10 tahun yang lalu.....
Kaliningrad, Rusia.Ditengah lebatnya hutan pinus di Kaliningrad, tepatnya di sebuah kuburan lama. Raynard Dellemme berdiri dibawah awan gelap didepan sebuah nisan bertuliskan princess Viola Waits, kakak tirinya. Lama menatap batu nisan, akhirnya Raynard pergi meninggalkan tempat itu tepat saat hujan mulai mengguyur.
Srek....srek....srek.....
Raynard menghentikan langkah cepatnya saat mendengar suara yang berasal dari semak-semak tidak jauh darinya, apa ada binatang buas pikirnya. Dengan waspada Raynard mendekat kearah semak-semak itu, setelah lebih dekat Raynard dapat merasakan dibalik semak-semak itu adalah seorang manusia.
hacim....
Raynard terkejut saat melihat seorang gadis kecil sedang meringkuk dibalik semak-semak, gadis itu memeluk lututnya kedinginan bahkan hidung gadis itu sudah merah. "hei...kau mengapa ada disana gadis kecil?" Gadis itu mendongak dengan mata sayu, sambil menggosok hidungnya. Karena gadis itu tidak menjawab, Raynard dengan inisiatif sendiri mengangkat gadis itu. Raynard dengan segera melesat menuju sebuah pondok yang ada dipinggir hutan, tempat dirinya menginap.
Dengan perlahan Raynard menurunkan gadis itu di sofa ruang tengah, lalu segera menyalakan perapian. Gadis itu masih diam dengan bibir gemetar, dan tangan memeluk diri sendiri. Gadis itu memegang kepalanya saat merasakan tiba-tiba kepalanya pening, tidak lama gadis itu jatuh tidak sadarkan diri. Dengan sigap Raynard menangkap tubuh gadis itu dan merebahkanya.
"sekarang apa yang harus aku lakukan?"
Raynard menatap tubuh gadis kecil yang sudah tak sadarkan diri itu, bagaimana caranya dia mengganti pakaian gadis kecil ini, tidak mungkin bukan dia yang menggantikanya, bukan Raynard takut dia terangsang. Bagaimana pun dia bukan pedofil yang akan menerkam gadis kecil yang tidak berdaya, tapi dia merasa tidak sopan walau hanya seorang gadis kecil, tapi tetap wanita bukan.
Tapi melihat gadis itu, dengan terpaksa Raynard mengganti pakaian gadis kecil itu dengan kemejanya, jika dibiarkan tetap memakai pakaian basah, gadis itu bisa mati kedinginan.
Setalah mengganti pakaian gadis itu, Raynard membuat segelas coklat hangat untuk gadis itu. Mungkin saja gadis itu segera sadar, dan benar saja tidak lama setelah itu gadis itu mulai membuka matanya. Dengan perlahan Gadis kecil itu mengerjabkan matanya, tampak netra indah itu menyesuaikan cahaya yang masuk ke pupil matanya.
"kau sudah sadar."
Gadis kecil itu tersentak, dengan kepala yang masih terasa berat gadis itu bangun mengubah posisinya menjadi duduk. "aku dimana?" guman gadis itu, yang masih bisa didengar oleh raynard. Tentu saja didengar, bahkan suara yang jauhnya beratus meter mampu Raynard dengar. Itu salah satu kelebihan vampire.
"minumlah dulu." Raynard menyodorkan mug berisi coklat hangat, dan gadis itu segera mengambilnya. "hm...sorry sir, aku dimana?" tanya gadis itu ragu, tampak wajah lugunya memancarkan ketakutan.
"tenang saja, aku bukan orang jahat. Aku menemukan mu sedang meringkuk disemak-semak."
Gadis itu berjenggit terkejut, dirinya seakan mengingat sesuatu. "mommy!" rengeknya tiba-tiba, dan membuat Raynard panik saat mata gadis itu sudah mulai berkaca-kaca. "hei...jangan menangis," seru Raynard panik.
Seakan tidak peduli dengan ucapan Raynard, gadis itu tetap meraung menangis bahkan bertambah histeris, Raynard kebingungan mau bagaimana membujuk gadis itu diam.
"mommy....hiks...hiks...aku mau ber—temu mom—my," ucap gadis itu tersedu-sedu.
"oke kau akan bertemu mommy mu tapi tunggu hujan reda, jadi berhenti menangis, oke?"
Tangis gadis itu mulai mereda, tapi masih segukan. Dengan polosnya gadis itu mengucek matanya, dan menahan agar ingusnya tidak keluar. Raynard memberi gadis kecil itu sapu tanganya, dengan segera gadis itu mengelap ingusnya dengan sapu tangan pemberian Raynard.
"janji paman?" gadis itu menaikan jari kelingkingnya, meminta Raynard membuat pinky promise. Raynard tertawa, dan dengan gampangnya juga menautkan jari kelingkingnya yang lebih besar dibandingkan dengan gadis itu.
"aku berjanji, saat hujan reda kau akan bertemu dengan mommy mu,"
Gadis itu tersenyum senang menampilkan gigi putihnya, bahkan pipinya yang merah itu tampak cabi saat tersenyum. Seakan gemas dengan wajah polos gadis itu, Raynard dengan sepontan mencubit pipi gembul itu pela, gadis itu tertawa saat Raynard mencubit pipinya.
"karena aku sudah berjanji, sekarang katakan mengapa kau bisa ada disemak-semak saat hujan seperti itu. Apalagi ditengah hutan, apa mommy mu tidak menjagamu?"
Gadis kecil itu memainkan ujung kemeja Raynard yang dirinya kenakan, tampak wajah tertekuk. "kau tidak mau menceritakan? Baik aku tidak akan mengantar mu ke mommy mu," ucap Raynard memancing gadis itu agar berbicara.
Gadis kecil itu menggelengkan kepala "kau sudah berjanji paman, kau tidak boleh melanggar janjimu, nanti sinterklas tidak akan memberimu hadiah saat natal jika suka mengingkari janji," ucap gadis itu mengebu-gebu.
Raynard tertawa, lihatlah raut kesal dari gadis kecil didepanya ini. Bahkan dia masih percaya sinterklas, Raynard bisa memperkirakan bahwa gadis kecil ini berusia sekitar 12 tahun.
"kenapa paman tertawa?!" sunggut gadis kecil itu, Raynard menghentikan tawanya. "Oke....aku akan menepati janji tapi ceritakan dulu mengapa kau bisa ada disana," ucap Raynard. Gadis itu menunduk, dengan pelan gadis itu berkata, "tapi jangan marahi aku jika sudah bercerita uncle, aku tidak nakal," ucap gadis itu pelan.
"oke, aku tidak akan marah."
"sebenarnya aku dan mommy sedang berlibur di vila pinggir hutan, saat aku sedang main di halaman vila, aku melihat seekor kelinci, karena kelinci itu tampak lucu aku mengikuti kelinci itu sampai aku lupa arah jalan pulang, aku sendirian dan ketakutan. Saat hujan turun, aku bingung mau berteduh dimana. Dari buku yang pernah aku baca, berteduh dibawah pohon saat hujan tidak baik, nanti akan tersambar petir, maka dari itu aku bersembunyi disemak-semak. Aku melanggar peringatan mommy agar tidak jauh dari vila, Maaf." ucap gadis itu bercerita dengan suara lirih.
Raynard tersenyum, gadis kecil ini meminta maaf padanya. Padahal seharusnya pada mommy nya. "Paman tidak marah?" tanya gadis itu polos. Raynard tersenyum lalu mengelus surai pirang gadis itu.
"mengapa paman harus marah?"
"karena aku nakal."
Lagi-lagi Raynard tertawa dengan kalimat polos gadis didepanya ini. "baiklah...sekarang ganti baju mu, paman akan antarkan kau pada mommy mu, hujan sudah mulai reda." Raynard akan beranjak dari tempatnya, saat tangan mungil gadis kecil itu menarik tanganya.
"Paman, terimakasih." senyum gadis kecil itu merekah sampai matanya menyipit dan Raynard menyukai senyum itu, tampak manis.
-
Saat ini Raynard sedang menggandeng tangan gadis itu didepan sebuah vila yang berada dipinggir hutan. "sekarang masuk, pasti mommy mu sudah cemas mencari mu," ucap Raynard sambil berjongkok mensejajarkan tingginya dengan gadis itu.
Lagi-lagi gadis itu tersenyum manis, dan mengucapkan terimakasih. "terimakasih paman Rain, kau baik." Raynard menyeritkan dahi bingung, siapa yang disebut oleh gadis kecil ini.
"Paman rain? Siapa itu?"
"Paman, karena paman sudah menolongku saat hujan. Nama uncle adalah Rain."
Raynard terterkekeh mendengar julukanya yang diberikan oleh gadis polos yang ditolongnya ini. "kau menggemaskan sekali," ucap Raynard sambil menarik pelan hidung mancung gadis itu. "sudah masuk segera." gadis itu mengangguk, tapi sebelum melangkah jauh, gadis itu berbalik dan mengecup pipi Raynard sambil mengatakan terimakasih sekali lagi.
Raynard tersenyum manis sambil mengelus pipi gembul itu. "siapa nama mu?" tanya Raynard. Gadis itu tersenyum, "namaku, Anna," ucapnya ceria. Gadis itu segera berlari sambil sesekali melambaikan tangan kerah Raynard. Sedangkan Raynard tertawa geli dengan tingkah gadis itu.
"sampai berjumpa lagi Anna"
Tbc.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Two King.
FantasyAnnatasya trapattoni, seorang agen properti berusia 28 tahun.