"niichan, demi aku, tolong buat Itachi-nii bahagia, karena dia adalah cinta pertama ku, pangeran ku dan impian ku selama 5 tahun ini, aku akan benar-benar membunuh mu jika kau menyakitinya"
Perkataan itu terus terniang di kepala Kurama bagai kaset rusak dan terus terulang-ulang, rasanya sekarang tidur pun tak terasa nyaman
Kurama membangkitkan tubuh nya dan menduduki sisi ranjang, entah mengapa ia merasa sangat bersalah sekarang.
"bukankah lebih baik satu yang tersakiti dari pada semuanya tersakiti ?"
Kurama menggenggam erat tangannya, ia menghela nafas lelah, "dibanding diri ku, Naru lebih memiliki pikiran yang lebih dewasa" gumam Kurama kemudian ia kembali membaringkan tubuhnya pada kasur nya yang empuk, ia menatap langit-langit kamarnya yang memiliki corak abstrak menyerupai bintang di atas nya, itu adalah perbuatan Naruto saat masih kecil, karena ceroboh Naruto melempar cat putih ke langit-langit kamar Kurama hingga itu membentuk langit dengan corak abstrak
"kita sudah bukan lagi anak kecil Naru, sampai kapan kita harus memperebutkan sesuatu ?" gumam Kurama "kita harus berpikir jernih, kita tidak bisa egois, kita harus belajar mengalah"
"kaachaannn, niichan tidak mau memberikan kue nya pada ku !! huwaaaa" adu Naruto kecil sambil terisak pada Kushina
Kushina menggendong tubuh mungil ke pelukannya mencoba untuk menenang Naruto kecil itu kemudian ia menatap Kurama yang menatap canggung sang ibu, "Kyuu-chan" panggil Kushina pada Kurama
"maafkan aku, kaachan"
Kushina tersenyum pada Kurama, ia menghampiri Kurama dengan Naruto yang berada di pelukannya, ia membelai pelan surai merah Kurama, "Kyuu-chan kaachan tidak pernah meminta mu untuk terus mengalah pada Naru-chan kau boleh egois walau itu sedikit" ujar Kushina dengan senyuman lembut pada Kurama
"tapi aku adalah kakak nya"
"apa Kyuu-chan ingin menjadi kakak yang baik ?" tanya Kushina pada Kurama, Kurama mengangguk pelan membuat Kushina tersenyum, "kakak yang baik adalah seseorang yang bisa mengajari adik nya dengan baik, bagaimana mengalah saat di waktu yang tepat dan bagaimana menjadi egois saat di perlukan, karena menjadi pribadi yang baik membutuhkan keseimbangan pada sikap nya" jelas Kushina pada Kurama yang menatap nya dengan pandangan yang berbinar, Kushina yang melihat itu tersenyum pada Kurama, "sekarang kau yang menentukan Kyuu, apa sekarang kau ingin menjadi egois dan mengajarkan adik mu untuk mengalah atau kau ingin mengalah untuk keegoisan adik mu ?"
Bayangan masa lalu mulai terputar di otak Kurama, jika di pikir-pikir ibu nya benar-benar mengajarkan nya dan Naruto dengan sangat baik, tidak seperti ibu pada umumnya yang mencari jalan pintas cepat, Kushina benar-benar menyelesaikan dengan baik permasalahan nya dan Naruto selama ini
***
Kushina sedang berada di mood yang sangat baik pagi hari ini, ia memasak dengan sangat telaten sambil bersenandung ria hingga tidak menyadari bahwa Kurama sudah berada di belakangnya
Kurama menghampiri sang ibu kemudian memeluk nya dari belakang membuat Kushina terkejut, hampir saja ia menjatuhkan pisau, Kushina menoleh mendapatkan Kurama di belakangnya sedang memeluknya erat, "kegilaan apa lagi ini ?" tanya Kushina penasaran pada sang anak sulung "jika kau ingin di belikan sesuatu kau tidak perlu merayu kaachan kau tahu, kau hanya butuh merayu touchan menggunakan jurus maut mu itu" ujar Kushina pada Kurama
"kaachan aku memiliki pertanyaan" ujar Kurama tiba-tiba
"kaachan tidak suka pertanyaan menjebak" balas Kushina sudah curiga
KAMU SEDANG MEMBACA
Dwarf in Love (SasuNaru)
Fiksi PenggemarWARNING ! SasuNaru. Yaoi. Alternative Story. Rate : Teen s/d Mature Character belong to © Masashi Kishimoto Story Suatu hari hiduplah seorang kurcaci kecil yang tersesat di dalam hutan, dia sendirian di dalam hutan gelap ini, ia berharap ada seorang...