43. Ajakan

374 19 0
                                    

"Karena yang pergi pasti akan kembali"

_____________________________________

Pagi ini Ticha sudah bangun lebih awal dari biasanya. Ia tak sabar manusia misterius itu kembali menelfonnya untuk mengajak bertemu. Ia kini sudah mandi dan berpakaian rapi meski waktu baru menunjukkan pukul setengah enam pagi.

Drttt.... Drtt....

Rupanya dari Rivan. Ia segera mengangkat panggilan video tersebut.

"hai! "

"udah bangun? "

"emang kelihatannya kaya gimana sih? "

"tumben"

"aku mau ketemu sama seseorang "

"siapa? "

"kasih tau nggak ya? "
Goda Ticha. Rivan hanya diam.

"kamu kapan pulang? "

"nggak tau. Kayaknya satu minggu lagi"

"lama banget?! "

"iya"

"kamu kog diam aja sih? "

"kamu cantik Cha"

Ticha diam. Dari tatapan Rivan sepertinya dia kurang menyukai tampilannya.

"ketebelan ya? "

"nggak. Udah perfect "

"serius? Kalau emang ketebelan aku hapus"

"nggak usah dihapus"

"tante Rahma dimana? "

"pulang"

"Kenna? "

"nggak tau. Dia sering nangis sekarang. Tiap ditanya, cuma geleng kepala "

"kenapa ya? "

"aku nggak tau, kenapa malah tanya?"

"hehe... "

"aku tutup dulu ya. Ada dokter"

"iya. Salam buat tente Rahma sama Kenna ya"

"iya"

"bye"

Video call itu pun putus. Tak berselang lama, ada pesan yang masuk.

1 new message
From 'unknown number'
Di taman dekat rumahmu

Taman? Dekat rumah? Jadi selama ini si manusia misterius ini tahu rumahnya? Tiba tiba ia bergidik ngeri. Bagaimana jika orang ini tiba tiba ingin menculiknya dan masuk kerumahnya kapan saja untuk mencuri barang barang dirumahnya?

Apalagi ia teringat berita sekilas di televisi ada korban pembunuhan sekeluarga. Dia menatap sekeliling.

"lagi ngapain kak? " sapaan Agatha yang tiba tiba membuat ia terlonjak kaget.

"nggak pa–pa"

Agatha hanya bengong dan setelah itu melenggang pergi. Seorang Agatha kini lebih menyukai keluar bersama sahabat sahabatnya.

360 Derajat [Completed] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang