11. Our Story

597 79 13
                                    

-Apology-

Malam itu senyum bahagia nampak terulas di bibir dua orang perempuan itu.
Tak ada satupun kemurungan diwajah mereka, yang ada hanya senyuman.

"Eomma.."

"Heum?"

Nayeon menatap putrinya. Sembari sesekali mengusap puncak kepalanya.

"Apa benar kalau aku... hamil?"

"Kau bahkan tidak tahu? Aigoo"

"Mana mungkin aku tahu, memangnya aku pernah hamil sebelumnya" Tzuyu mengerucutkan bibirnya.

"Dasar anak nakal"

Tzuyu menundukan kepalanya.

"Mianhe eomma.."






*ceklek*

Keduanya menatap kearah pintu, nampak Jinyoung dan Sana disana.
Bahkan Mingyu yang hanya bersembunyi dibalik tubuh ibunya.

Tzuyu mengangkat sebelah alisnya, sembari menatap aneh Mingyu.

'Tubuh sebesar itu masih mau bersembunyi? Pabo'

"Anyeonghaseo" sapa Sana disana, menghampiri Tzuyu lebih dulu.

Tzuyu menyambutnya dengan senyuman.

"Bagaimana kabarmu?" tanya Sana.

"Merasa lebih baik" Tzuyu mengulas senyumnya.

"Syukurlah.."

Sana menoleh kearah Mingyu yang hanya diam sejak tadi.

"Kenapa diam saja? Bukankah sejak semalam kau merengek minta ditemani kesini? Kau bilang mengkhawatirkannya setengah mati" ujarnya sedikit mengomel.

Mingyu meringis, kemudian menggaruk tenguk lehernya.
Tzuyu hanya datar melihat tingkah laku Mingyu yang benar-benar seperti orang bodoh.

"Lebih baik kita memberi mereka sedikit ruang" interupsi Jinyoung.

Sana dan Nayeon mengangguk kemudian ketiganya keluar dari ruangan kamar Tzuyu.

Sementara Mingyu masih mematung menatap Tzuyu disana.
Bukan takut alasannya, tapi pria itu terlalu terpesona bahkan hanya dengan wajah pucat seorang Tzuyu.

"Kau mau apa?" tanya Tzuyu datar.

Mingyu duduk diatas ranjang tidur itu, kemudian menatap Tzuyu lagi.
Tzuyu hanya diam.
Bahkan ketika tangan Mingyu mulai mengusapi kepalanya, ia hanya diam.

"Aku merindukanmu.. Sangat" Mingyu tersenyum simpul.






*greep*

Tzuyu memeluk Mingyu tiba-tiba saja. Membuat Mingyu sedikit terkejut.

"Aku juga...rindu"

Senyum Mingyu mengembang mendengar penuturan yang ia tunggu dari bibir gadis itu.

Kemudian Mingyu mengusapi kepala hingga rambut panjang Tzuyu. Membuat Tzuyu semakin mengeratkan pelukannya.

"Bagaimana rasanya..?"

"Soal apa?"

"Mengetahui bahwa kau akan segera menanggung beban diperutmu nanti..?"

"Cih. Kau terlalu bertele-tele kim mingyu" cibir Tzuyu.

Mingyu tertawa, rasanya sama seperti ketika ia jatuh cinta untuk pertama kalinya.

"Maaf karna tak bisa mencegah ini semua terjadi"

APOLOGY✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang