Part 8

2K 82 0
                                    

"Tadi sebelum gua pergi kekantin, Caca juga masih ada disini. Tapi pas gua masuk kelas, Caca udah gak ada dan gua liat tempat bekalnya Caca tadi terjatuh.." Ujar Tia sambil menjelaskan ke Vino...

"Astaga, kalo gua tau bakalan kaya gini. Gua gak bakalan ninggalin Caca sendirian dikelas, karena gua kira ada lu yang bakalan nemenin si Caca..." Ujar Vino yang menarik rambutnya frustasi...

"Maaf Vin, gua juga nyesel. Kalo gua tau bakalan kaya gini kejadiannya, gua pasti udah ngotot untuk ngajak Caca ke kantin tadi.." Ujar Tia yang menahan tangisnya karena dirinya khawatir dengan sahabatnya...

"Yah udah gini aja, kita berpencar mencarinya. Lu cari kesetiap kelas, kalo gua cari ke halaman belakang sekolahan ini. Kalo lu udah ketemu, nanti lu kasih tau gua.." Ujar Vino...

"Iya Vin, nanti gua telpon lu. Kalo gua udah ketemu sama Caca..." Ujar Tia...

Vino dan Tia langsung berpencar untuk memudahkan mereka menemukan Caca...

Jujur Vino sangat khawatir dengan Caca, dirinya takut terjadi apa-apa dengan pujaan hatinya...

Vino udah mencari keseluruh halaman belakang sekolahan tapi belum ada tanda-tanda adanya Caca, tinggal satu tempat yang belum dirinya cari yaitu gudang belakang sekolah...

Vino langsung lari kearah gudang belakang sekolah, dirinya mencoba memanggil Caca agar Caca bisa mendengar suaranya...

"Ndut, lu didalam kan ?! Kalo lu didalam, tolong lu kasih tanda ke gua.." Ujar Vino..

Vino tidak mendengar suara didalam gudang belakang itu, namun dirinya seperti mencium bau busuk yang berasal dari dalam gudang itu. Vino menjadi berfirasat buruk, dirinya berusaha untuk membuka pintu gudang belakang itu...

"Aish..Sial, pake kekunci lagi. Terpaksa gua harus dobrak nih pintu, ntah kenapa gua seperti yakin kalo Caca ada didalam gudang belakang ini.." Ujar Vino...

Vino pun berusaha untuk mendobraknya namun gak bisa, tapi dirinya tidak menyerah untuk mendobrak pintu gudang belakang itu. Untungnya usahanya kali ini tidak gagal, dirinya telah berhasil mendobrak pintu gudang itu...

Vino kaget melihat keadaan Caca yang udah pingsan, serta badannya udah penuh dengan cairan telur yang baunya busuk...

"Astaga Ndut ?! Lu kenapa kaya gini ?!" Ujar Vino...

Vino pun langsung melepaskan ikatan yang ada dibadannya Caca, lalu dirinya langsung menggendong Caca untuk dirinya bawa kedalam mobilnya...

Tia yang melihat Vino yang sedang menggendong Caca pun langsung menghampirinya...

"Vino, Caca kenapa pingsan kaya gini ?" Ujar Tia...

"Gua juga gak tau ti, tadi gua nemuin si Caca didalam gudang belakang udah pingsan kaya gini. Mending kita sekarang bawa Caca kerumahnya, gua takut kalo dirinya kenapa-napa.." Ujar Vino...

"Iya, gua setuju sama lu. Gua juga khawatir sama si Caca, kalo gua tau siapa yang udah berani ngelakuin ini ke dia, udah gua hajar..." Ujar Tia yang marah dengan apa yang dilihatnya...

"Udah lu jangan marah dulu, yang penting kita bawa Caca dulu kerumahnya.." Ujar Vino...

Vino pun langsung meletakan Caca dikursi mobil belakangnya, lalu Tia menyarankan agar dirinya juga duduk dibelakang supaya Caca tidur dipangkuan nya...

Vino pun mengijinkannya, lalu dirinya langsung masuk kedalam mobilnya, kemudian dirinya langsung mengendarai mobilnya dengan ngebut, jujur sekarang dirinya benar-benar khawatir dengan keadaan Caca...

Untungnya jalanan sedang tidak macet, sehingga mempermudah Vino...

Sekarang mereka udah sampai dirumahnya Caca, lalu dirinya segera keluar dari mobilnya agar bisa menggendong Caca masuk kedalam rumahnya...

Tia pun memanggil ibunya Caca, agar segera membukakan pintunya...

Ibunya Caca yang sedang menonton tv, kaget mendengar ada yang memanggil dirinya dengan teriakan seperti itu...

Ibunya langsung membukakan pintunya, lagi-lagi dirinya kaget melihat kondisi anaknya yang mengenaskan...

