Hari minggu ini rencananya Noval dan Dinda akan pergi ke taman hiburan tapi sepertinya rencana tinggallah rencana.
Matahari sudah bersinar terik tepat di atas kepala tapi Noval belum juga bangun dari tidurnya. Dinda sudah berkali-kali membangunkannya tapi hasilnya tetap sama hingga Dinda jengah dan memilih menonton TV daripada membangunkan Noval yang seperti beruang hibernasi.
Hari ini Noval sukses merusak mood Dinda. Lihatlah walaupun pandangannya sudah ke arah TV tapi bibirnya tidak berhenti menggerutu.
"Sarapan yang aku buat juga percuma, mana enak nasi goreng dingin. Dasar nyebelin, dikira masak itu enak apa. Berharap hari ini bisa main sepuasnya eh malah berujung nonton tv lagi. Mana gak ada yang bagus lagi, alur cerita gini gini mulu. Lebay nangis nangis gak jelaas terus mati deh ketabrak mobil karena jahat....."
Banyak sekali gerutuan Dinda hari ini, jika dituliskan dalam sebuah puisi maka tidak akan terhitung lagi berapa bait dan syair yang tercipta.
Pandangan Dinda terfokus pada benda persegi yang menampilkan film sinema keluarga yang menurutnya itu itu saja tidak pernah berubah alur dan tema ceritanya yang berubah hanya pemain dan tempatnya.
Sedangkan di kamar, Noval lagi asik mengguling-gulingkan badannya di atas kasur. Perutnya berbunyi minta diisi sedari tadi tapi ia tidak mempedulikannya dan lanjut tidur lagi. Noval tidak tidur pulas ia hanya memejamkan matanya lalu berguling lagi ke kiri dan kanan sampai ia mendapat posisi nyaman untuk merapatkan lagi kelopak matanya.
Dinda melihat jam dinding dan jarum pendeknya sudah mengarah ke angka 2. Dinda beranjak dari duduknya lalu menaiki anak tangga dan menuju kamar Noval.
Ceklek...
Dinda membuka perlahan pintu itu, melihat gundukkan daging di atas kasur itu membuatnya sedikit geram.
"Bang bangun, udah jam 2 ayo bangun." Dinda duduk ditepi kasur lalu menggoyangkan bahu Noval perlahan.
"Hmm," yang dibalas deheman oleh Noval, sungguh kesabaran Dinda sedang diuji saat ini.
"Bangun beruang, sampai kapan mau tidur seperti ini heh ?" geram Dinda lalu menggoyangkan bahu Noval lebih kencang lagi.
"Aku udah bangun bby," ucap Noval dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Mandi sana ini sudah hampir malam lagi dan isi perutmu segera."
"Mandikan," ucap Noval masih dengan mata yang memejam.
"Apaan sih," balas Dinda salah tingkah lalu keluar kamar dengan wajah bersemu merah karena malu tapi malu karena apa juga tidak jelas.
Pintu kamar tertutup rapat lalu Noval segera bangun dari tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi.
-----------------######
Noval baru keluar kamar mandi lalu berjalan ke arah lemari untuk mengambil pakaiannya tapi saat ia melirik ke atas tempat tidur di sana sudah ada pakaian santainya lengkap.
"Masih ingat aja nyiapin pakaianku," gumam Noval lalu segera memakai pakaian yang terletak rapi di atas ranjangnya.
Setelah menyisir rambutnya sedikit agar tidak terlalu berantakkan barulah Noval turun dan menuju dapur. Perutnya semakin berontak minta diisi.
Sampai di dapur Noval disajikan pemandangan yang menurutnya sexy. Dinda yang memakai celemek bergambar beruang dengan spatula yang bertengger manis ditangan kanannya.
"Masak apa bby ?" tanya Noval sambil memeluk Dinda dari belakang.
Dinda yang merasakan pelukkan tiba-tiba itu hanya mendengus tidak suka.
"Aku buat tempe mendoan dan lepasin tangannya bang. Nanti terkena minyak panas gimana? Sana jauh jauh," balas Dinda lalu melepaskan tangan Noval yang masih setia memeluk perutnya.
"Ah kamu tau aja itu makanan kesukaanku dan aku akan melihat caramu memasak. Seperti.ini.tidak.ada.penolakkan," ucap Noval lembut tapi diujung kalimatnya penuh dengan nada penekanan.
"Terserahlah bang."
Jadi selama Dinda berkutat dengan penggorengan selama itu juga Noval melingkarkan tangannya diperut Dinda. Setelah semua habis digoreng, Noval langsung menyiapkan piring untuk mereka berdua makan.
"Ehm.. Sore ini kita akan kedatangan tamu," ucap Noval memecah keheningan yang melingkupi meja makan mereka.
"Siapa bang ?"
"Nanti saja aku beri tau, habiskan makanmu aku yang akan mencucinya."
Dinda tidak bertanya lagi karena ia sudah mengunyah sisa nasi yang ada dipiringnya sedangkan Noval membereskan bekas dia makan lalu mencuci alat makan yang kotor.
Ting tong......
Suara bel terdengar mengganggu sang pemilik rumah yang saat ini sedang menikmati waktu bersantai mereka di ruang keluarga.
"Biar aku yang buka," ucap Noval lalu berjalan ke arah pintu lalu membukanya.
"Appa~" teriak seorang anak kecil yang langsung memeluk kaki Noval yang masih dalam keterkejutannya.
"Siapa bang ?" tanya Dinda yang penasaran siapa yang datang.
"Appa bogothipoyo~," ucap anak itu lagi masih dengan posisi yang sama hingga Noval melepaskan pelukkannya dan menyamakan tingginya dengan anak laki-laki itu. Lalu Noval merentangkan tangannya yang disambut tubrukkan oleh anak kecil tadi.
"Appa juga kangen kamu sayang," ucap Noval yang menyebut dirinya Appa itu.
"Appa ana aja nda jemput aon."
"Mianhae jeongmal mianhae appa sedikit sibuk mengurus keperluan Daon di sini. Jadi belum sempat jemput Daon." Sesal Noval yang sudah menelantarkan anak yang ada dipelukkannya ini.
"Gwenthana appa, aon ngelti."
"Hai!" sapa seorang wanita yang baru saja berdiri di depan Noval.
Noval mendongakkan kepalanya lalu berdiri sambil menggendong anak kecil itu.
"Hai Ara-ya
---------------------####
Tbc
22/05/18
Hola guys, makasih udah mau nyempetin baca cerita ini yang masih absurd.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT'S WRONG WITH PAK NOVAL (?) (SELESAI - Belum Revisi)
General FictionJudul awal : Noval Life Story "Jaga diri baik-baik sampai kamu berada di pelukkan ku lagi," ucap Noval pelan. Lalu menyamankan posisinya bersiap tidur. --------------------# ************* Cerita ini gua buat khusus untk ..... Typo, kesalahan ada di...