Bagian 8 : Destinasi Rasa

181 5 0
                                    

Walaupun aku tahu, kamu tidak akan membalasnya.
Walaupun aku tahu, sudah ada dia diperjalanan kamu.
Walaupun aku tahu, memiliki kamu itu sangatlah sulit.

...

Adzan pun mulai memanggil-manggil untuk meredakan kesibukan manusia saat itu. Mulailah Bara pergi ke masjid untuk menunaikan sholat Maghrib. Terdengar suara gesekan sendal yang begitu merdu kala itu, membuatnya sedikit melupakan masalah pekerjaannya itu. Ternyata, semakin tinggi jabatan yang diamanahkan, semakin tinggi juga kewajiban yang harus dijalani.

Selepas adzan maghrib ia menghubungi Anna dan Gayo untuk berbincang-bincang. Karena kesibukan mereka di Rumah Kata, membuat mereka lupa akan mengistirahatkan pikiran. Ternyata, Anna punya pikiran yang sama. Langsung saja Anna menuju ke tempat kedai kopi tempat mereka biasa bertukar pikiran.

".... Gak kerasa udah lama juga Rumah Kata berjalan. Gak kerasa juga kita terlena sama kesibukan ini. Alias, kita jarang sekali ngobrol kaya gini. Jadi, kita mau ngobrolin apa nih? Hehehe tumben-tumbenan" sahut Anna.

Perkataan Anna membuat Bara dan Gayo tersentil. Ternyata, Bara ingin mengajak mereka beserta pengajar untuk mengistirahatkan pikirannya itu di Gunung Merbabu. Bara memilih untuk mendaki gunung Merbabu via Selo, daerah yang berlokasi di Boyolali, Jawa Tengah.

"Merbabu?" tanya Anna tersentak kaget yang kemudian memalingkan muka manisnya.

"Kenapa emang? Ada yang salah?" Tanya Bara dengan sangat heran.

"Engg... Enggak, Gapapa. Rencana kapan?"

"Satu tahun Rumah Kata aja, setuju? Nanti ajak pengajar yang lain".

"Wah boleh tuh.."

Bara tidak merasa kesulitan mengajak Anna untuk mendaki gunung. Karena, ia dipertemukan oleh Anna ketika mereka mendaki gunung Semeru. Ia hanya mengingatkan untuk memikirkan barang bawaan pribadinya saja, termasuk alumunium oil untuk mengantisipasi bahaya hipotermia dan oksigen agar mengantisipasi bahaya asma bahkan hipoksia saat summit attack.

Walaupun gunung Merbabu banyak direkomendasikan untuk pendaki pemula yang akan mencicipi ketinggian 3000 MDPL (Meter Di atas Permukaan Laut) tapi, sedia payung sebelum hujan itu perlu. Minimal, kita tidak merepotkan orang lain. Anna pun sepertinya mengikuti pesan dari Bara. Ia tidak ingin lagi terkena hipotermia ketika Anna mendaki gunung Semeru.

*****

Mulailah mereka mendaki gunung Merbabu yang berjumlah 8 orang. Tidak lupa Bara mengajak kawan seperjuangannya itu. Ya, Benar! Orang itu bernama Gayo. Gayo adalah orang asli Sumatera dengan berbagai macam keunikannya. Gayo yang memiliki nama lengkap Gayo Alatas itu adalah orang yang berhasil membuat Bara Aksara kagum. Karena, Bara merasa hidupnya jauh berubah menjadi lebih baik saat mengenal Gayo. Bagaimana tidak, kecintaan Bara dengan kopi ketika ia mengenal Gayo. Kecintaan Bara dengan buku saat ia pertama kali berkunjung ke rumah Gayo. Dan yang pasti, Gayo tidak pernah sekalipun untuk membuka aib orang lain, dan Gayo juga tidak pernah mengeluh akan pahitnya hidup.

Mungkin alasan Gayo tidak ingin menjadi sosok seperti itu karena ia lahir di sebuah daerah tsunami pada tahun 2004. Kota Aceh adalah tanah kelahirannya. Pasca tsunami, membuatnya banyak belajar akan kehidupan dan kemudian ia terapkan di Jakarta. Orang tuanya meninggal saat kejadian itu. Ia sangat kagum kepada ayahnya yang hilang ketika menolong orang lain saat kejadian. Dan ibunya meninggal akibat tertimpa reruntuhan bangunan karena guncangan gempa yang sangat dahsyat itu.

Bahasa Dua Mata : Destinasi RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang