11-cahaya

20 3 0
                                    

Tak salah lagi, Ara uring-uringan setelah mendengar perkataan Jinyoung kemarin. Bahkan ia pulang sebelum pentas seni selesai, alasannya tidak enak badan.

Padahal yang tidak enak adalah perasaannya. Siapa juga yang bakal tahan kalau dihadapkan dengan situasi seperti itu? Ara menangis sejadi-jadinya sesampai di rumah. Tidak mau keluar kamar bahkan ketika dipaksa ibunya.

Baru mau membuka mulut ketika sepupunya, Guanlin, mendatangi rumahnya ketika mendengar kabar Ara ngambek tidak mau keluar kamar.

"Lagian lo yang ngolot kalo dikasi tau, mesti berapa kali gue bilang kalo lo emang suka ya kasitau ke Jinyoung, lah. Lo berdua udah bareng dari kecil apa susahnya ngomong git—" ucapan Guanlin terpotong.

"Ngomong gampang, coba lo jadi gue. Coba kemaren gue bilang, udah pasti Jinyoung bakal ngejauh, kan? Dia suka sama Shana, Lin."

"Ck, kenapa? Lo takut ngerusak persahabatan? Basi, bego. Kalo lo kemaren ngomong, siapatau Jinyoung berubah pikiran." Guanlin berdecak sebal.

"Tapi baguslah kalo Jinyoung jadi sama Shana, biar ship orang-orang selama ini jadi kenyataan, yakan? Gue mah apaan kalo dibandingin sama Shana." Ara menundukkan kepalanya.

"Jangan alay, geli gue liatnya. Cowok di dunia banyak, Ra. Kalo nggak bisa Jinyoung, masih ada Woojin noh temen gue nganggur kelamaan jomblo."

GLITCHED | ONHOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang