Hari Pertama Menjadi Seorang Istri

1.4K 19 0
                                    

Agisha bangun terlalu bagi dan membantu para pekerja rumah untuk membersihkan rumah dan memasak sarapan. Saat mertuanya bangun, masakannya sudah tersedia rapi di meja makan. Hari ini jadwal Agisha adalah perkenalan hari pertama mengajar dan setelah itu ia melihat-lihat rumah baru yang akan ia tinggali bersama Augie.
Dalam benaknya yang terdalam, ia berpikir, apakah keluarga ini akan menumbuhkan rasa cinta. Ia dari dulu memang mengagumi sosok Augie. Namun dalam benaknya, ia adalah sosok kakak yang hangat dan penuh karisma. Ia tidak pernah berpikir akan menikah dan hidup bersama Augie. Rasanya memang sakit harus merawat dan berbakti pada seseorang yang tidak pernah memandangnya sebagai pendamping hidupnya.
Saat Augie bangun, ia telah mendapat barang-barangnya tertata rapi. Baju kerjanya sudah tersiapkan. Begini rasanya memiliki seorang istri, gumamnya.
Setelah selesai mandi ia pun segera ganti pakaian. Lalu Agisha pun masuk saat ia hendak memakai dasi.
"Sini aku pakaiakan." Agisha tersenyum sambil meraih dasi yang akan dipakai Augie. Ia mengambil kursi kecil di bawah kasur Augie untuk mengimbangi tinggi Augie.
"Sudah selesai, habis ini langsung ke bawah sarapan ya, giliran aku yang mandi dan bersiap ke kampus. Jika kak Augie keburu ke kantor, aku bisa ke kampus naik taksi kok." Agisha mengambil handuk dan memasuki kamar mandi.
"Aku akan menunggumu. Ayo makan bersama." Teriak Augie
"Oh, aku tadi sudah makan setelah masak bersama mama dan papa kok Kak. Karena aku gak tega ngebangunin kakak yang tidur pulas karena kecapekan." Agisha menjawab dari kamar mandi. Suara hening dari luar kamar mandi, Agisha mandi sambil menyanyikan lagu ciptaannya sendiri. Kemudian ia keluar hanya dengan mengenakan handuk, begitu terkejutnya ia melihat Augie yang menunggunya sambil berbaring di tempat tidur. Ia pun akhirnya segera membalikkan badan menuju kamar mandi namun kakinya terpeleset dan akhirnya jatuh di depan kamar mandi.
"Aaaaa... Aduhhh.." teriak Agisha
Augie segera bangun dan menolong Agisha. Namun saat itu handuk Agisha terbuka dan bagian dadanya terlihat.
"Kakak mau ngapain. Merem, hayo merem. Aku akan membenahinya." Saat tanganya ingin membenahi handuk itu, ia malah berteriak kesakitan. Augie tanpa basa basi segera membopongnya. Agisha memejamkan mata karena malu dan Augie pun menganti baju Agisha kemudian menggendongnya keluar dan mengantarkan ke rumah sakit.
"Dasar ceroboh, kenapa bertingkah seperti itu sih?" Augie berkata dengan nada jengkel.
"Aaa... Tanganku sakit" Agisha fokus terhadap tangannya yang sedang digips.
"Anda mungkin tidak akan bisa menggunakan tangan kanan anda untuk seminggu ini. Maka minta tolonglah pada suami anda saat ingin melakukan sesuatu ya?" dokter tersenyum dan keluar.
"Denger tuh, kamu sudah memberiku tugas tambahan di awal hari setelah kita menikah." Lagi-lagi Augie berkata dengan nada jengkel dan cemberut.
"Maaf.." Agisha tertunduk dan merasa sangat bersalah. Ia kemudia ingin ke kamar mandi.
"Sini aku antar"
"Aku hanya sedikit nyeri saja di kaki. Tapi masih bisa jalan kok. Kakak berangkat ke kantor saja." Agisha bangun dengan sedikit sempoyongan.
"Hari ini aku masih cuti, jadi aku akan menemanimu seharian ini." Augie memgangi Agisha dan mengantarnya sampai depan kamar mandi.
Setelah itu ia menjaganya seharian dan banyak kerabat yang mengunjungi Agisha ke rumah sakit. Hari pertamanya menjadi seorang istri sudah membuat Augie kelelahan.
Saat tengah malam, alarm Agisha untuk minum obat berbunyi. Namun karena sangat capek, Augie tidak bangun. Agisha mengambil minum sendiri dan mencoba meminum obatnya. Perawat yang jaga malam yang melihat itupun akhirnya menolong Agisha untuk membukakan obatnya, karena Agisha terlihat sangat kesusahan.
"Sini saya bantu."
"ah, terimakasih."
"Kenapa tidak membangunkan suami anda saja?"
"Ah, saya tidak tega. Dia terlihat sangat kecapekan."
"Kalian memang benar-benar baru saja menikah kemarin kan ya?" Ungkap Perawat laki-laki itu
"Anda tahu?"
"Siapa yang tidak tahu tentang pernikahan anak pengusaha yang paling serasi itu. Sepertinya banyak orang yang patah hati saat pernikahan anda. Begitu pula saya. Hahaha" Perawat itu terang terang mengungkapkan perasaannya. Agisha sedikit takut dan akhirnya membalas dengan cengiran. Ia berharap Augie segera bangun. Akhirnya Augie benar-benar bangun dan segera menggantikan perawat itu membantu Agisha minum obat.
"Kenapa tidak membangunkanku sih?" Memegangi air minum dan mengarahkan ke bibir Agisha pelan.
"Kakak terlihat sangat capek. Jadi aku tidak tega membangunkan kakak."
"Lagi-lagi bicara seperti ini. Kamu seperti ini juga gara-gara tidak ingin merepotkanku kan? Apa kamu tidak menganggapku sebagai suamimu?" Nada Augie kesal.
"Maaf, aku akan beradabtasi dengan keadaan ini. Aku mulai saat ini, aku berusaha semaksimal mungkin menjadi seorang istri yang baik untuk Kak Augie" Agisha melayangkan pelukan hangat ke Augie. Menumbuhkan bumbu bumbu cinta pada dua hati yang tak pernah bertemu ini.

Jatuh Cinta Setelah MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang