Aku berlari terus menerus seakan rasa lelah tak sudi menghampiri ku.
"dia" terus mengejarku dan menghampiri ku dari segala arah, seakan ingin berbicara."aira~" suara samar seperti memanggil ku, berusaha untuk bangun tapi apa daya tak bisa. Aku mencoba segala cara agar bisa bangun dari mimpi ini dan dengan membaca ayat suci al-qur'an aku bisa bangun dan membuka mata ku.
Aira masih tertegun di pinggir tempat tidurnya ia memikirkan mimpi yang ia alami begitu terasa nyata namun sulit untuk di ekspresi kan melalui kata-kata.
Tok~Tok~Tok~
Aira tersadar dari lamunanya, dan mendapati tantenya berdiri di depan pintu dengan setelan baju rapi.
"rara, tante akan pergi beberapa bulan kamu tante titipkan di rumah bude ya"sambil merapikan blazer -nyaAira kecil hanya bisa mengiyakan apa yang dikatakan tantenya. Aira bergegas mandi dan sarapan sendiri sedangkan tantenya duduk menunggu aira selesai sarapan.
07:15
.
KatinganSesampainya di rumah bude nya aira disambut kakak sepupunya Airin ningrum mereka cukup akrab sehingga setiap kali Aira di titipkan ia tidak merasa bosan.
Sore
"kak, rara bosen nih, kita main petak pet yuk" ajak aira dengan penuh harap " petak umpet? Oke, tapi rara ya yang harus cari kakak" saut airin.
Aira mulai menghitung di tembok sambil menutup matanya. " 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10"dengan lantang aira menyebut angka tersebut dan membuka matanya.
Dengan semangat aira mencari airin di setiap ruangan, bolak balik dari satu ruangan ke ruangan lain. Sampai di suatu kamar yang tidak pernah aira masuki namun dengan tekadnya aira membuka pintu tersebut dan meneliti sekitar, aira yakin jika kakak sepupunya itu ada di sini, namun nihil ia tak menemukannya, aira pun pergi dari kamar tersebut dan mencari airin.
Aira berjalan menulusuri rumah dan berhenti tepat di belakang pintu tua ia ingin membukanya namun ada seseorang yang memperhatikannya
Dengan tangan yang memegang gagang pintu "Aira~" suara memanggil namanya persis seperti di dalam mimpinya, ia membalikan badan namun tidak ada orang dan kembali fokus pada pintu tua tersebut. Aira memutar gagang pintu tersebut dan membuka secara perlahan, ia melihat sebuah ruangan berbeda dengan lainnya. Ia memasuki ruangan yang dihiasi dengan kain satin dan ornamen pahatan kayu serta jendela yang memperlihatkan cahaya senja sore dengan penasaran yang tinggi aira berjalan sambil melihat-lihat isi ruangan tersebut.Ruangan gelap yang hanya diterangi oleh cahaya matahari senja yang menembus tirai jendela dan membuat ruangan tersebut terasa mencekam
"halo~"tidak terdengar jawaban, sepertinya tidak ada orang di ruangan tersebut
Aira memutuskan pergi dari ruangan tersebut namun perhatiannya teralih pada sebuah benda di meja yang tetutup kain satin putih. Benda tertutup itu berbentuk panjang aira mendekat dan membuka yang ia lihat adalah sebuah alat permainan zaman dulu Dakuan berbentuk panjang dengan lubang delapan terbuat dari kayu jati dan ulin berdominasi dengan ukiran zaman dulu dan terdapat ornamen seperti mangkuk kecil di kedua bagian sisi yang terisi biji Dakuan.
" punya siapa ya? Apa punya ka airin? Kalo benar punya ka airin aku bawa aja deh ke kamar"dengan senyum yg terukir aira membawa Dakuan tersebut dengan hati-hati menuju kamarnya.
"Aira.."teriak airin panik yang tidak kunjung menemukan aira sejak sore tadi sampai senja airin mencari ke segala tempat namun tak kunjung ditemukan dan airin memutuskan mencari di kamar aira dan betul dugaannya bawhawa aira berada di kamarnya dengan menyisir rambutnya yang pendek terlihat basah. "rara..kamu kemana aja sih? Kakak nyariin kamu, kamu menghilang saat kita main tadi" kata airin sambil mendekati aira dan duduk di kasur aira tepat dibelakangnya "kakak sih rara cariin gak ada jmyaudah aira main sendiri tadi" "emang kamu main apa? Kok gak ajak kakak sih"saut airin "aku tadi nemuin mainan kak bangus banget..rara boleh pinjam ya.." dengan membalika badan menghadap airin sambil memohon agar bisa meminjam kan mainan yang ia sebut " mainan? Mainan apa ra! Emang kamu dapat dimana?" tanja airin " tadi sih selama aku nyari kakak, aku masuk ada sebuah ruangan gitu kak tapi berbeda dengan ruangan yang ada dirumah ini aku kira itu kamar bude dulu, terus aku nemuin ini" sambil menunjukkan Dakuuan-nya .
Dengan bingung dan rasa was-was airin menyentuh permainan tersebut dan yang ia lihat dengan sekilas seperti potongan pazzel tidak jelas begitu cepat seperti petir namun tak jelas gambaran ia tangakap itu.
"kamu yakin ini dapet dirumah ini? Setahu kakak sih gak ada, tapi bisa saja bude menjimpan ini" dengan mencoba berfikir positif dan mencoba menenangkan fikirannya yang berkencambuk.Akan lanjut apabila aku ada waktu ya...
Ini cerita pertamaku yang bergenre horor dimohon bantuannya tolong kasih vote apabila kalian suka dan apabila ada kritik atau saran silahkan tinggalkan di kolom komentar
See you next guys
KAMU SEDANG MEMBACA
DAKU TAN
HorrorSebuah takdir yang tak diinginkan oleh seseorang dan dirinya sendiri. Aku berlari ke segala arah namun tak kunjung sampai. Aku bingung seakan semua jalan tak ada ujungnya, dan "dia" terus saja datang meminta...