"Astaga Ca, kamu kenapa nak ? Kenapa kaya gini ?" Ujar Ibunya Caca..

Vino yang melihat ibunya Caca panik pun, mencoba untuk menenangkannya...

"Tan, tenang dulu yah. Mending kita sekarang bawa Caca masuk dulu, agar dirinya segera diobatin.." Ujar Vino..

"Yah udah, sekarang tolong bawa Caca kekamarnya yah. Biar tante yang gantiin bajunya Caca dulu.." Ujar Ibunya Caca...

Vino yang mendapatkan ijin pun langsung membawa Caca ke kamarnya, lalu dirinya disuruh keluar sebentar oleh ibunya Caca karena ibunya Caca ingin menggantikan bajunya Caca terlebih dahulu...

Ibunya Caca pun yang udah selesai menggantikan bajunya Caca, langsung menangis karena lagi-lagi dirinya harus melihat anaknya seperti ini...

"Hiks...Nak..Hiks..Kenapa..Hiks..Kamu....Kaya..Gini..Hiks..?!" Ujar ibunya Caca sambil mengobati luka yang ada dikepalanya Caca...

Setelah selesai mengobati Caca, ibunya menyuruh teman-temannya Caca untuk masuk ke kamarnya Caca...

Vino yang panik pun langsung duduk disebelahnya Caca, lalu dirinya memegang tangannya Caca yang dingin..

Caca yang belum sadar dari pingsan pun, tidak tau kalo dirinya sekarang telah berada dikamarnya...

"Ndut, bangun. Gua khawatir sama lu Ca, gua suka sama lu Ca. Gua gak mau lu terluka kaya gini..." Ujar Vino...

Ibunya Caca dan Tia yang mendengar pengakuan Vino pun tidak kaget, karena mereka telah melihat dimatanya Vino yang pandangannya selalu berbeda setiap menatap Caca...

Caca yang mulai sadar pun, tiba-tiba menggerakkan tangannya dan detik kemudian Caca udah sadar dari pingsannya...

"Hah..Sakit..." Ujar Caca...

Vino yang mendengar suara Caca yang kesakitan pun menanyakannya...

"Ndut, dimana yang sakit hm ? Sini gua obatin.." Ujar Vino...

Caca yang mendengar suara Vino pun, mencoba untuk melihatnya...

"Vino..." Ujar Caca dengan suara yang pelan...

"Apa Ndut ? Apa yang lu rasa ?" Ujar Vino...

Vino yang melihat Caca seperti kesusahan berbicara pun, mencoba untuk memberikan air minum agar tenggorokan Caca tidak kering...

Caca pun segera meminum air yang diberikan oleh Vino...

"Gua takut Vin Hiks..." Ujar Caca yang menangis...

Vino yang melihat itupun langsung memeluk Caca agar Caca bisa tenang kembali...

"Hush..Ada gua ca, lu gak perlu takut lagi. Maaf yah tadi gua lama nolongin lu. Kalo gua tadi gak ninggalin lu, lu gak bakalan kaya gini.." Ujar Vino...

"Lu gak salah Vino, yang salah Rio. Dia yang udah buat gua kaya gini Hiks.." Ujar Caca...

Vino yang mendengar nama itupun, langsung mengepalkan tangannya dibalik punggungnya Caca. Sungguh dia sangat marah dengan tindakan Rio sekarang, dia berjanji bakalan kasih perhitungan ke Rio besok...

"Udah sekarang tenang yah, lu udah aman kok. Sekarang disini ada gua, Tia dan ibu mu..." Ujar Vino sambil menenangkan Caca yang masih sesenggukan..

Ibunya yang melihat anaknya yang menangis pun, tidak kuasa menahan air mata sedihnya...

Ibunya langsung memeluk anaknya dengan sangat erat, dia gak mau kehilangan anaknya...

"Nak, jangan buat ibu khawatir lagi. Jujur ibu takut kehilangan kamu nak.." Ujar Ibunya Caca..

"Ibu, jangan nangis. Maaf udah buat ibu jadi khawatir kaya gini.." Ujar Caca...

"Gak papa nak, yang penting kamu sekarang gak kenapa-napa. Tapi tadi kamu nyebut nama siapa ?" Ujar Ibunya Caca...

Vino lah yang duluan memberitahukannya ke ibunya Caca, karena dirinya tau Caca gak akan kasih tau..

"Rio tante.." Ujar Vino...

Ibunya Caca yang mendengar nama itupun, sepertinya dirinya pernah dengar sebelumnya...

"Rio ?! Kayanya saya pernah dengar sebelumnya.." Ujar ibunya Caca sambil berusaha untuk mengingatnya...

Kisah cewe gendut jatuh cinta dengan cowo dinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang