20. Fall and meet the second

68 4 0
                                    

Ini adalah akhir pekan. Beberapa orang sudah mempersiapkan diri untuk liburan, jalan-jalan dan bertamasya. Bahkan ada yang hanya bermalas-malasan dirumah. Opsi yang terkahir adalah pilihan Eun jie. Hari ini tidak ada kegiatan yang dilakukan. Sejak tadi hanya berguling-guling tidak jelas di kasur dan ini masih jam setengah enam pagi.

"Hei! Putri tidur, cepat bangun!"

Terdengar suara teriakan wanita dan ketukan pintu yang cukup keras --itu Sohyun. Eun jie langsung membuka pintu kamarnya sebelum gendang telinganya rusak.

"Yakk! Tidak usah berisik seperti itu, aku sudah bangun tau."

"Hehehe... kalau tidak seperti itu, kau pasti tidak akan bangun dengan cepat. Tapi, tumben di akhir pekan seperti ini kau sudah bangun?"

"Pertanyaan tidak penting. Dalam rangka apa kau membangunkan ku pagi ini?"

"Begini, hari ini kan kita tidak kuliah dan kau juga pagi ini tidak berangkat kerja. Jadi, ayo lari pagi!"

Eun jie menatap Sohyun. Perlu diingat, Sohyun memang pandai dalam berbagai bidang olahraga tapi, tiba-tiba mengajak lari pagi itu sesuatu yang perlu dipertanyakan. Dibanding Sohyun yang kaget Eun jie bangun pagi, Eun jie lebih kaget Sohyun yang mengajaknya lari pagi.

"Tidak usah bertanya. Kalau kau mau cepatlah siap-siap. Kalau tidak, aku akan pergi sendiri. Bagaimana?"

"Karena aku kasihan, kalau nanti ada yang melihatmu lari pagi sendirian, sehingga terlihat sekali kalau kau tidak punya kekasih. Jadi, baiklah aku ikut."

"Kalau mau katakan saja iya, jangan malah membahas yang lain. Tidak berkaca, huh? Aku tunggu kau, cepat."

Eun jie terkekeh mendengar ucapan Sohyun, ia segera kembali ke dalam kamar dan bersiap-siap.

Dan disinilah mereka, di sebuah taman kota yang jaraknya mereka tempuh dengan naik bus. Eun jie tadi sedikit menggerutu. Bagaimana tidak, masa lari pagi saja mereka harus pergi dengan bus dulu, kenapa tidak di dekat daerah apartemen mereka saja.

Tamannya luas. Ada arena bermain anak kecil dan lapangan futsal, tapi tidak ada yang sedang bertanding. Disana tidak terlalu ramai dan yang datang benar-benar orang yang ingin berolahraga seperti mereka, yaitu lari pagi. Memang sih, ada beberapa yang sepertinya hanya duduk santai dan yah, ada juga sepasang kekasih yang berkencan. Itu membuat Eun jie memuji diri, karena jika ia tidak ikut maka Sohyun akan terlihat merana karena datang seorang diri.

"Kenapa kita kesini? Seperti di daerah tempat kita tidak ada taman saja."

"Kenapa? Kau mau pulang? Yasudah sana." setelah berkata seperti itu, Sohyun mulai berlari meninggalkan Eun jie.

"Kau yang mengajak tapi malah meninggalkan ku. Tunggu!"
Eun jie ikut berlari mengejar Sohyun.

Sohyun berlari menuju rimbunan pepohonan, ada jalan setapak disana. Bayangan tubuh Sohyun masih terlihat oleh Eun jie, karena ia belum berjalan di tempat itu. Sampai akhirnya ia berjalan ke sana dan terkagum melihat sekitarnya.

Jalan setapak di lalui dengan menaiki tangga, terdapat banyak pohon-pohon yang tumbuh disekitarnya. Jalannya pun berbelok-belok, sehingga saat didepan belokan jalan, kita tidak bisa melihat karena tertutup dedaunan dari pohon-pohon tersebut. Itu membuat seperti kita sedang berada di hutan. Hawanya pun sejuk. Kalau tadi Eun jie masih bisa melihat bayangan Sohyun, tapi ketika ia masuk ia tidak menemukan keberadaannya.

"Aku tidak tau kalau ada tempat seperti ini, indah sekali. Tapi kemana anak itu?"

Eun jie memutuskan berjalan saja sembari menikmati keindahan tempat itu.

Believe MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang