4

10.6K 156 7
                                    


Keysha menutup pintu kamar mandi dengan pelan. Dia sungguh tidak menyangka kalau Raka akan menyinggung tentang masa lalu. Keysha ingat? Tentu saja! Hanya orang bodoh yang melupakan hal tersebut. Dia sengaja berpura-pura bodoh dan lupa. Kenapa? Bukankah aneh kalau kalian bertemu kembali setelah sekian lamanya, dan langsung membahas tentang tidur di ranjang yang sama?

Ditenggelamkan tubuh langsingnya itu ke dalam bathup yang terisi dengan air segar. "Ahhh... enak banget... " gumamnya. "Tapi, jahat ga sih kalau gue pura-pura amnesia gini? Apa gue harus ngaku aja, ya?" 

Keysha menyerah untuk memikirkan hal itu sekarang. Karena yang terpenting adalah memuaskan dirinya terlebih dahulu. Tangannya naik dan meraba dua dadanya secara bergantian. "Sshh...  Nngghhh... " dia menggigit bibir bagian bawahnya, gairahnya sudah tidak bisa terbendung lagi. Sejak tadi ujung putingnya sudah mengeras, karena Raka berusaha untuk tetap berbincang dengannya dalam kondisi telanjang Sambil membayangkan betapa tegapnya tubuh Raka, dan juga betapa besarnya junior Raka-masih junior tapi sudah besar-yang pernah dipegangnya dulu.

Tangannya perlahan turun ke bawah. Menjamah bagian tubuhnya yang memiliki rambut hitam lebat, dan kemudian menggeseknya dengan jari tangan kiri. Masturbasi tanpa bahan? Keysha selalu punya cara sendiri walau tanpa bahan, yaitu ingatan. Dia mengingat kembali saat pertama kali virginnya direnggut oleh seorang lelaki.

.

.

"Ra! Kita ngapain di sini?!" teriak Keysha yang sedari tadi menutupi telinganya.

Buk! berkali-kali dirinya tertabrak entah disengaja atau tidak. Kelap-kelip lampu menyilaukan matanya. Mereka sekarang sedang ada di kelab! Keysha bahkan sebelumnya sangat jarang keluar rumah, tapi Rara malah mengajaknya ke kelab dan membuat Key tersiksa.

"Udah, nikmatin aja! Goyangin tubuh lo sesuai ritme lagu, Key!" Rara tersenyum lebar sambil menggoyangkan tubuhnya mengikuti irama. Tanpa ragu, Rara langsung berdekatan dengan lelaki di sampingnya sembari menggesekkan tubuh mereka.

Itu merupakan pemandangan yang menyakitkan mata bagi Keysha. Hingga akhirnya dia memilih untuk menyerah. "Tauk lah, gue mau cari minum dulu!" pamit Keysha yang bahkan tidak bisa didengar oleh Rara yang sedang asik bercumbu dengan lelaki tadi.

Keysha berjalan linglung. Dia bingung. Tidak tahu harus memesan minum di mana. Terlalu banyak orang. Gadis-gadis berpakaian minim, rok pendek, tanktop, mereka semua berkeliaran di mana-mana dan itu membuat Keysha merasa makin pusing. Kemudian dia mendengus kesal. Menyesal karena sudah mau menuruti kemauan Rara untuk pergi ke tempat tak berguna itu.

Bug! lagi-lagi... dirinya tertabrak oleh seseorang. "Eh, sorry. Gue ga sengaja."

Niatnya untuk mengumpati lelaki itu pun menghilang ketika dia mendengar kata maaf. Keysha mengangguk dan memandang ke sekitar dengan bingung.

"Ada yang bisa gue bantu? Kayaknya lo baru kali ini dateng ke tempat beginian, ya?"

Keysha hanya bisa menatap tanpa berkata apa-apa. Dia tidak bisa menanggapi sembarang orang di sini.

"Ah, kenalin, gue Vian," mereka saling berjabat tangan, walau kentara sekali bahwa Key enggat membalasnya. "Mending elo ikut gue aja. Lo pasti haus kan? Di meja gue ada jus, kok!"

Poor Keysha, kepolosannya itu membuat dirinya begitu mudah tertipu oleh omongan buaya darat macam Vian. Diajaknya Keysha ke meja di mana banyak lelaki berkumpul di sana. Banyak dari mereka yang tidak begitu mabuk. Namun salah satu di antaranya nampak mabuk berat, seperti seorang pemula mengenai alkohol.

"Raka! Raka! Raka!" sorak mereka semua yang ada di meja itu. Ternyata yang sedang mabuk adalah Raka Perdana. Baru saja pulang ke Indonesia dan langsung dikerjai oleh teman-teman lamanya.

Tulus dan NafsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang