Mentari

207 7 0
                                    

Suara tawa menggelegar menghiasi meja kantin dengan taplak biru tersebut. Keempat cowok dengan tingkat ke gantengan yang berbeda membuat banyak pasang mata yang sedang berada ditempat itu menoleh. Bahkan ada yang secara terang-terangan memuji kegantengan keempatnya.

"woi aelah diem-diem bae. Ngopi apa ngopi, " teriak Galang disertai gejrengan gitar dari Abdul menambah kehebohan meja kantin itu.

Samudera yang berada disana tak kalah heboh dengan ketiga sahabatnya. Cowok ganteng itu sampai menggebrak meja karna tawa yang disebabkan oleh lawakan garing Azka. "Sam gila anjir, gue curhat dia malah ketawa. " ucap Azka sambil menatap heran Samudera yang masih tertawa heboh dengan tangan yang memegang perut.

"curhat lo gak berbobot, badak. " celoteh Abdul tanpa melihat lawan bicaranya.

"lo sih begonya sampe ketulang, selingkuh kok sama satu sekolah. Ya ketauan lah dodol, kalo mau selingkuh tuh belajar dulu sama Sam, dia jagonya. " Samudera yang baru berhenti tertawa langsung menabok kepala Galang membuat cowok dengan mata coklat itu mengaduh kesakitan.

Kemudian dengan cepat Galang membalas tabokan itu dengan sentilan di telinga Samudera sampai telinga itu merah. "gak usah nyentil kambing, gue tuh setia ama bebep Mentari tau. "

"Halah, setia. Setiap tikungan ada ya kan? " alis Abdul yang tebal itu ia naik turunkan dengan wajah seperti menggoda Samudera.

"bacot ih kalian para netijen, mending hibur gua aja. Kesel anjir gue di cidukin, berasa ikut acara ucapkan putus. " dengan tampang lesunya Azka mempukul-pukul meja kantin.

Samudera dan kedua temannya, Abdul dan Galang tertawa. Kemudian gejrengan Abdul membuat Samudera mengeluarkan suara emasnya.

hei sayangku, hari ini aku syantik
syantik bagai bidadari, bidadari di hatimu

Suara Samudera yang seharusnya berat seperti lelaki umumnya malah di centil cetilkan.

Banyak pasang mata yang melihat penampilan keempat cowok, oh tiga lebih tepatnya karena Azka tidak ingin ikut-ikutan. Ia malah menggeleng gelengkan kepalanya melihat kelakuan ketiga temannya.

hei sayangku, perlakukanlah diriku
seperti seorang ratu, ku ingin dimanja kamu

Gejrengan gitar Abdul menambah kehebohan geng Samudera. Bahkan sekarang Galang tengah berjoget sambil berduet dengan Samudera.

emang lagi manja, lagi pengen dimanja

pengen berduaan dengan dirimu saja

emang lagi syantik, tapi bukan sok syantik

syantik syantik gini hanya untuk dirimu

Suara Galang mengakhiri penampilan dadakan yang dilakukan oleh empat cowok ganteng itu. Mereka berempat tertawa bersama, banyak juga yang iri dengan kebersamaan antara Samudera, Galang, Abdul, dan yang paling waras Azka.

Perbedaan itu yg membuat persahabatan Samudera tampak terikat sekali. Jika ada masalah mereka pasti akan berembuk untuk menyelesaikannya walaupun dengan saran yang mengejek, tapi sebenarnya mereka semua mau sahabatnya cepat menyelesaikan masalahnya.

"Galang jogetnya mantep ye, keliatan suka nongkrong diacara dangdutan. " ucap Azka yang habis menyeruput minuman adek kelas yang ia stop dengan seenaknya.

Galang yang merasa dirinya bakal dihujat langsung saja mengalihkan topik pembicaraan, "Sam juga hapal aja lagunya, ketara banget suka ngestalk aplikasi jaman now kan? Apa lo juga buat Sam, yang goyang dua jari gitu. " oceh Galang membut Abdul dan Azka tertawa. Samudera hanya tersenyum jenaka seakan ia tak mempersalahkanya.

"Lah, bukannya lo ya Lang. Yang ngajarin gue cara pakenya. Lo juga yang donlotin app nya, ngaku lo badak, " pelototan Samudera terhenti karna ada telapak tangan yang memukul keras bahunya.

Teriakan nyaring di telinga Samudera membuat cowok itu tau siapa yang mengganggunya.

"KUDA NIL! ih lo mah, kesel anjir pulpen gue kenapa lo gigitin sih ujung nya. Kekurangan daging hah dirumah?! "

"terus buku tulis gue kenapa lo coret coret, kambing. Kuker banget sih megang megang barang gue. Awas lo pegang lagi gue tebas anu lo!" marah seorang gadis dengan wajah yang memerah.

Jika mereka hidup di film maka gadis itu akan mengeluarkan asap dari kedua lubang hidungnya. Hanya saja ini kehidupan nyata bukan film.

"yailah beb, ntar gua ganti. Mau berapa? Satu kardus? Atau sama gudang-gudangnya? Ntar aku bawain buat kamu. " ucap Samudera dengan senyum menggoda serta mata genitnya.

Ketiga teman Samudera hanya tertawa melihat kelakuan absurd Samudera. "sumpah, muka lo sam mirip om om cabul sat," tawa membahana terdengar dari Galang sampai cowok itu mengeluarkan air mata.

"awas lo kalau gak ganti, gua tabok nih bibir lo yang katanya sexy. " setelah berucap itu Mentari langsung meninggalkan kantin bersama teman sekelasnya.

Samudera hanya tertawa kecil melihat cara jalan Mentari yang dihentak-hentakan dengan wajah cemberut khas yang ia punya.

"ayank gue kalo lagj marah serem juga ye. " goda Abdul sambil menoleh kearah Samudera. Sam yang mendengar langsung saja menempeleng Abdul membut cowok itu meringis.

"apapun itu, gak ada yang boleh ambil Mentari dari gue. "

***

Disebuah ruangan putih dengan ventilasi yang cukup memadai, seorang cowok duduk dikursi kayu panjang dengan meja putih yang ada didepannya.

Jari nya mengetuk meja kayu itu, menghilangkan kebosanan karna menunggu seseorang.

Tak lama bunyi besi yang beradu membuat cowok itu mengeraskan rahangnya seperti ada masalah pada seseorang.

"ouh, ouh bos gue. Apa kabar bro? "sapa dengan senyum yang dibuat manis orang itu bertanya pada seseorang yang di depannya.

Sam, seseorang itu menatap dengan tatapan tajam yang ia punya. Tatapan itu seperti marah, benci, kecewa yang ia punya. "jangan belagak sok baik njing, gue kesini cuma minta lo jangan ganggu kehidupan gue lagi. "

Orang yang ada di hadapan Samudera menaikan sebelah alisnya. Seperti menantang Samudera. "ganggu? Gue aja ada di penjara, gimana gue mau ganggu lo Gar?"

"gue tau lo akan bebas tiga bulan lagi, intinya gue cuma mau lo jangan recokin hubungan gue seperti dulu, " ketika mengucapkan kata 'dulu'mata Sam seperti menerawang kearah masa lalunya dimana semuanya kacau. Hanya ada hitam di hidupnya.

"hm, menarik. Lo sampai tau gue akan bebas 3 bulan lagi. Emang ya lo Gar, sahabat terbaik gue. " ucap cowok itu sambil memainkan borgol yang mengapit tangannya agar tidak bisa melarikan diri.

Samudera yang mendengar itu menjadi marah. Ia menatap intens orang yang ada di hadapannya. "sahabat? Hahaha, bulshit anjing. Gak ada kata-kata itu setelah kejadian yang menimpa dulu. Lo lupa atau pura-pura gak tau? "

"well, gue salah. Gue minta maaf, oh ya gimana kabar Keyla? Cewek kesayangan gue baik-baik aja kan? " tanya orang itu beruntun pada Samudera.

Samudera berdiri, hendak pergi dari tempat menyesak kan dadanya. "cukup panggil gue Gara, dan jangan sekali-kali lo panggil Mentari, Keyla.gue benci itu. Sampai lo buat Mentari celaka lagi, gue gak akan segan-segan bunuh lo Rald, " setelah berucap itu Samudera pergi menenteng tas gemblok hitamnya.

Cowok yang tadi Samudera temui hanya tersenyum licik, alisnya di naikan keatas seperti psikopat. "lo bodoh Key, gue cinta lo dari dulu. Tapi lo kenapa pilih Gara yang jelas-jelas mempermainkan lo dulu. Gue akan ambil lo Key, tunggu aja sayang."

***

Haiii minal aidin wal faidzin semua. Maaf untuk semuanya yaaa, gua yang jarang apdet, typo, dan lain lain. Dan yeah gue stuck bat sama ini cerita. Hehehe

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SeMen CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang