang juga sedang memandangi rumahnya .

"Ya begitulah , bagaimana menurutmu ? Lumayan kan tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil , cukuplah untuk kita sekeluarga , di depannya juga ada ruangan kosong yang sebelumnya digunakan sebagai garasi , mungkin kita bisa menjual sesuatu atau berdagang disana" mamah bercerita sambil membawa kopernya dan barang lainya masuk ke dalam rumah , akupun mengikutinya dari belakang sambil mendengarkan ceritanya dan turut masuk ke dalam rumah .

      "Bagaimana menurutmu , rumah ini cukup nyaman bukan barang barangnya pun lengkap , oh iya kau bisa mengambil kamar yang diatas dilantai 2 , lihatlah sekalian bawa kopermu " , aku hanya diam dan langsung menaiki anak tangga dan masuk ke dalam kamarku . saat kubuka pintunya terlihat kamar yang cukup luas lengkap dengan tempat tidur , sebuah lemari yang berada disebelahnya dan sebuah meja belajar , akupun duduk di atas tempat tidur , rumah ini sedikit berdebu , mungkin sudah lama ditinggal pemiliknya , aku melihat keluar jendela tampak sebuah kota yang tidak ku kenal sangat asing bagiku , apa aku bisa ya bertahan hidup disini hanya dengan mamah saja oh tuhan berikan aku kesabaran dan kekuatan .

     "Agatta ? , apa kau sudah selesai merapikan pakaianmu? " suara mamah dari lantai bawah tiba tiba menyadarkan lamunanku

"Jika sudah selesai turunlah , mamah akan menyiapkan makan siang untuk kita berdua "

"Iya sebentar " aku dengan cepat membuka koperku dan merapihkan pakaianku di lemari lalu bergegas turun .

   Di bawah kulihat mamah sudah menungguku , ya mungkin karena aku terlalu lama diatas mamah jadi sudah makan duluan bahkan sudah hampir habis separuh piring , aku langsung menarik kursi dan duduk di depan mamah , dan makananku pun sudah tersaji di depanku .

"Hey kenapa mukamu kusut begitu?" mamah memulai pembicaraan disela sela makan .

"Ngga papa ko" aku menjawab dengan nada datar .

"Mamah tau kepindahan kita kesini memang agak mendadak , tapi kau juga sudah mendengarnya sendiri kan ayahmu menelvon seminggu yang lalu bahwa kota kita yang dulu sudah tidak aman cepat atau lambat akan menjadi medan perang , jadi mamah memutuskan untuk segera pindah rumah secepatnya dan kota evalinski cukup jauh dari kota kita sebelumnya dan juga medan perang , dan ayahmu pun juga sudah menyetujuinya "

mamah menghela nafas beberapa saat.

"Pekerjaan ayahmu memang menuntutnya untuk selalu siap kapan saja dan dimana saja , terlebih lagi situasi politik dan keamanan negara saat ini sedang kritis , ayahmu sebagai tentara sangat diperlukan negara , tetapi bukankah melindungi negara berarti juga melindungi kita sebagai warga negara bukan ? Ayah pasti sangat sayang dengan kita " mamah mengakhiri kata katanya dengan sebuah senyuman kecil .

"Ayahmu mempertaruhkan nyawanya diluar sana demi kita juga kan? ,bersabarlah memang mungkin akan sulit pada awalnya menjalani hidup hanya berdua saja tetapi kita jangan lupa bahwa ayah juga sama berjuang seperti kita diluar sana . dan jika perang sudah usai ayah pasti akan kembali dan kita akan bersama lagi "

    kata kata mamah memang sangat menenangkan begitu tegar meskipun sangat jelas terlihat dia sangat khawatir dengan keadaan ayah diluar sana

"Benar juga ya" akupun menghabiskan suapan nasiku yang terakhir

"Nah mulai besok kita akan membuka toko roti didepan rumah kita "

"Ok", aku menjawabnya dengan cepat , memang tidak seharusnya aku mengeluh pada saat situasi seperti ini dan malah menambah beban orangtuaku terutama mamah yang baru saja pindah kota dan harus memikirkan cara bertahan hidup untuk menghidupi kami berdua tanpa ayah disisi kami .

   Mamah memang perempuan paling tegar yang kukenal , tanpa amarah sedikitpun dia mencoba menjelaskan dan membuatku memahami situasi saat ini . ok besok hari baru dikota baru semangat . . !!
                           * * *               

AgattaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang