Chapter 25

508 12 1
                                    

Sejak meminum jus toge buatan Mamaku, aku menjadi lebih sering merasa mual dan terkadang juga sampai muntah. Bahkan melihat makanan pun enggan rasanya.

"Sayang, udah beberapa hari ini kamu gak makan dengan benar. Setiap ada makanan yang masuk kamu malah muntah. Kita periksa ke Dokter sekarang ya." Ajak Dave yang kini duduk mendekatiku di kasur.

"Ke Dokternya besok aja ya. Aku lagi gak mau keluar malam ini." Tolakku.

"Yaudah, kamu istirahat ya sekarang." Serunya padaku.

"Kamu juga pasti lelah kan karena capek kerja? Sini aku akan menidurkanmu." Ucapku sambil menepuk pahaku menyuruhnya untuk berbaring dipangkuanku.

"Kamu ini, aku menyuruhmu untuk istirahat. Kamu malah menyuruhku balik."

"Sudah ayo cepat kesini sayang, mau atau tidak?" Desakku.

"Tentu saja aku mau. Aku rindu tidur dipangkuanmu." Ungkapnya tersenyum setelah meletakkan kepalanya dipangkuanku. Aku pun mengusap lembut rambutnya.

"Tidurlah sayang. Biar besok fresh lagi kerjanya." Seruku padanya. Dave memiringkan wajahnya, ia mengelus perutku dengan tangannya.

"Aku berharap akan segera hadir malaikat kecil kita hidup di dalam sini." Ucapnya tersenyum. Dave mengecup lama perutku.

"Amin." Balasku atas harapannya. Dave menatapku lekat, perlahan ia bangun dari tidurannya dan mendorongku perlahan untuk berbaring. Aku diam saja dan menerima setiap perlakuannya.

"Aku merindukanmu sayang." Bisiknya sebelum ia mengecup telingaku. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, aku masih saja merasa malu saat ia mulai menyentuhku. "Aku sangat menyukai wajahmu yang malu-malu itu." Ucapnya pelan lalu menciumi leherku yang terbuka. Karena tidak tahan dengan perlakuannya, aku kembali membalikkan tubuhku dan memeluknya, Dave mulai mencium bibirku dan memberikan lumatan disana. Seketika rasa mualku kembali lagi, aku segera mendorongnya dan berlari menuju kamar mandi, memuntahkan semua isi perutku kembali. Napasku terengah karena aku merasa kelelahan dalam sehari ini aku sudah muntah beberapa kali.

"Sayang, kita ke Dokter sekarang ya. Gak ada tapi-tapian. Masak iya cuma habis makan jeruk sekilo dan minum jus toge kamu jadi begini." Ajak Dave kembali. Aku menganggukkan kepalaku, aku merasa tubuhku sudah tidak cukup kuat lagi menahannya.

Kami pun segera pergi ke klinik yang buka 24 jam yang letaknya tidak jauh dari rumah kami. Terlihat sekali dari mata Dave, ia sepertinya sangat mencemaskan keadaanku. Aku menggenggam tangannya berusaha menenangkannya.

"Aku baik-baik saja sayang." Ucapku tersenyum.

"Kita akan pastikan itu setelah kamu diperiksa." Ujarnya masih terlihat cemas.

Setelah dokter selesai memeriksaku, bahkan ia juga memeriksa urinku, dokter menyarankanku untuk melakukan USG. Kami pun menyetujuinya.

"Bapak sama Ibu, tidak usah khawatir. Ibu baik-baik saja, lihatlah sekarang ini ada si kecil yang hidup di Rahim Ibu." Ungkap dokter itu sambil menatap monitor USG.

"Benarkah itu Dok?" Tanya Dave bersemangat.

"Hmm.. testpacknya juga positif." Lanjutnya tersenyum.

"Sayang.. kamu hamil. Terima kasih sayang. Aku sangat mencintaimu." Ungkap Dave bahagia sambil berulang kali mengecup keningku dan pipiku bergantian. Aku hanya bisa tersenyum atas kebahagiaan yang Allah berikan pada keluarga kecil kami.

"Selamat ya Pak Buk." Ucap Dokter yang dikenal dengan nama Vera tersebut.

"Terima kasih Dokter." Ucapku.

"Berapa usia kandungannya sekarang Dok?" Tanya Dave penasaran.

"Jika dihitung dari hari haid terakhir Ibu Mila dan dari foto USG nya tadi, kira-kira usianya memasuki tujuh minggu." Jawab Dokter Vera.

Cintailah Aku...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang