6.

355 30 0
                                    

"Jeno-ya.. kau taruh mana kemarin dekorasi yang kuserahkan padamu?" Tanyaku.

".. Yoonbyul.. kau..." Wajah Jeno tampak sangat bingung sambil sesekali melirik Jaehyun-ssi.

"Aku pergi dulu." Renjun menepuk pundak Jeno dan langsung pergi meninggalkan kami.


Kurasa Jeno kaget mengetahui aku dan Jaehyun-ssi bisa bersama seperti ini.

"Ya! Dimana?!" Bentakku.

"Mengapa Jae-hyung ada disini? Bersamanya?" Ucapnya kepada Jaehyun-ssi.

"Aku diberi tugas ssaem-nim untuk mengambil tugas kalian."

"Kalau begitu biar aku yang mengantar ke ssaem-nim. Yoonbyul-ah, ikut aku." Tanpa aba aba Jeno menarik tanganku pergi.

..

"Ya! Kenapa?!" Aku menghentikan langkahku ketika kami sudah lumayan jauh dari Jaehyun-ssi.

"Mengapa kau bisa bersamanya?" Jeno menatapku kasar. Raut wajahnya yang marah membuatku semakin bertanya tanya.

"HEI! Bukan urusanmu! Kau tidak suka melihatku dengan Jae-ssi?! Hah?!"

"Iya. Aku tidak menyukainya."

Tampak jelas wajah Jeno sangat serius. Seserius ucapan yang barusan ia lontarkan. Apa dia sudah gila berkata seperti itu? Apa maksudnya?

"Ambil saja barangnya sendiri dan berikan itu semua pada ssaem-nim. Kau merusak kebahagiaanku, Jen." Aku sangat kecewa padanya. Sangat.

Akhirnya aku pergi menuju kelas untuk memulai pelajaran karena bel sudah bergema sedari tadi dan itu akan merusak gendang telingaku.

.
.

Dengan membawa tas punggungku, kakiku berjalan menelusuri koridor untuk menuju kelas.

Kini mataku tertuju pada handphone yang kupegang. Aku tak peduli dengan larangan menyebalkan itu. Jika para guru ingin menyita handphoneku... silahkan saja.
Idc.

BRAK.

Badan belakangku terasa sakit setelah orang didepanku ini menabrakku. Entah sengaja atau tidak.

Ia memakai rok yang sangat pendek sehingga aku bisa melihat apa yang dipakainya dari bawah sini. Untung aku bukanlah yeoja mesum yang tertarik dengan hal semacam itu.

Tak salah lagi, Arihara. Ia menatapku dengan sok menyesal dan itu membuatku ingin muntah sekarang juga. Tak tanggung tanggung, ia mengulurkan tangannya untuk membantuku. Semua murid yang ada di koridorpun memusatkan matanya pada kami berdua.

Dengan kesal aku langsung berdiri tanpa mempedulikan bantuannya.

"Maaf, salahku." Ucapku.

"Ah.. aniyo.. maaf, aku yang salah. Aku tadi sedang tidak melihat kedepan jadi.. "

Jujur aku muak dengan perlakuannya. Saat ini semua murid sedang menatap Arihara kagum. Hah.. dasar.

"Baiklah tapi.." aku mendekatinya. "Perlukah aku meminjamkan rok bekas milikku padamu?" Aku membuka rok nya halus menggunakan jari telunjukku.

"YA!" Suaranya menggelegar.

Sekarang namja namja mulai melirik Arihara dengan tatapan mesum. Mengapa tidak sekalian ia ganti seragam didepan mereka? Itu akan menjadi sebuah pertunjukkan yang bagus.

"Hei! Kalian!" Lantas aku melihat kearah suara yang berasal dari belakangku itu.

Jeno berlari sungguh cepat menghampiri kami berdua.

My Little First Kiss • JenoLeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang